A : Don't Die

1.8K 226 123
                                    

Cantik tapi sayang, garang.

Pinter tapi sayang, badung*.

*badung:nakal

Baik tapi sayang, serampangan.

Kalau ada orang yang mengucapkan kalimat-kalimat diatas, Semi Eita tau itu tertunjuk untuk dirinya. Bukan terlalu percaya diri, tapi memang nyatanya begitu.

Semi cantik, banget malah. Punya tubuh proporsional. Tapi garang. Kalau marah udah kayak nenek ronggeng.

Semi juga pinter, buktinya dia murid beasiswa. Nggak gampang lho dapet beasiswa di sekolah yang isinya anak tajir semua. Yang punya tempat pendaratan helikopter pribadi. Nah, mamam tuh helikopter.

Tapi Semi ngefans sama guru BK-pak Ash, Semi itu cewe badung csan Akashi, Kuroo, dan Inosuke.

Semi Eita baik, walau badung dia masih faham sopan santun. Suka nolongin orang juga walau tampangnya nggak niat. Tapi seribu tapi, dia serampangan alias asal.

Karena ini sekolah khusus nan elite. Otomatis seragam nya juga nggak biasa. Putih Abu? Cuma buat hari senin pas upacara. Sisanya mirip-mirip sama seragam orang Koriyah dan Jepun.

Atribut banyak. Ribet. Semi males.

Semi nggak malasah di cap badung, 'cause she being badass in the right way gitu lho. So who cares bout nickname yang orang lain kasih?

"Kit, demi duit tuan crab, lo harus banget bantuin gue, nggak ada penolakan." Kata Semi heboh ke Kita Shinsuke-ketua osis yang bentar lagi lengser karena udah kelas dua belas.

Gini-gini Semi temenan sama ketos, anak langganan olimpiade, sampe ke bebi sugar juga Semi temenin.

Kita sibuk berkutat sama data-data calon osis baru, "Kamu dateng-dateng heboh banget."

"Ihh, pokoknya bantuin gue. Please, only you can help me this time." Semi memohon, Kita menghela nafas. Paling nggak jauh-jauh dari minta diringankan hukumannya. "Then tell me your problem."

Semi membuat gestur agar Kita mendekat, lalu membisikan sesuatu. "Ih apasih, kenapa harus bisik-bisik??"

"Stttt."

"Dengerin dulu dong ah."

"Iya iya, buruan apa? Tugas ku banyak Sem-hah sumpah demi apa??" Teriakan tertahan Kita akibat shock dengan apa yang dia denger dari Semi barusan.

Semi menutup wajah, berjongkok di sebelah Kita yang terduduk lemas. "Aaaakk- gue harus gimana??"

Kita memasang ekspresi hiperbola, "Fix. Ushijima udah miring otaknya."

.

Masuk lima menit sebelum bel sekolah adalah sebuah hal normal bagi Semi. Dengan seragam awut-awutan padahal masih pagi, kunciran kuda asal, dan hoodie besar juga earphone di telinga. Semi berjalan santai menuju gerbang.

Beda sama murid lain, yang dateng bareng mobil mewah dan para pelayan pribadi. Semi enggak, cause as you know dia itu murid beasiswa. Bukan berarti miskin, cuma nggak kaya. Middle class lah istilahnya.

"Pagi non Semi." Sapa pak Gojo ramah, si satpam baru sekolah. Satpam lulusan S1, yang aslinya anak direktur tapi sedang gabut dan memutuskan untuk menjadi satpam sekolah elite.

"Pagi pak, rokok mau nggak?" Semi menyodorkan rokok murahan dari kantong. Gojo menggeleng, "Nggak non. Takut radang."

"Emang pak Gojo nggak nyebat?" Semi heran.

Gojo tersenyum, "Nyebat non." Tambah heran. "Terus kok nolak?"

"Rokok nya terlalu murah, nggak cocok sama saya." Semi terjungkal. Astaga, dia lupa kalau satpam sekolah nya beda dari yang lain. Biasanya, pas SMP juga Semi selalu bagi-bagi rokok sogokan buat pak satpam.

Break All The Rules - ushisemi ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora