Mr. Cupid

86 8 25
                                    


Jimin tersenyum lebar pada kedua sejoli di hadapannya, meraih sebuah bungkusan yang disodorkan padanya dengan gembira, matanya membentuk lengkungan lucu yang membuat salah satu dari dua orang di hadapannya berseru gemas dan mencubit pipinya.

"Jin hyung, sakiiit."

"Lo sih, gemesin banget. Tapi sekali lagi makasih ya udah mau bantuin kami." Seokjin tersenyum manis.

"Hehehe, makasih juga udah percaya sama cupid amatiran kayak gue. Jin hyung sama Joon hyung klien ke-5 gue yang berhasil. Seneng banget gue jadi cupid gini, ketularan bahagia, bisa dapat kue juga hehehe." Jimin membusungkan dada bangga.

"Tapi ini beneran cukup kue satu potong aja?" Seokjin tertawa kecil melihat Jimin memandang kotak kue di tangannya dengan tatapan berbinar.

Jimin meringis senang, "Iya dong. Ini kue tiramisu dari toko yang gue bilang kan? Namjoon hyung ada ketemu Yoongi-hyung pas beli ini?

"Iya, dari toko itu kok." lelaki yang dipanggil Namjoon menjawab, "Engga ketemu hyung, tapi gue ketemu Ibunya."

"Aah, kangen Mama‒eh Ibunya Yoongi hyung, hehehe." Jimin berusaha tertawa, meski ia tahu senyumannya tidak terlihat tulus melihat Seokjin dan Namjoon yang tidak ikut tertawa.

"Udah 3 tahun, Jiminie, lo masih sayang sama dia kan? Jelasin sama dia kalau yang dulu itu salah paham." Seokjin mengelus rambut sepupunya itu.

Jimin menggeleng, "Percuma, hyungie, dia ga percaya sama gue padahal jelas-jelas gue yang ngejar dia dulu. Apa bedanya sekarang? Bisa aja hyung juga udah move-on?"

Ponsel Jimin bergetar menandakan ada pesan masuk, memutus ucapan Namjoon yang hendak berbicara. Jimin meminta izin mengeceknya sebentar setelah melihat sang pengirim pesan, yang tidak mengganti nomornya sejak awal mereka mengenal, yang nomornya masih dihapal Jimin meski sudah tidak disimpannya.

Jimin membuka pesan itu dan tertawa hambar. Dia membalasnya dengan lesu sebelum menyimpan ponselnya kembali, "Nah kan? Udah gue bilang Yoongi hyung udah move-on?" ujarnya, tidak bisa menahan suaranya agar tidak bergetar.

"Maksudnya?"

Senyum miris terukir di bibir Jimin seraya dia berucap, "Yoongi-hyung baru aja mau pake jasa cupid gue biar bisa deket sama orang yang dia suka, hehehe."

***

Jimin melangkah setengah hati ke café yang ditujunya, tempat seseorang menunggunya disana. Jimin membuka pintu café, suara dentingannya membuat beberapa orang menoleh namun Jimin mengabaikannya, matanya menjelajahi café mencari orang yang sudah berjanji dengannya disini.

"Jimin-ah, disini!"

Suara itu sempat membuat Jimin menghentikan langkahnya. Rasa rindu mengisi relungnya saat melihat wajah sang empunya suara, membangkitkan kenangan indah namun sekarang terasa menyakitkan karena kenangan itu mungkin hanya ia yang masih mengingatnya.

Karena, tujuan ia kemari adalah membantu Min Yoongi, mantan kekasihnya, orang yang masih disayanginya sampai detik ini, untuk bersama dengan orang lain.

Jimin berjalan tanpa senyum, duduk di depan Yoongi yang sudah memesankannya minuman kesukaannya. Astaga, Yoongi masih mengingat ini?

"Kamu masih suka matcha kan? Atau udah engga?" Yoongi bertanya pelan saat Jimin memandang minuman di hadapannya cukup lama, membuat Jimin tersadar dan mengangguk, berusaha keras tidak terlihat menyedihkan di hadapan Yoongi yang terlihat tampan sekali hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mr. CupidWhere stories live. Discover now