08. Aku Disini

916 124 6
                                    

Hari semakin gelap, lampu penerang jalan mulai hidupkan. Seorang lelaki tengah berlari tergesa-gesa tak peduli dinginnya angin menerpa hingga menusuk ke dalam tulang.

Raut wajahnya tampak khawatir, matanya hanya terfokus pada hal yang di depannya.

Sesekali dia mengecek ponselnya, berharap gadisnya membalas pesan atau menjawab panggilannya.

Namun nihil, ponsel [Name] aktif tapi dia tak membalas atau menjawab panggilan dari Akaashi.

Akaashi semakin berlari kencang, meskipun tubuhnya sudah lelah, larinya perlahan melambat tapi dia tetap memaksakan diri untuk cepat sampai di rumah [Name].

Saat dia sudah sampai di jalan masuk perumahan [Name], dirinya mematung.

Benar. Memang benar.

Gadisnya tak berbohong soal rumahnya yang masih ramai di jam segini, tapi keramaian ini tak masuk akal.

Bukan sekedar ramai, ini lebih menunjukkan sikap tak wajar dalam masyarakat.

Mereka sudah dewasa 'kan?

Lalu kenapa mereka melakukan ini?

Atau mereka dewasa hanya karena di pandang umur?

Tidak seperti ini yang seharusnya mereka lakukan.

Tidak seperti ini!

Akaashi segera berlari ke rumah [Name], dia tidak perlu mencari karena pusat perhatian penduduk di sana pada rumah bertingkat dua yang lampunya di matikan.

Itu sudah pasti rumah [Name]!

"HEI NAK! Kau mau kemana?" tanya seorang lelaki tua pada Akaashi yang berlari melewatinya.

"Menemui pacar ku!" jawab Akaashi tanpa menoleh.

Orang-orang di sana memandang Akaashi penuh tanda tanya, mereka memperhatikan Akaashi akan berjalan kemana agar mereka tahu rumah pacar Akaashi.

Akaashi berbelok, tahu kalau mereka tengah memperhatikannya. Tapi dia tidak peduli. Mau mereka melarangnya dia tetap kekeuh ingin menemui [Name].

Lelaki itu akhirnya sampai di depan pintu rumah [Name], dia membungkuk sambil memegang kedua lututnya. Mencoba mengatur napasnya yang berderu tak beraturan.

"[Name]!" Akaashi mengetuk-ngetuk pintu rumah [Name].

Namun tak ada jawaban.

Jujur saja, lelaki itu sudah sangat kelelahan.

Dia tidak memiliki energi besar seperti Bokuto.

Tapi dia tetap memaksakan diri.

Akaashi mendongak saat mendengar suara langkah kaki mendekat, rumah gadis itu sudah di hidupkan lampu.

"[Name]," ucap Akaashi senang.

Namun, saat pintu di buka bukan gadisnya yang dia dapat. Tapi seorang wanita muda dengan sorotan mata dingin menatapnya.

Akaashi terkejut, "Dimana [Name]?"

Wanita muda itu tak menjawab.

Akaashi melirik sebuah tingkat bisbol di sebelah kiri wanita itu, Akaashi membesarkan matanya.

 𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞Where stories live. Discover now