seandainya bisa mengungkapkannya, aku ingin kau tau, aku menyayangimu, tapi aku tidak bisa mencintaimu.
terkadang aku iri, aku ingin merasakan bagaimana "ayah adalah cinta pertama putrinya"
aku tidak bisa mencintaimu, hatiku hancur tiap teringat bagaimana sejak kecil kau mendidik ku dan ibuku, hatiku teriris
sampai usiaku menginjak dewasa, aku masih merasakan, aku masih sering melihat, bahkan memisahkan
tapi mengapa, mengapa dirimu yang kau eluh²kan paling pintar dan paling benar dari semua manusia, engkau hanya bisa bersantai di rumah, menghakimi orang lain, mengoreksi orang lain bahkan istri dan anak²mu terpuruk merasakannya
yang selalu kau banggakan dirimu berpendidikan tinggi, kau paksa anak²mu menjadi sepertimu, kau paksa dengan cara seperti itu
kami tidak maju
kami tidak percaya diri
kami selalu merasa gagal
karenamudimana letak hati nuranimu?
bukankah agamamu yang kau junjung tinggi mengajarkan cara yang baik untuk mendidik istri dan anak²mu? mencontohkan hal hal baik pada istri dan anak²mu?apa guna nya kau caci maki istri dan anak²mu atas kesalahan orang lain, tetangga, saudara, lingkungan kerjanya
bahkan keluargamu pun tak mencarimu, keluargamu pun menjauhimu
sadarlah!!
usiamu sudah banyak, bahkan semakin berkurang dalam hitungan-Nyajangan patahkan hati istri dan anak²mu setiap hari,
lindungi mereka, setidaknya jika tak bisa menafkah i, jangan menjadi sosok "itu"apresiasi tiap usaha kami, hargai tiap air mata dan keringat kami, didik kami dengar kesabaran
sungguh "kewajibanmu" kami laksanakan, maka hargailah