Pernikahan

4 0 0
                                    

Menikah merupakan impian semua orang, menikah juga menurut agama islam, menyempurnakan sebagian dari agama. Mengikat jalinan cinta kedalam ikatan halal melalu proses pernikah.

Pernikahan yang sudah bertahun-tahun di rencanakan oleh kedua pasangan yang saling mencintai dengan kasih sayang, saling melengkapi dan menerima segala kekurang.

Impian dan do'a-do'a selalu mereka panjatkan, agar kelak mereka di persatukan dalam rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah.

@ Marwa Indriani Safitri

********
 
Marwa sekarang sedang duduk, sambil tersenyum merekah menatap indahnya bintang-bintang yang ada di langit. Marwa tak sabar lagi kalau  harus menanti sampai besok pagi, satu detik terasa satu jam, satu menit terasa satu bulan, satu jam terasa satu tahun. Dia ingin cepat-cepat di syahkan oleh laki-laki yang selalu dia minta di dalam setiap sujudnya.

Hati ini terus berharap kepada dia, yang sebentar lagi akan menjadi calon imam, menuntun kejalan keridhoan. Siapa lagi kalau bukan Muhammad Adrian Kristian Wijaya Santoso, seorang mualaf yang berhati lembah lembut terhadap semua orang. Rian seorang pengusaha sukses di saat usianya yang terbilang masih muda, Marwa sudah lama pacaran dengan Rian, walaupun ada benteng yang menjadi jarak di antara mereka, yaitu perbedaan agama, bagi marwa merelakan Rian lebih baik dari pada harus berpindah agama. Menurut Marwa mempertahanka  agama islam serta memperkuat aqidah kepada Alloh SWT merupakan nomor satu dibandingkan dengan yang lain, pada akhirnya atas izin Alloh Swt, Allhamdullilah Kak Rian menjadi seorang mu'alaf. Tiga bulan yang lalu Kak Rian datang untuk melamar, dan besok merupakan acara pernikahanya.

Semakin larut malam, udara terasa dingin, matapun sudah terasa kantuk. Sebelum beranjak dari kursi Marwa menatap phonsel yang tersimpan dekatnya perlahan-lahan Marwa buka layar phonsel, saat sudah terbuka ada beberapa notifikasi pesan WathsApp yang masuk. Marwa tidak banyak mikir, langsung saja meng-klik aplikasi wathsApp, ratusan chat muncul dari group teman terdekat. Mereka mengucapkan selamat serta memberi do'a supaya acara pernikahanya lancar, ada juga yang meledek.

"Cie nikah juga, si Ratu drama sama si Pangeran kodok."

Marwa hanyalah tersenyum disaat teman-teman meledek dengan sebutan Ratu drama. Entah mengapa teman-teman terdekat menyebut Marwa dan Rian dengan sebutan Ratu drama dan pangeran kodok.

Jemarinya terus bergerak mengges-geser layar phonsel membaca pesan-pesan yang di kirim lewat group Bar-bar squad. Saat sedang asik membaca pesan-pesan dari group, ada satu panggilan telepon masuk, Marwa coba geser tombol hijau.

"Asslamualaikum, kenapa belum tidur?" Di sebrang sana terdengar suara yang sangat familiar ditelinga Marwa.

"Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh, belum nih, sebentar lagi tidur." Jawab Marwa dengan suara serak, karena sudah larut malam jadi pita suara menjadi serak.

"Owh iya, sudah siapkan besok?"

"Hah, memang ada apa besok, Kak?" ucap Marwa pura-pura tidak ngerti maksud dari Rian.

"Jangan suka pura-pura tidak mengerti lah, maksud Kakak." ucap lagi Kak Rian di sebrang sana.

"Iya siap kak, kalau Kak Rian sudah hapalkan ijab kobul sama surat Ar-rohmanya?" Marwa bertanya kepada Rian, soalnya dia takut kalau Rian belum melengkapi persyaratan yang di ajukan oleh Ayah, pada saat Rian melamarnya.

"Insya Alloh kakak sudah hapal Dek," jawabnya dengan mantap.

"Kalau begitu, Wawa sudah tidak tahan lagi ingin cepat-cepat besok."

"Iya dek, kakak juga sudah, tidak tahan lagi, untuk bisa menghalalkan kamu dek." Terdengar ada suara kekehan disebrang sana.

"Sama Wawa juga, ingin menjadi istri sholehah yang selalu berbakti kepada kakak, serta ingin menjadi ibu bagi anak-anak kita kelak." Marwa dengan panjang lebar menyampaikan keinginanya lewat telepon yang sedang terhubung dengan Rian.

Serpihan Hati MarwaWhere stories live. Discover now