28. Berubah

601 73 21
                                    

"Biar aku aja yang buka," ucap Keiji berdiri.

[Name] menggeleng, "Tidak usah Keiji-kun, biar aku saja."

[Name] berjalan ke arah pintu, dia menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Masalahnya perlahan terselesaikan, membuat hidupnya menjadi tenang.

Sepertinya pun dia harus menyelesaikan permasalahannya yang satu ini, entah berakhir baik atau tidak biar takdir yang menentukan.

[Name] membuka pintu rumahnya, seperti tebakannya banyak orang berdiri di luar sana.

Dia membungkukkan badannya, meminta maaf.

"Maafkan aku yang sudah mencoreng nama baik tempat tinggal kalian," ucap [Name].

"Rumah ini peninggalan Ayah dan Ibuku, aku tidak bisa meninggalkannya. Selain di sini aku tidak punya tempat tinggal lagi."

"Aku mohon tunggulah beberapa tahun lagi, aku pasti akan segera pergi dari sini."

"Apa yang kau bicarakan?" sahut seorang warga.

[Name] mengangkat wajahnya, "Eh?"

"Kami ke sini untuk meminta maaf," ujar seorang pria.

"Lelaki itu sudah menceritakan semuanya pada kami."

"Kami benar-benar minta maaf sudah memperlakukanmu seperti itu."

[Name] mengerjap mata beberapa kali, merasa bingung dengan situasi saat ini.

Dia menoleh melihat Keiji berada di sebelahnya.

"Keiji-kun yang memberi tahu?" tanya [Name].

"Aku hanya menjawab pertanyaan mereka yang bertanya kenapa kau tidak ada di rumah," jawab Keiji.

"Ah tapi." [Name] menatap para warga dan Keiji bergantian. Dia tampak syok dengan apa saja yang barusan terjadi.

Keiji tersenyum melihatnya, "Kau sudah lega 'kan? Dengan begini kau akan tenang, kesabaranmu selama ini terbalas. Mereka akhirnya menerima keberadaanmu."

"Karena itu salah paham, jadi kami merasa sangat bersalah," seru seorang wanita.

"Yah! Kami akan membiayai hidupmu sampai kelulusan nanti," sahut seorang wanita lain.

"Jadi kau tidak perlu takut akan kehabisan makanan."

"Kau juga tidak perlu bersusah payah mencari uang [Name]."

"E-eh a-apa? T-tidak! Tidak perlu sampai begitu! Aku bisa mencari pendapatan sendiri! Selain itu hidupku masih di biayai oleh Ayahku," balas [Name].

"Santai saja [Name], kau masih di bawah umur. Jadi biarkan kami membantumu."

"Di bawah umur? Hey umurku sudah 17 tahun!" seru [Name].

"Yah tapi sifatmu masih seperti anak berusia 15 tahun."

"Heh?"

"Baiklah [Name], kami pamit ya. Semoga malammu menyenangkan." Para warga melambai-lambaikan tangannya pada [Name] dengan seulas senyum di wajah mereka.

Perasaan [Name] kini campur aduk, dia menatap senang warga-warga yang sudah mulai berhamburan.

Kedinginan malam ini tiba-tiba menghangat, rasanya dia sedikit lega. Namun juga bersedih di sisi lain.

"Ingin menangis?" tanya Keiji tanpa menatap gadisnya.

"B-berisik!"

♥〰♥

 𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞Where stories live. Discover now