PROLOG

23 3 0
                                    

GUMARA 0.0

H A P P Y R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y R E A D I N G

__________________________

Deru angin berhembus pelan menyapa wajah, manik hitam itu tertutup rapat menegadah menatap gelap nya langit malam. Menikmati deru suara mesin mobil yang saling bersahutan dibelakang nya.

Perlahan kelopak mata itu terbuka, menatap langit malam yang semakin hitam menggelap tanpa cahaya bintang sedikitpun. Sosok itu lantas bergeming, kembali menyeret lankah kaki nya.

Apakah ini waktu yang tepat untuk dirinya mengakhiri segalanya?

Raut wajah itu sangat datar, bahkan tatapan mata nya saja terlihat kosong dan kelam saat melihat nya dari dekat.

Ditepian besi jembatan. Lelaki itu membayangkan tubuhnya berada dibawah sana, selepas melompat dari ketinggian lalu tenggelam didalam air. Dengan posisi dirinya yang tak bisa berenang karna kehabisan oksigen atau lebih parah dirinya akan mati karna diburu hewan buas yang ada didalam lautan itu.

Sosok itu kembali mengatur nafas nya, mata nya terbuka lalu kembali menutup lagi saat dirinya tiba ditepian. Sedikit lagi maka semua nya akan berakhir, tekad nya bulat.

Napas nya memburu, seketika dadanya merasa sesak di iringi dengan irama jantung yang berdegup kencang. Ia mendadak ragu, saat potongan kilasan memori beberapa saat sebelum nya kembali menerpa ingatan nya.

Previous events...

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas lewat lima belas menit, honda CBR itu baru saja memasuki garasi beberapa detik yang lalu. Usai memastikan kendaraan nya dalam keadaan aman sang empu mulai melangkah kan kaki nya memasuki ruangan utama mansion tersebut.

"Darimana saja kamu?, semakin kesini kamu semakin membangkang atas perintah saya. Dasar anak nakal."

Langkah kaki sosok itu lantas terhenti, saat suara lantang penuh penekanan mengintrupsi dirinya saat melewati ruang tamu.

"Saya rasa, darimana saya bukan lah urusan anda." Sahut laki-laki itu dengan ketus nya. Tanpa menatap sang lawan bicara sedikit pun.

"Jaga etika mu jika sedang berbicara dengan seseorang, terlebih jika itu saya. Saya jadi mempertanyakan dimana sopan santun kamu GUMARA!." Ucap pria itu sarkasme.

"Saya tidak punya sopan santun jika itu berurusan dengan anda, tuan simon yang terhormat." Sahut laki-laki itu, sinis.

Plak

Sebuah tamparan keras melayang tepat di wajah laki-laki itu, membuat tubuh remaja itu jatuh terduduk dilantai karna tak siap akan hal yang tak terduga itu. Sang pelaku pun kini nampak geram dengan telapak tangan yang masih terbuka disisi tubuh nya.

Simon jay, mengangkat wajah nya. Menatap putra bungsu nya itu. Dengan tatapan nyalang.

"Dasar anak tidak tau diuntung, harus nya kamu sadar posisi kamu seperti apa, bukan nya malah menjadi anak yang penurut kau malah semakin melawan perkataan saya. Itukah balasan mu pada saya selama ini!." Sentak simon.

"Cih selalu saja seprti itu dasar tukang pamrih." Seru sosok itu berdecih tak suka.

Simon tertawa sumbang, kemudian melangkah mengambil sebuah tongkat baseball yang berada tak jauh dari nya. Ujung tongkat itu kini berhasil menyentuh dagu bawah laki-laki itu lalu berpindah ke dahi membuat sosok itu menatap nya datar dan hanya bisa diam dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah. Akibat tamparan keras yang dirinya terima sebelumnya.

Dirinya tau tidak ada guna nya dirinya kembali memberikan perlawanan fisik, yang ada nanti nya perdebatan ini tidak akan berakhir baik seperti sebelumnya.

"Kenapa tidak membalas?, tunjukan apa saja yang kau peroleh dengan bergaul tidak jelas diluar sana. Ayo lakukan lagi." Cemooh nya, membuat sosok itu mendesis kesal.

Lelaki itu tak mengubris sedikit pun, posisi nya masih sama dengan posisi terduduk dilantai dengan netra yang tak pernah lepas menatap pria paruh baya yang berdiri menjulang dihadapan nya saat ini.

"Saya ingatkan kamu sekali lagi, selama kau masih ada dirumah ini jadilah anak yang penurut. Jika tidak lebih baik kamu pergi saja dari sini." Ujar simon memerintah, perkataan tegas penuh penuh penekanan itu membuat sosok itu hanya bisa diam tertegun dengan rahang yang mengetat kuat. Sialan.

***

"Maafin mara, mah."

Namun saat tubuh nya siap pada posisi melompat, sebuah hal tak terduga mengintrupsi nya. Sebuah sepatu berhasil mengenai kepala bagian belakang nya. Reflek karna terkejut akan situasi tak terduga itu. Laki-laki itu lantas berpegangan pada sebuah tiang penyangga jembatan yang berada disamping nya erat, agar dirinya tidak jatuh kedalam air dengan tidak elitnya. Pikirnya saat itu.

''Gue kira yang ngak punya otak itu cuma ubur-ubur doang, tapi ternyata manusia satu ini lebih ngak berotak."

Seolah seperti raga tanpa roh, laki-laki itu hanya diam mematung dengan raut wajah penuh kebinggungan.Mencerna apa yang baru saja terjadi padanya. Dirinya gagal untuk melompat. Bunuh dirinya dihentikan oleh- tunggu siapa cewek gila itu?.

"R-- rhea?"









____________________________

To Be Continued.

Gimana prolog nya?

Jadi, GUMARA ini adalah cerita pertamaku sendiri dengan tema fiksiremaja, selagi menunggu ATRAPADO pulih dari masalah nya. Aku bawain cerita baru yang pasti nya fresh buat menemani kalian. Karna ngak hanya menyuguhkan kisah tentang permasalahan anak remaja pada umum nya namun akan banyak plot twist yang bertebaran nanti nya. Dengan menambahkan bumbu action pada cerita nya, gimana menarik kan.

So, aku berharap semoga GUMARA juga bisa mendapat tempat tersendiri dihati kalian.

Bagaimana siap mengikuti kisah gumara?

Salam Hangat,
CHARISMA.

GUMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang