The Absolute: Love In War

442 63 15
                                    

Siapa pun tahu, ketika sistem pemerintahan monarki konstitusional dipimpin oleh seorang Raja yang masih remaja, akan selalu mendapat keraguan dari rakyatnya. Bukan tanpa alasan, tapi seorang Raja yang naik tahta di usia muda dianggap kurang berpengalaman dan belum cukup matang dalam mengambil keputusan.

Tapi Wang YiBo, Raja Kerajaan Calothra, berhasil membuktikan dirinya layak menjadi seorang pemimpin. Di usianya yang baru menginjak umur 19 tahun, Wang YiBo telah naik tahta lantaran Raja terdahulu meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.

Di bawah kepemimpinan Wang YiBo, industri dan perekonomian Kerajaan Calothra berkembang pesat. Teknologi semakin aktif membantu dengan sumber daya yang melimpah. Tidak hanya itu, kemiliteran juga didorong berkembang. Jet perang, bom dan beberapa senjata perang telah dimodifikasi menjadi semakin kuat. Bahkan beberapa kali memenangkan perang.

Calothra berada di puncak kejayaannya.

Sayangnya, kejayaan itu hanya bertahan selama beberapa tahun saja. Beberapa keluarga bangsawan dan pejabat pemerintah tertangkap melakukan korupsi, membuat ekonomi semakin surut. Juga, sumber daya alam yang melimpah perlahan mulai tercemar oleh limbah pabrik. Dan perang menghanguskan sebagian wilayah.

Namun itu bukanlah bencana yang sebenarnya. Di tengah perang, Pheras tiba-tiba datang dan mengunci Calothra sebagai target mereka. Tentu ini adalah hal yang mengejutkan. Pasalnya, Pheras adalah negara tertutup dengan pemerintahan monarki konstitusional. Negara dengan julukan surga musim panas itu jarang terlibat perang dikarenakan tertinggalnya teknologi. Dan sekarang mereka kembali, dengan monarki mutlak yang mengerikan.

Pada awalnya, Wang YiBo berpikir bahwa Calothra akan mampu mengalahkan Pheras. Sayangnya, pemikirannya salah. Pheras jauh lebih kuat.

Perang tiada henti dimulai, Calothra jatuh ke dasar jurang kehancuran.

Dengan Pheras yang menganut sistem pemerintahan monarki mutlak, menjadikan perang diantara keduanya semakin memanas. Xiao Zhan, Raja Kerajaan Pheras, begitu mencintai kemutlakan. Baginya, mutlak adalah satu-satunya cara untuk mendorong Kerajaan semakin maju tanpa adanya gangguan orang lain. Para rakyat tidak berhak memutuskan kemana Pheras akan berjalan dan Menteri hanyalah pelayan yang bekerja untuknya.

Tapi Wang YiBo membenci kemutlakan. Baginya, semua orang berhak untuk menyuarakan pemikiran mereka. Rakyat adalah penuntun menuju jalan yang lebih baik dan Menteri adalah rekannya.

Lalu, diantara kibaran bendera perang itu, tidak adakah bendera perdamaian? Hingga kapan perang ini akan usai?

"Wang YiBo, akan kutunjukkan padamu, apa itu Monarki absolut."

Tetapi sepertinya, Pheras telah menujukkan siapa pemenang yang sebenarnya. Mereka adalah penguasanya.

Ketika melihat Kerajaannya hancur, Wang YiBo tidak mampu berdiam diri. Bersama dengan pejabat pemerintah dan keluarga bangsawan, mereka menemukan jalan keluar. Namun, benarkah jalan keluar itu...

"Ayo kita menikah."

... Benar-benar adalah yang terbaik?

***

YiBo memandang lesu langit malam Pheras. Suasana ini, keramaian ini, sangat berbeda dengan tempat kelahirannya. Dia... Merasa berbeda disini.

Beberapa jam yang lalu, dia baru saja menyelesaikan pesta pernikahannya. Dengan seseorang yang tak pernah YiBo duga. Xiao Zhan, Raja Pheras.

Xiao Zhan bukanlah Raja kejam yang semena-mena menjalankan pemerintahan, meskipun sistem pemerintahan negara adalah monarki mutlak. Dengan Pheras yang aman tentram tanpa adanya konflik, sudah cukup membuktikan, bahwa Xiao Zhan layak disebut sebagai Raja yang bijaksana.

The Absolute: Love In WarWhere stories live. Discover now