EPILOG

938 90 44
                                    

Aku membuka pintu kamar perlahan, tidak ingin membangunkan suamiku yang sedang tertidur pulas.

Ya, dia adalah suamiku.

Akaashi Keiji sudah menjadi suamiku.

Aku sedikit tidak menyangka, status hubungan kami berubah menjadi suami istri.

Sedikit menggelikan sih memanggilnya suami, jadi aku masih menganggapnya pacar sebelum umur kami 25 tahun. Haha.

Aku duduk di meja kerjaku, sebelum memulai ketikan, aku memandang wajahnya yang terlihat damai.

Hatiku terasa hangat melihatnya, kelelahan yang menumpuk sehabis memasak dan membereskan rumah perlahan menghilang.

Ku palingkan pandanganku ke depan, membuka laptopku dan melanjutkan draft yang ku tulis semalam.

Aku sendiri bekerja di rumah, kalau mendapat undangan dan panggilan baru aku keluar. Ya seperti itulah penulis.

Terkadang juga aku ke tempat Keiji bekerja, di sana aku mengobrol banyak dengan Udai-sensei. Dia seorang pembuat manga, sangat cocok membahas cerita dengannya dan Keiji.

Ah baiklah, aku harus segera menyelesaikan ini. Dengan di temani secangkir kopi dan kicauan burung di jendela.

Hening.

Aku masuk ke dalam imajinasi sendiri dan tak memperhatikan sekitar.

Hingga sebuah tangan melingkar di leherku.

"Keiji.." ucapku, dengan kedua tangan memegang gelas kopi.

Keiji menggumam pelan sebagai balasan, aku bisa merasakan napasnya di leherku. Dan itu membuat perasanku campur aduk.

"Aku sedang bekerja. Kau lapar? Aku sudah memasak, makanlah di bawah," ucapku meletakkan kembali kopi ke atas meja.

"Kenapa kau tidak menemaniku?" tanya Keiji.

"Hm?" Aku melihatnya sebentar lalu kembali ke layar laptop.

"Aku sedang sibuk Keiji, kenapa kalau kau makan sendiri? Apa kau takut? Ini masih pagi lho.." jawabku, mulai mengetikkan jari-jariku di atas keyboard.

"Tapi aku libur hari ini," ujar Keiji.

"Aku harus menulis hari ini," balasku.

Keiji berdiri, "Bukankah tugas istri melayani suami?"

"Aku sudah membuatkan sarapan, itu juga termasuk melayani. Apa yang kurang?" tanyaku tanpa melihat ke arahnya.

"Sentuhanmu," jawab Keiji.

Aku diam. Dia menutup laptopku, lalu duduk di bawahku. Menyandarkan kepalanya di perutku, dan memeluk pinggangku.

"Aku ingin kau menemaniku hari ini," ucapnya dengan muka memerah.

YA AMPUN AKU INGIN BERTERIAK!

Keiji terlihat sangat menggemaskan!

Aku tersenyum, membawanya ke dalam dekapanku dan mengelus rambutnya.

"Baik-baik, aku tidak bisa menolak permintaan tuan Keiji," ucapku mencoba menggodanya.

Keiji diam menutup matanya, sepertinya tengah merasakan sentuhan dari tanganku yang lembut.

Aku bukannya terlalu percaya diri lho! Tapi itu memang benar. Keiji sendiri yang mengatakannya.

Bahwa tanganku sangat lembut.

Bahkan, setiap tidur dia selalu memintaku untuk mengelus kepalanya di atas pangkuanku, sambil bercerita sebagai dongeng tidur.

Dengan begitu Keiji bisa tertidur, walaupun aku sedikit kesusahan dengan sifat manjanya yang mulai keluar.

 𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞Where stories live. Discover now