1. Minta Tolong?

10 0 0
                                    

"Brugh!!"
"Aduh sakit." Rilih ku yang tersandung beberapa kayu terpotong di depan kini bersama Ayu.

"Hati-hati dong ra." Ucap Ayu, teman ku dan segera membantu Aku untuk berdiri.

"Iya, ayo cepat lihat ada apa di sanah." Ucapku segera menarik lengan Ayu agar lebih cepat untuk melihat kebagian gudang sekolahku.

Kami di sanah sedang melakukan rapat Osis, karena akan ada acara untuk memperingati Hari Guru. Tapi saat aku bersama Ayu pergi untuk ke kamar kecil, kita tidak sengaja mendengar ada suara bergemuruh di dalam gudang yang dekat dengan kamar kecil untuk perempuan.

Dengan penasaran kami pun menghampiri dan ingin memastikan, apakah ada seseorang di dalam nya atau tidak.

Saat aku melangkah demi selangkah dan mengintip ke bagian jendela yang tidak tertutup gorden gudang. Aku mendengar suara tangisan seseorang, yang sedang di siksa oleh orang lain di dalam gudang tersebut.

Namun Ayu temanku bahkan sudah tidak mendengar suara apapun saat kami berada di depan pintu gudang tersebut. Ayu terlihat takut karena dia tahu bahwa aku mungkin melihat dan mendengar makhluk seperti mereka yang tidak bisa di lihat dan di dengar jelas oleh Ayu.

"Sudah kita pergi dari sini aja Ra, bahaya kalau kamu kenapa-kenapa nanti gimana? Aku gak bisa membantu kamu dan pasti aku akan ketakutan." Ucap Ayu kepadaku.

"Tenang Yu, dia meminta pertolongan agar orang yang menyiksanya pergi." Jawabku meyakinkan Ayu. Sedangkan Ayu diam ketakutan di belakangku.

Dia menangis sedih seperti meminta bantuan bahwa dia sedang di perlakukan tidak baik oleh makhluk lain yang sejenis dengan nya. Saat aku bertemu kontak matanya, dia menatapku tajam. Seketika energi ku semakin terkuras olehnya dan aku merasakan takut dan pusing.

"A-ayu, bawa aku p-pergi dari sini." Ucapku gugup.

Lalu Ayu bergegas membawaku menjauh dari gudang tersebut. Aku merasakan perempuan yang menangis tadi mengikutiku, dan makhluk lain yang sedang berbuat jahat kepadanya menyuruhnya untuk mengikutiku.

Aku tidak kuat menahan takut yang ku rasakan, aku menangis saat di bawa Ayu.

"Istghfar Ra.. ayo Istighfar." Ucap Ayu lalu ia membaca surah-surah yang menurutnya dapat menenangkan keaadaan.

Tapi aku merasakan bahwa perempuan itu masih mengikutiku, aku teringat akan satu hal.

"Anneu, Anneu, Anneu." Aku memanggil temanku yang mungkin saja bisa menenangkan ku dan membantuku menghindar dari perempuan di gudang tersebut.

"Kak Ra! Kau tidak apa-apa? Akan ku urus dia dan membuat dia menyesal telah mengganggumu." Ucap Anneu yang kini datang untuk membantuku.

Dia berhasil mengusir perempuan yang mengikutiku, lalu tubuhku pun merasa sangat lega.

"Terimakasih Anneu." Ucapku, lalu Anneu merangkul dan memelukku sangat erat.

"Aku tidak ingin Kak Ra terluka dan aku tidak suka ada orang yang mengganggumu!." Ucapnya dengan sangat sedih saat dia berkata seperti itu kepadaku.

Aku merasa beruntung saat di pertemukan denganya, dia yang membuat hariku merasa tewarnai. Aku bahkan bisa gampang melupakan seseorang yang telah membuat hatiku sakit karena ada semangat dari temanku ini.

Akhirnya aku dan Ayu pulang, saat Ayu mengantarkan ku pulang ia bertanya kepadaku.

"Kamu tadi berbicara dengan siapa?."

"Ah itu hanya alibiku saja, aku sedang berhalusinasi." Jawabku berbohong. Aku tidak akan memberitahu temanku soal teman beda alam ku ini. Karena mereka pasti tidak akan percaya bahwa aku mempunyai teman seperti Anneu.

Tiba di rumah aku membaringkan tubuhku yang cukup lelah. Sebelum pulang aku sudah meminta izin untuk pulang terlebih dahulu kepada Ketua Osis Sekolahku. Dan untung saja dia mengizinkan ku untuk beristirahat.

Kejadian tadi memang tidak terlalu rumit namun seperti ada yang mengganggu pikiranku saat awal yang dia lakukan untuk minta pertolongan. Kenapa berubah menjadi suasana yang tidak menyenangkan.

"Drettt"

Suara notification ponselku, aku segera memeriksanya dan ternyata itu dari Rizka Putri. Dia teman lama ku.

"Hallo Rara! Jangan lupa datang ya di acara party ku yang ke 17 tahun minggu ini, see you Rara."

Aku senang karena Rizka telah mengundangku ke acaranya, namun aku bingung harus dengan siapa aku pergi? Karena aku merasa sendiri dan tidak berani datang ke rumah Rizka sendirian.

Tak lama ada notif dari Dinda, dia juga teman lamaku.

"Hai Ra! Kamu di undang tidak ke acara partynya Rizka?."

"Ya aku di undang, dan kamu?." Tanya ku melalui pesan WA

"Ah sama. Kalau begitu kita berangkat bareng ya."

Akhirnya sekarang aku merasa lega karena sudah ada teman untuk pergi ke acara party Rizka minggu ini.

Today.

Aku bersiap siap untuk menjemput Dinda agar bisa berangkat bersama ke acara party Rizka. Sekarang hari dimana Rizka berumur 17 tahun, aku sudah menyiapkan kado untuknya. Semoga saja dia suka, karena aku tidak tahu apa yang Rizka suka wkwkwk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When You Wake UpWhere stories live. Discover now