Siebenundzwanzig

69 7 1
                                    


Jika kita terkena sakit flu, maka kita akan merasakan demam, hidung tersumbat, sakit kepala, dan mungkin juga rasa pegal-pegal seperti ditusuk-tusuk. Tetapi itu tidak akan berlangsung lama. Paling lama seminggu. Dan setelah itu pulih dan bisa beraktifitas kembali.

Tapi bayangkan jika kita sakit hati. Sulit sekali di sembuhkan. Misal ada orang yang berbuat salah pada kita, yang fatal sekali. Misal, naudzubillah min dzalik, memfitnah kita atau mengambil suami kita. Orang yang kita sayangi dan andalkan. Jadi milik orang lain dan mendadak merubah seluruh tatanan dunia rumah tangga yang sudah kita Bina.

Pasti sulit sekali kita memaafkan orang itu. Pasti sakit sekali rasanya jika melihat status, mengingat perbuatan dan merasakan dampaknya dalam kehidupan kita. Memaafkan menjadi perbuatan yang sulit dilakukan walau secara teori mudah dan sangat dianjurkan. Bisa menderita sakit hati menahun kita jika kita belum bisa memaafkan.

Apakah kita harus memaafkan orang yang sudah berbuat dzalim kepada kita ?
Jawabannya iya. Jika kita mau bebas merdeka dari semua rasa dan prasangka yang menghimpit. Ingat memaafkan bukan berarti kita setuju pada perbuatannya tetapi lebih kepada perasaan merelakan dan mengikhlaskan takdir yang menimpa kita. Sehingga kita bisa berjalan maju dan berpikiran positif.

Memaafkan bukan berarti melupakan. Sehingga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran untuk berbuat jauh lebih pintar ke depannya.

Memendam dendam yang tidak berkesudahan sangat membahayakan kesehatan fisik dan mental kita. So, buat apa ? Lepaskan dan maafkan. Sulit memang. Cari cara yang sesuai dengan kebiasaan kita. Bisa melepaskan dengan cara olahraga, berkarya, bersih-bersih dan bertaubat. Mendekatkan diri kepada Allah.

Ingat bahwa kita berhak bahagia, serta kehidupan harus terus berlangsung. Bayangkan jika kita membawa dendam ini terus menerus dalam menjalani kehidupan kita. Ada suatu titik dimana kita nanti akan terasa berat sekali sehingga kita tidak bisa move on. Yang dirugikan adalah diri sendiri.

Lepaskan. Biar rasa sakit hati itu keluar dan hilang. Boleh kau nikmati rasa sakitnya. Tetapi ingat, jangan terlalu lama. Jangan sampai rasa sakit itu menggerogotimu yang sedang berjuang untuk maju dan pulih.

Ada Allah. Yang Maha Adil. Tidak usah kita sibuk menjadi hakim. Karena kita juga tempatnya salah. Jalan terus, pantang menyerah. Dibalik kesulitan ada kemudahan. Dibalik kesedihan ada kebahagiaan.

****

Memaafkannya, Mungkinkah?

Muhammad Abduh Tuasikal,

Jika salah, mintalah maaf. Jika ada yang buat salah pada kita, terimalah permintaan maafnya.

Mudah Raih Rumah Di Surga
Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya." (HR. Abu Daud, no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MemaafkanWhere stories live. Discover now