Not Today

678 60 15
                                    

Typo itu manusiawi

Taehyo shipper ada?

Please enjoy....

~•~

Taehyung Pov

Desahan nya selalu mengalun indah di pendengaranku. Bagai sebuah narkoba, tubuhnya seakan sudah menjadi candu. Suara lembut yang ia keluarkan seiring dengan sentakan pinggulku, membuatku ingin menghancurkannya lebih dari apa yang aku lakukan saat ini.

"Mmh..."

Cantik. Sangat cantik. Dia terlihat begitu menggoda saat sedang tak berdaya seperti ini. Keringat di dahinya tak berhenti mengucur, rambutnya sudah basah dan lepek, bibirnya membengkak akibat ulahku, ruam merah keunguan di dadanya menjadi bukti betapa sangat nikmatnya tubuh wanita yang sedang mendesah di bawahku ini. Juga, daerah kesukaanku ini terasa rapat dan nikmat. Oh astaga, bahkan sudah tak dapat dihitung, berapa kali aku memasuki wanita ini. Tapi kenapa masih terasa sempit? Sial.

Aku menariknya untuk duduk dalam pangkuanku. Persatuan kami masih utuh, aku sama sekali tak mempunyai niat untuk melepaskannya. Dia meringkuk di dada bidangku, dapat ku rasakan nafasnya berderu tak beraturan. Desahannya kembali terdengar kala aku mulai menusuk sweet spotnya dengan perlahan.

Kepalanya mengadah, vaginanya semakin menjepit kejantananku. Aku mempercepat gerakan pinggulku, desahan yang ia keluarkan kian mengeras. Tangannya mencengkeram kuat bahu polosku, tak lama setelah itu tubuhnya menegang. Dia berhasil mengalami pelepasannya-yang entah keberapa-. Namun aku belum melakukan pelepasan sama sekali.

Aku merengkuh tubuh mungilnya dan terus menumbuknya, kembali merebahkan tubuhnya, kemudian mulai mencari kepuasanku. Inilah yang biasa ku lakukan, memberinya kepuasan sebelum memuaskan diriku sendiri. Dapat ku lihat air matanya keluar saat aku mulai kasar. Tapi aku tak perduli, ini bukan hal baru bagiku. Yang ku butuhkan hanya mengeluarkan semua yang ku punya di dalamnya. Ya, aku senang melakukan hal itu.

Terdengar bajingan, namun aku selalu melakukan itu saat menggagahinya. Atau mungkin, aku ingin menghamilinya? Aku ingin membuatnya mengandung anakku. Aku ingin membuatnya menjadi satu-satunya wanita yang melahirkan keturunanku.

Aku masih terus mencari kepuasanku sambil sesekali menciumnya dengan kasar dan penuh nafsu. Desahannya terdengar pasrah dan lemah. Dia menutup matanya, pingsan? Mungkin terlalu lelah. Biarkan saja, fokus dulu pada kenikmatan saat ini.

Setelah lama aku menumbuk titik kelemahannya, akhirnya aku mendapatkan pelepasanku dan mengeluarkan semua di dalamnya.

Tubuhku tumbang di sisihnya. Tanganku merengkuh tubuh mungilnya dan mendekapnya dengan erat. Tak henti-hentinya bibirku mengecup pucuk kepalanya sembari merasakan desiran pada kejantananku yang masih tertanam di sana. Rasanya begitu melegakan. Walau pada akhirnya dapat kupastikan bahwa bagian sensitifnya akan lecet kembali.

Yah, setidaknya seminggu sekali hal itu akan terjadi. Bukan hal baru. Aku tak terlalu khawatir, karna nanti aku yang akan mengobatinya dengan salep.

Mataku menyusuri wajah polosnya. Park Jihyo, wanita yang ada di dalam rengkuhanku ini memiliki jarak usia yang lumayan jauh dariku. Bisa dibilang, aku lebih pantas untuk disebut 'paman' olehnya. Kami terpaut dua belas tahun, lumayan jauh? Sangat jauh bahkan. Tapi aku tak perduli. Bagiku, dia adalah segalanya.

Awal bertemu dengannya, adalah di pesta pernikahan sahabatku. Jihyo merupakan anak dari Presdir Park, rekan bisnisku. Dia ikut ayahnya menghadiri acara pernikahan Wonwoo saat itu.

Not Today🔞 [Two Shoot]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ