Chaṕter 8

8K 1.2K 173
                                        

Takashi tersenyum menggoda. Manik abu-abu itu memandang seorang gadis yang berdiri dengan gugup di hadapannya.

"Kau mau berkencan dengan siapa, chibi?" ujarnya di sertai kekehan jahil.

[Name] merona.

"M-mou... Jangan mengejekku, Taka-kun." gadis yang memakai dress selutut berwarna merah muda dengan motif bunga lily itu tersipu. Dress? Yang benar saja. Gadis Hara itu tidak menyangka akan tiba waktunya dia memakai pakaian feminim seperti ini.

Kalau bukan Takashi yang memberi sekaligus memaksa, [Name] tidak mungkin mau repot-repot memakainya. Dia benar-benar merasa malu karena tatapan dalam pria yang terlihat sangat tampan malam ini.

"Hahahaaa! Bercanda." tertawa geli, Takashi mengelus surai hitam [Name] yang di biarkan tergerai indah. "Kau cantik, [Name]."

Pujian pria yang memakai pakaian kasual di tambah jeans hitam itu berdampak besar pada kesehatan jantung [Name]. Berdebar tak karuan, dengan semburat merah yang menjalar dari pipi hingga ke telinga.

"Terima kasih. Taka-kun juga ta-tampan... "

Pria Mitsuya itu terhenyak. Bibir tipis lelaki itu membentuk lengkungan kurva hangat.

"Aku tahu. Jangan bilang kau baru sadar kalau aku ini tampan, heh?" ucapnya yang terdengar sedikit menggelikan di telinga [Name]. Gadis itu terkikik kecil. Setelah sekian lama tidak bertemu, lelaki itu tidaklah berubah. Masih sama saja seperti beberapa tahun yang lalu. Hangat, dan juga sangat baik.

"Y-ya, aku sadar kau tampan Taka-kun. Sangat, sangat tampan!" gadis itu tersenyum lebar sampai menunjukkan deretan giginya yang rapi. Satu jempol dia tunjukkan di depan wajah Takashi kalau dia sungguh tulus memujinya.

Hati lelaki itu menghangat. Tatapannya melembut seiring kelegaan kala melihat binar cahaya di wajah [Name] kembali. Ia sadar, gadis kecil ini pasti sudah mengalami banyak hal seorang diri. Melihatnya murung kemarin malam, sudah di pastikan gadis Hara itu sedang gelisah akan sesuatu. Tapi Takashi akan menunggu sampai gadis itu mau bercerita kepadanya.

"Hm. Kita pergi sekarang."

[Name] mengangguk semangat. Segera dia menutup pintu dan menguncinya, kemudian menyusul Takashi yang sudah terlebih dahulu memasuki mobil.

Malam ini, pria yang memiliki hobi menjahit itu akan membawa gadis manis itu ke restoran. Dinner, lebih tepatnya. Sebagai ucapan terimakasih untuk kemarin 'malam' sekaligus permintaan maaf karena baru muncul setelah sekian lama.

Takashi tersenyum, "Ingin ke restoran mana?" tanyanya sambil memandang [Name] yang tengah menunjukkan pose berpikir.

"Terserah Taka-kun saja..." [Name] terkekeh pelan, sedangkan Takashi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Selalu seperti ini. Gadis mungil itu memang tidak bisa menentukan pilihan. Selalu berpura-pura berpikir, lalu akhirnya 'Terserah saja...' menjadi kata yang sering terucap dari mulutnya. Mendengus, lelaki itu menyentil dahi [Name] yang meringis.

"Dasar." senyumnya tipis namun mampu menularkan guratan itu ke bibir ranum [Name]. Tersenyum manis, gadis itu merasa bersyukur. Bertemu kembali dengan Takashi di saat seperti ini. Beban hidupnya seolah hilang, dan bayang pria yang menjadi masalah terberat belakangan ini seakan lenyap begitu saja.

𝗠𝗶𝘀𝘀 𝗼𝗿 𝗞𝗶𝘀𝘀, 𝖧𝗈𝗇𝖾𝗒 (?)Место, где живут истории. Откройте их для себя