4

59.3K 8.2K 680
                                    

Otak Amanda berpikir untuk lari tapi raga Amanda tidak bisa di fungsikan.

"Manda" ucap orang itu dengan suara yang bergetar menatap Amanda dari bawah sampai atas setelah itu mendekat

"In ini kamu" tanya nya masih dengan nada tak percaya

Dengan susah payah Amanda menggeleng kan kepalanya menahan air matanya yang ingin berjatuhan

Grep

Gerhana langsung memeluk Amanda sangat erat sambil bergumam membuat Amanda tidak tega.

Amanda bingung iya tidak tau perasaan apa yang sekarang iya rasakan di hatinya saat merasakan pelukan dari gerhana

"Maaf hiks maaf"

Amanda tidak tau bagaimana, apakah ia harus membalas pelukan gerhana atau tidak karna semua kejadian tahun lalu masih Amanda ingat bagaimana sikap gerhana kedirinya

Awal ia bertansmigrasi sampai ia memutuskan untuk pergi. Tidak ada kenangan baik yang ia dapatkan dari gerhana kedirinya.

"Sayang ngapain sih kamu meluk dia sambil nangis"

"Lepasin iss" Clara ingin menarik gerhana dari Amanda tapi gerhana menolak dan membuat Clara terjatuh karna dorongan gerhana yang terlalu kencang

"Kamu harus ikut aku" ucap gerhana melepaskan pelukannya dan ingin meraih tangan amanda

"Nggak hiks" tolak Amanda, padahal dari tadi ia sudah berusaha untuk tidak menangis dan sok kuat di depan gerhana tapi air matanya malah menetes

"Kamu harus tau keadaan keluarga kita sekarang"

"Kita bukan keluarga" potong Amanda cepat,  dan ingin pergi tapi gerhana menahan tangannya

"Aku nggak peduli, siapa kamu sekarang. kamu tetap adik aku"

"Nggak"

"Ayo"

"Nggak mau, lepasin tangan gue"

"Nggak akan"

Gerhana terus memaksa amanda, walaupun Amanda meronta sampai sebuah tangan ikut memegang tangan Amanda dan menariknya kebelakang tubuh orang tersebut. Membuat Amanda dengan tidak sengaja memeluk orang itu dari belakang karna berlindung dari gerhana

"Cara Lo salah bro" ucapnya

"Dia adik gue, dan Lo nggak ada hak untuk ikut campur"

"Gue tau dan justru itu, kalau Lo emang abangnya dan dia adik Lo seharunya cara Lo nggak kaya gini"

"Mand ikut Abang yuk, pulang" ucap gerhana dengan nada lembut dan tatapan teduhnya yang membuat siapapun yang melihatnya akan terhipnotis tapi tidak dengan Amanda yang masih ragu

Ia mungkin penasaran dan juga kasian dengan keluarga Amanda yang udah mati tapi mengingat perilaku mereka dahulu yang masih membekas di ingatan Amanda

Membuat Amanda ragu dan takut tapi di satu sisi ia tidak mau terkesan egois biar bagaimanapun tubuh yang ia tempati adalah bagian dari mereka

Orang yang tadinya melindungi Amanda berbalik dan melihat ke arah Amanda

'muka dia kok nggak asing yah' pikir Amanda melihat wajah orang tersebut

"Tuh Abang kamu udah waras, ikut gih" ucap orang yang tadinya melindungi amanda

"Bang Arka" ucap Amanda mencoba mengingat salah satu nama sauadara ardika

"Miko njing, bukan Arka" ucap Miko dengan wajah datarnya

Tapi setelah beberapa saat wajahnya kembali serius dan menatap Amanda sangat lama setelah itu langsung menarik Amanda kepelukaannya

"Kata Dika kamu udah mati kok sekarang masih gentayangan" ucap Miko menoel pipi Amanda

"Nggak usah ikut Abang kamu, ikut aku aja ke rumah" sambungnya yang membuat gerhana yang dari tadi berusah untuk tenang

Tapi sekarang sudah kehilangan kesabaran dan langsung menarik Amanda

"Lepas ih, lepasin iss sakit" rintih Amanda yang membuat gerhana melepaskan pegangannya dan lansung mengecek tangan Amanda

"Maaf" ucap gerhana dan lansung mengusap tangan Amanda

"Bro kalau dia nggak mau ikut jangan di paksa" ucap Miko mencoba membantu Amanda

"Diem nggak Lo" tunjuk gerhana ke Miko

"Lo nggak tau seberapa susahnya gue nyariin dia" ucap gerhana memandang Amanda yang sedang berusaha untuk kabur

"Aaaaaaa nggak mau ikut" teriak Amanda berlari secepat yang ia bisa

"MAND"  teriak gerhana lalu mengejar Amanda

"Huaaa siapapun tolongin gueee"

Bruk .....

"Loh babi, kok kamu di sini. Pasti mau jemput aku kan"

"Yaudah ayo lari soalnya Abang aku eh typo abangnya si amanda ngeliat aku terus mau ngambil aku pergi" ucap Amanda heboh sambil menarik babinya

"Mobil kamu mana ni" panik Amanda saat mereka berada di parkiran karna tidak melihat mobil yang biasa Bagas pakai terparkir.

"Gue pake motor" ucap si babi dengan nada dinginnya


Mereka berdua sekarang sudah berada di atas motor. Amanda mulai bernafas lega karna tidak melihat jejak gerhana lagi yang mengejar dirinya

Tapi ia merasa aneh dengan Bagas yang dari tadi hanya diam dan bersifat sangat dingin kedirinya entah itu perasaan Amanda atau bukan tapi ia merasa asing dengan orang yang sedang berada di depannya ini

"Babi ini kita mau kemana sih"

"Babi kamu kok dingin banget sih habis minum teh hangat yah"

"Babi kok diem sih bisulan tuh mulut"

"Oh yah bi tumben banget pake jaket jeans, jas kamu mana"

"Babi"

"Babi"

"Bagas anjing" di panggilan terkahir motor yang mereka kenderai berhenti secara paksa membuat Amanda dengan refleks memeluk erat

"Gue bukan babi Lo"

Ucapan yang terdengar barusan berhasil membuat Amanda menegakan kepalanya dan memandang tak percaya













Jujur nih yah author mau jujur sejujurnya author sebenarnya udah nulis beberapa chapter tapi yang buat author males up itu

Ada beberapa koment yang bilang kalau author ngeplagiat
Jadi kek males aja gitu nge aploud

Oke itu aja unek unek author sekian

Vote and koment

Transmigrasi Antagonis (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang