Cantik

8 1 0
                                    

"Selamat ulang tahun Indisya kala Sismista"

Poster besar terpampang di tengah jembatan penyebrangan. Disya yang berada dibawah jembatan itu tersenyum.

"Air ngapain sih ih" Disya mencubit lengan Air lumayan kencang sampai Air meringis kesakitan.

"Suka ga?" Disya mengangguk

"Tapi malu"

"Malu kenapa?"

"Semua orang liat Air!"

"yaudah biarin"

"Ish" Air langsung menggenggam tangan Disya dan melangkah pergi dari sana.

"Aku bakal kabulin permintaan kamu hari ini, kamu mau apa?"

"Aku cuma mau kamu ga jatuh cinta sama cewe lain"

"Ko gitu?"

"Kenapa? Kamu mau jatuh cinta sama cewe lain! " semprot Disya.

"Engga sayang. Gimana bisa aku jatuh cinta sama yang lain kalo sama kamu aku selalu ngerasa bahagia dan cukup" Kata Air sambil merangkul Disya.

"Aku harap itu bukan sekedar omong kosong kamu"

Setelah berjalan selama 15 menit mereka akhirnya sampai di Angkringan yang lumayan terkenal disekitar sini.

"Ini doang?" Disya mengangguk.

Permintaan Disya malam ini hanya makan di Angkringan bersama dengan Air. Menurut Disya apapun yang ia lakukan bersama Air akan menjadi hal yang istimewa.

"Yaudah, besok aku bakalan ajak kamu ke suatu tempat"

"Kemana?" Disya menoleh sembari menggigit sate yang ia pegang.

"Rahasia" ucap Air sembari mencubit pelan hidung mungil Disya.

"Sayang aku mau nyanyi. Ini lagu khusus buat kamu" Kata Air sembari memutar tubuh Disya agar menghadap dia.

"Milyar-milyar, juta-juta, ratus-ratus sekian
Kemungkinan orang di dunia, kamu dapatnya aku" Air bertingkah cool.

Disya tertegun sebentar lalu tertawa.

"Tampang tak seberapa, keren juga relatif
Tapi masalah funny, bolehlah skill itu diadu"

"Domba kali ah diadu"celetuk Disya.

"Penuh senang kan ya, jalani ini bersamaku
Meski sering kelakuanku
Keras kepalaku ganggu" Disya menatap wajah Air. Semua memori seketika terputar kembali tentang  bagaimana dia dan Air bisa sampai sekarang.

"Serta mulia, panjang umurnya
Damai sentosa kita bersama"

Setalah Air selesai bernyanyi Disya memberi standing applause.

"Waw suara pacar aku bagus banget, i'am proud of  you babe" Air dan Disya menjadi pusat perhatian.

Disya tertawa melihat Air menahan malu.

Setelah makan Air langsung mengantar Disya pulang ke rumah nya. Selama diperjalanan pulang Air tidak pernah melepaskan tangan nya.

"Tangan aku keringetan" kode Disya agar Air melepaskan genggaman tangannya.

Air mengelapnya menggunakan kaos yang ia pakai setalah itu Air kembali menggenggam tangan Disya.

Disya terkekeh melihat kelakuan Air yang seperti ini.

"Hari ini seneng gak?" Air memiliki kebiasaan ketika kita telah melakukan sesuatu dia selalu menanyakan seperti itu.

"Seneng banget"

I'AM Where stories live. Discover now