Hampir sepanjang warsa, saya selalu menyangkutkan tanya pada Yang Maha Kuasa. Atas apa yang sudah saya lakukan, sampai-sampai harus menyodorkan telapak tangan pada seutas benang yang tidak bertujuan.
"Benangnya 'kan sudah putus, biarkan saja disitu. Toh, kamu juga sudah punya yang baru."
Namun, sebelum saya mengutarakan ragu, semesta telah terlanjur menuturkan kata setuju. Guna menyapu semua kalut yang berkerubung. Juga, guna meringkas waktu yang bergusur setiap saya mengutipkan tanda seru.
Lantas, apa gunanya saya hidup? Jika mulut tidak diizinkan melempar usul?
- Phaedra Prameswari
as yournameDirajut pada tanggal tujuh,
bulan sepuluh, tahun
dua ribu dua puluh.
YOU ARE READING
𝐏𝐈𝐋𝐀𝐑 𝐑𝐄𝐍𝐉𝐀𝐍𝐀
Fanfiction↺⋕ 𝐀𝐊𝐀𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐊𝐄𝐈𝐉𝐈 ࿐ ! ❝ perihal akaashi dengan setumpuk harga dirinya. ❞ ➤ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 -'‚ ✎ 𝐈𝐌𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐍𝐓 𖥷 衙頹 ♡.࿐ 𝘢𝘭𝘵𝘦𝘳𝘯𝘢𝘵𝘪𝘷𝘦 𝘶𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦; 𝘢𝘯𝘨𝘴𝘵 ༻ ⤷...