0.0 : Mereka yang Terpilih

180 10 66
                                    

Jedar!!!...

gemuruh petir menggema diseisi ruangan besar, peti mati yang melayang bergetar pelan. Sang Kilat dan beberapa lilin padam menjadi sumber penerang.

Seorang pria berjubah hitam, tengah asik memandangi cermin besar dihadapannya, sambil mengucapkan beberapa mantra.

Teng!!

Dentang lonceng menggema diseluruh ruangan, bersama dengan langkah kaki milik pria berjubah.

"Ah... Sayangku yang tercinta," pria itu berjalan maju semakin dekat dengan cermin, "sebuah bunga kejahataan yang mulia nan indah."

Tuk... Tuk...

Suara langkah kaki seakan beradu dengan gemuruh petir, beberapa ornamen yang menggantung bergetar.

"Sesungguhnya kamulah yang paling indah diantara yang lain."

"Cermin, cermin di dinding." pria berjubah itu sedikit mengecilkan intonasinya, "Katakanlah... Siapa yang paling..."

Dilain sisi, sebuah kereta kuda misterius dengan peti mati didalamnya telah sampai disebuah gerbang tua besar.

Gerbang besar itu terbuka dengan sendirinya, seolah menyambut kereta kuda dan juga apa yang ada didalamnya.

Tuk... Tuk...

Hentakan sepatu kuda dan iringan beberapa burung gagak membuat suasana sekeliling menjadi mencekam.

Bangunan besar terlihat dibalik gerbang tua, cahaya Sang Purnama menyinari bangunan, tampak kokoh nan agung, meski sedikit menyeramkan.

Mirip sekali dengan tempat persembunyian para penyihir jahat dalam film.

"Night Raven College", itulah tulisan yang terukir disebuah lambang besar lengkap dengan gagak hitam didalamnya.

Kereta kuda itu kembali melaju, masuk kedalam bangunan aneh didepannya. Gerbang tua itu kembali tertutup, bersama dengan menghilangnya kereta kuda diantara kabut kehijauan.

Kembali kepada ritual aneh tadi. Tidak banyak berubah, pria berjubah tadi masih sibuk merapal mantra.

"Dengan dipandu oleh cermin gelap" api hijau didalam cermin seketika padam, berganti menjadi tangan misterius mengerikan menjulur keluar, seperti hendak menarikmu kedalam cermin.

"Sepanjang hatimu berkeinginan," pria itu kembali merapal, "raihlah tangan dari cermin itu..."

Tangan misterius itu semakin menjulur keluar, bergerak menjengkram hendak mengapai sesuatu.

"Untukku, untuk dia, dan untukmu."

"Kita sudah kehabisan waktu."

"Mau bagaimana lagi, jangan pernah lari dari genggamanku"

Dan selamat datang untukmu, dinegeri para penjahat.

* * *

Kring!!!...

Deru jam weaker menggema, membuat gadis dengan surai biru urak-urakan itu terbangun dari mimpinya. Lebih tepatnya terpaksa terbangun.

Tangan mungilnya meraih jam weaker itu, iris aquamarine miliknya membulat. Ia tahu, kesialan besar sedang menantinya.

"Gawat... Bisa terlambat." gadis itu bangkit dan bergegas menyiapkan diri dengan sisa waktu yang ia punya. Dengan tergesa-gesa ia mengenakan seragam sekolah miliknya, tak lupa juga tanda pengenal tersayangnya "Oceanica NRC-1-D"-tentunya sebelum itu ia sudah mandi terlebih dahulu.

「 You in Wonderland 」، twisted wonderland fanficWhere stories live. Discover now