9

45.5K 6.2K 48
                                    

Setelah kejadian tadi di mana Amanda bertemu dengan ketiga Abang abangnya ia merasa semua badangnya sakit dan tulangnya sepertinya sudah retak

Bagaimana tidak ketiga abangnya seperti anak kecil yang baru saja bertemu ibu mereka dan tidak mau mengalah satu sama lain membuat Amanda merasa tubuhnya tertarik kiri kanan yang satu memeluk maka yang satunya akan menarik Amanda dan juga lansung memeluknya .Dan karna itu juga Amanda dengan sangat terpaksa menginap di sana setelah banyak drama yang terjadi

Dan sekarang Amanda sudah berada di depan apartemennya

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab orang orang yang berada di dalam

"Loh ada tamu" ucap Amanda yang lansung mengubah mimik wajahnya yang tadinya memasang wajah kusut kini berubah dengan senyum manis

"Iya kak" ucap semuanya

Amanda melihat ada tiga siswi perempuan dan empat siswa laki-laki dan tatapan Amanda berakhir melihat Lio yang meringis memegang wajahnya

"Loh Lio wajah kamu kok kaya habis berantem begitu, kamu tawuran" tanya Amanda lansung setelah berada di depan Lio dan memeriksa lukanya

"Nggak kak Axel nggak tawuran, dia nolongin kita bertiga, soalnya di sekolah ada geng yang emang hobinya gangguin orang" ucap cewe yang berambut pendek

"Iya kak bener kita bertiga minta maaf yah kak karna kita Axel jadi luka kek gini" ucap cewe satunya

"Mah ini memang sudah tugas Lio sebagai ketua osis" ucap Lio karna melihat Amanda hanya memasang wajah kaget dan tidak membalas pertanyaan kedua temannya

"Jangan marah mah" bisik Lio dengan suara pelan

"Ohhh gitu nggak papa emang tugas nya dia kok, yaudah Lio mamah mau ambil minum buat teman kamu sekalian ngambil kotak p3k buat bersihin luka kamu itu" ucap Amanda setelah beberapa menit mematung karna melihat wajah salah satu teman Lio yang mirip seseorang di masa lalunya sebelum ia bertransmigrasi

"Mamah what, semudah itu". Tanya Geri salah satu teman dekat Lio

"Xel serius itu beneran mamah Lo" tanya cewe yang berambut pendek tadi

Lio mengangguk sebagai jawaban. Dan itu tidak membuat mereka mereka yang ada di sana heran karna sikapnya yang dingin.

"Awet mudah banget yah" puji cewe yang berambut pirang

"Iya cantik banget lagi, gue langsung insekyur"

"Mamah gue aja yang nikah mudah nggak seawet itu" ucap riko yang juga teman dekat Lio

Baru saja yang lain ingin menanyakan hal lebih tentang Amanda tapi Amanda sudah lebih dulu datang dengan minuman dan obat di tangannya

"Ini, di minum yah. Oh ya Lio sini mamah obatin luka kamu dulu"

Lio mendekat dan membiarkan mamahnya membersihkan luka yang ada di wajah dan sikunya. Dan itu semua tidak luput dari perhatian teman teman Lio

Yang ada di pikiran teman teman axelio sekarang cuman
'kenapa muka dari mamahnya axelio masih sangat mudah'

Tapi mereka cuman bisa memendam pertanyaan itu di pikiran masing masing karna axelio tidak mungkin menjawab pertanyaan mereka semua

Sedangkan Amanda dari tadi ia tidak terlalu fokus karna perhatiannya tertuju pada satu orang yang sedang berada di depannya dengan tatapan kosong

Ingin bertanya sesuatu tapi Amanda bingung ingin memulainya dari mana dan bagaimana

"Oh yah ngomong ngomong nama kalian semua siapa" tanya Amanda mencoba basa basi

"Saya Geri kak eh Tante" ucap Geri dengan cengirannya karna sejujurnya ia merasa aneh memanggil Amanda degan sebutan Tante karna melihat wajahnya yang masih sangat mudah

"Saya tari"

"Enjelin"

"Katrin"

"Radit"

"Erik"

"Dan kamu" tanya Amanda ke orang yang ada di depannya yang sudah dari tadi membuatnya penasaran

"Arkha"

"Arkharega Arion Gavin" tanya Amanda memastikan
Arkha mengangguk heran

"Mah kok tau nama arkha" tanya Lio heran

"Em itu namatage nya kan kelihatan makanya mamah baca" ucap Amanda berbohong.









***

"Lio, mamah mau keluar kamu mau ikut nggak" tanya Amanda ke Lio yang sedang memainkan hpnya

Karna hari ini hari Minggu Amanda memutuskan untuk mengunjungi rumah Bagas ia tidak bisa terus menerus diam dengan hilangnya Bagas yang tiba tiba

"Kemana"

"Rumah orang yang ngaku ngaku bapak kamu itu"

"Emang mamah udah tau alamat rumah orang tua papah"

"Udah dan kamu harus harus ikut soalnya kalau sendiri mamah juga nggak berani" ucap Amanda dengan cengirannya jujur saja selain gugup ia juga takut bagaimana klau orang tua Bagas tidak bisa menerimanya atau bagaimana kalau orang tua Bagas sudah punya calon untuk Bagas dan banyak lagi pikiran negatif lainnya yang mengganggu otak Amanda

"Mamah yakin ini rumah papah"

"Hm" Amanda mengangguk sambil memandang gerbang besar yang menjulang tinggi di depannya  yang kebetulan tidak tertutup karna banyak mobil yang kaluar masuk

"Tapi sepertinya di dalam banyak orang"

"Hm lagi"

"Mamah tetap mau masuk"

"HM kayanyya nggak"
"Tapi nanggung kita udah ada di sini" lanjut Amanda dengan suara putus asanya

"Yaudah masuk aja"

"Nggak ah malu"

"Cari siapa mbak" ucap satpam membuat Amanda dan Lio menoleh

"Babi"

"Papah" ucap Amanda dan Lio bersamaan

"Babi, Papah" ucap satpam itu Heran memandang keduanya secara bergantian

"Loh Amanda" ucap seorang cewe yang tiba tiba datang

"Raina"

"Iya ini gue Lo ingatkan sepupunya bagas"

"Iya gue ingat" sangat ingat bahkan Amanda tidak bisa melupakan hari dimana Bagas membawanya ke pesta ulang tahun Raina beberapa bulan lalu

Membuat Amanda merasa seperti gelandangan yang tersesat melihat semua barang yang di pakai oleh sepupu Bagas yang terlihat sederhana tapi dengan harga selangit




🧡

Transmigrasi Antagonis (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang