first'

892 115 75
                                    


"jadi pindah ko?"

"jadi, ini lagi mindah-mindahin barang. Kenapa ji?" Koko mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu. Tangannya yang semula kosong sekarang sudah membawa tumpukan kardus untuk ia bawa ke dalam apartemennya.

"mau dibantu gak? Gue ke sana ya?"

"gak usah ji, ini juga udah beres" Koko menjawab pertanyaan yang dilontarkan temannya di telepon dan berjalan masuk ke apart.

"oh gitu, ya sudah nanti malam gue sama anak-anak ke tempat lo. Mau dibawain apa?"

"gak usah, kulkas gue sudah penuh. Bawa diri aja dah lu pada."

"oke, ya sudah nanti malam jam tujuh-an kita ke sana ya." Baji memutuskan panggilan itu secara sepihak, tanpa memedulikan apa Koko setuju atau tidak.

"Ji? Halo Ji? Baji? Oalah cah gendeng di mat-

BRUGH!

"ealah pantatku..." tak sengaja seseorang menabrak Koko. Untung saja kardusnya tidak ada yang terbuka, hanya saja ponselnya membelah diri.

"aduh mas maaf-maaf saya gak ngeliat tadi, aduh ini kardusnya saya beresin lagi. Eh... Ya ampun ponsel mas jadi rusak sama saya, nanti saya ganti deh" terlihat jelas wajah panik dari sang penabrak, tapi Koko hanya memerhatikannya tanpa kedip sekali pun.

'oh seperti ini nampaknya jodohku, Ya Tuhan?' batin Koko.

"mas? Mas? Ini gimana?" wajah cantik yang bercampur dengan luka bakar atau tanda lahir yang Koko tidak tau pasti, akan tetapi membuat Koko semakin masuk ke dalam imajinasi cintanya. Buru-buru ia menyadarkan dirinya sendiri, takut semakin jauh imajinasinya.

"e-eh iya mbak eh mas, gapapa kok gak usah diganti lagian cuman ponsel doang gapapa kali." senyum Koko pada pemuda berparas cantik itu.

"eh ini ponsel mahal loh mas, sayang sekali. Saya ganti aja ya mas? Saya ndak enak sama masnya, ini kan salah saya"

"saya bilang gak usah atau gak gini aja deh kamu bantuin saya angkat kardus-kardus ini aja gimana?" tawar Koko.

"eumm... Yaudah saya nurut aja deh mas" pemuda itu langsung mengambil beberapa kardus yang tadi Koko bawa.

"ayo mas"

"eh iya" Koko mengambil kardusnya, dia berjalan duluan dan di ikuti pemuda itu dari belakang.

##

"taruh di depan pintu aja mas kardusnya, terima kasih mas"

"iya gapapa mas, saya pulang dulu ya" senyum ramah menjalar di bibir tipisnya, setelah berpamitan sang pemuda langsung pergi dari ke kediaman Koko.

Beku, Koko membeku sesaat melihat senyuman pemuda manis yang kini sudah pergi, 'duh jantung gak bisa di ajak kerja sama' batin Koko.

Tunggu, tadi Koko ingin mengatakan sesuatu pada pemuda itu.

"eh loh kok, Ya Tuhan lupa nanya namanya. Yaudahlah ya ntar juga ketemu lagi, namanya juga jodoh pasti bakal ketemu lagi." dengan pedenya Koko berbicara seperti itu, memangnya pemuda itu sendiri? Siapa tau dia sudah mempunyai pasangannya.

Sudah hampir petang, koko segera masuk dan membereskan beberapa barangnya, lalu ia mandi, badannya sudah terasa lengket sejak tadi.

Koko telah menyelesaikan kegiatan mandinya, berjalan ke arah meja dekat televisi untuk mengambil ponselnya. Jika kalian bertanya, bukankah ponselnya sudah rusak? Yang rusak itu ponsel cadangan. Koko segera memesan beberapa pizza dan cola untuk teman-temannya, ia terlalu malas untuk memasak makan malam dan di kulkasnya hanya ada cemilan saja.

amaraloka ; KokonuiWhere stories live. Discover now