26. Mendengar tanpa bukti

25 10 1
                                    

Malam telah larut,tampak dari suasana yang telah sunyi sepenuhnya ditambah dengan setiap cahaya yang tampak kian meredup.Ia hanya diam di kamarnya dengan pikiran yang begitu kacau karena sungguh ia tak bisa lagi mengerti keadaan yang baru saja terjadi.

Sinar lampu dari luar merembes masuk kedalam kamarnya yang memang sudah redup karena seperti biasa jika jam sepuluh malam maka semua lampu kamar harus padam,Jungwon mencari ponsel cadangannya diam diam karena tak ingin orang tuanya tahu.Itu semua karena ponselnya harus disita setiap malam dan baru dikembalikan jika ia sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Matanya yang sipit semakin mengecil ketika sinar lampu yang dihasilkan dari layar ponselnya sangat menyilaukan.

22:34.

Ia melempar ponselnya kebawah ranjang dengan pelan dan menuruni kasur besarnya dengan perlahan.Tangannya memutar knop pintu pelan dan langsung mengendap untuk langsung menutupnya kembali.Tidak ada ayahnya dirumah namun tetap saja ia harus waspada karena ibu dan beberapa kaki tangan ayahnya terkadang masih berkeliaran untuk mengecek dirinya yang memang suka membantah dan melanggar agar tidak berbuat aneh aneh.

Ketika Jungwon sampai pada taman belakang rumahnya ia langsung terkejut karena ia melihat punggung Heeseung yang duduk membelakanginya,tampak lelaki itu memakai hoodie berwarna cokelat dengan tudung yang dipakainya.

Jungwon langsung memundurkan tubuh dan langsung berbalik karena ia belum mau menemui lelaki itu,menurut Jungwon Heeseung begitu bodoh dan menjadi gelap mata hanya karena mengenal Aera.

" Jungwon." Suara rendah langsung membuat Jungwon menghentikan langkahnya namun tetap pada posisinya yang memunggungi Heeseung yang sekarang berdiri dan melihat Jungwon yang memakai piyama hitamnya.

Cukup lama mereka terdiam karena sepertinya malam sangat mendukung suasana yang tampak begitu canggung hanya karena satu hari yang belum masuk sepenuhnya dalam pemikiran Heeseung.

Lama menunggu membuat Jungwon hendak melangkahkan kakinya kembali karena terlalu malas jika menunggu lelaki yang tampak terdiam itu.

" Kakak minta maaf." Suara lirih itu lagi lagi membuat kakinya berhenti bergerak dan seketika tubuhnya bergeming dengan kaku, setelahnya ia memutar tubuhnya dan langsung menatap Heeseung yang menatapnya dengan tatapan teduh seperti biasanya-tidak seperti tadi.

Heeseung sedikit terkejut ketika melihat senyum Jungwon yang tidak pernah ia lihat sebelumnya,senyum itu tampak begitu sarkas karena menahan emosi namun dengan matanya yang menyiratkan kesenduan.

" Untuk?" Jungwon tetap berdiri dengan balik menatap mata Heeseung tanpa segan meskipun mata itu tampaknya telah mengalah dengan redup.

" Kakak salah,semua yang terjadi membuatku-entahlah aku tidak tahu." Heeseung memang segitu menyesal namun suaranya tidak mampu keluar dengan benar yang mengundang decihan Jungwon.

" Sudahlah,aku tanya sekarang.Kau siapa?"
Perkataan Jungwon membuat Heeseung sekali lagi begitu menyesal dengan membodohi dirinya sendiri,entah apa yang membuatnya begitu menjijikkan seperti ini.

" Jungwon maaf,seperti sebelumnya aku teman dan kakakmu."

" Kakak? kau perlu minta maaf pada yang kau sakiti."

" Kakak tahu." Jungwon melotot tak suka dan langsung menatap tajam Heeseung yang tersenyum lembut itu.

" Apa yang membuatmu seperti ini?" Jungwon menaikkan nada bicaranya yang membuat Heeseung menghela napas berat,ia tahu ia salah namun tampaknya Jungwon benar benar sudah terlanjur marah dan kecewa kepadanya karena jujur ia pun kecewa.

" Kakak hanya cemas." Jungwon mendengus kasar karena selain ia yang kecewa dengan perlakuan Heeseung terhadap Ji-Han,ia juga sangat marah ketika mengetahui orang yang ia masukkan kedalam daftar orang yang ingin ia lindungi malah dekat dengan orang yang begitu ia benci.Ia sangat tidak suka dengan Aera,terserah dengan dirinya yang ada lebih dulu sebelum Jungwon namun kenyataan akan semuanya membuat dirinya benar benar menjadi sangat membencinya.

Realizing of love // Park Sunghoon Where stories live. Discover now