Number One #1

47 2 0
                                    


Seorang laki-laki muda tengah mengamati pemandangan indah di depannya. Sangat indah bagi matanya. Seorang perempuan yang tengah tertidur pulas dalam dekapannya, dengan senyuman yang sedikit terpancar dari wajahnya. Tangan laki-laki itu kini menahan sinar matahari yang mulai masuk ke kamar itu, menghalanginya agar tidak mengusik pergelutan sang perempuan dengan dunia mimpinya. Perempuan yang kini telah menjadi istrinya itu menggeliat, meskipun wajahnya tehindar dari matahari, bagian bawah selimutnya tetap terpapar sinar itu.

"Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini?" sang perempuan mulai membuka matanya dan mendapati laki-laki yang merupakan suaminya itu menggantung tangannya menutup wajahnya. Si laki-laki hanya nyegir, menunjukkan deretan gigi rapinya.

"Aku tidak mau tidurmu terganggu," jawabnya.

Si perempuan hanya tersenyum, kembali memejamkan matanya dan menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.

Si perempuan hanya tersenyum, kembali memejamkan matanya dan menenggelamkan wajahnya di dada sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwoo telah rapi dengan rok span selutut dan jasnya. Ia akan melakukan sebuah tes interview di sebuah perusahaan idamannya sejak ia lulus kuliah. Sungguh hari yang menegangkan bagi Jungwoo. Hari itu ia memilih rok span berwarna hitam, kemeja putih, dan jas hitam. Tidak lupa ia mengikat rambut panjang sepunggungnya ke belakang, agar terkesan rapi. Tidak lupa kemarin ia juga membeli sepatu kerja baru, karena yang lama sudah ia rasa usang. Jungwoo bukanlah perempuan miskin, bisa dibilang ia sangat hemat dan minimalis.

Dengan bangga ia keluar dari apartemennya, melangkah menuju lift yang terbuka dengan cepat. Tidak ingin orang yang sudah terlebih dahulu masuk terlalu lama menunggunya.

"Kau akan interview kerja?" tanya laki-laki yang kini berdiri di sebelah Jungwoo. Jungwoo menoleh, tersenyum dengan cerah ke arah laki-laki itu, "doakan kali ini memang hari keberuntunganku." Ucapnya. Laki-laki tadi tersenyum tipis, kemudian mengacungkan jempolnya mantap. Dia adalah tetangga Jungwoo, namanya Mark. Dia setahun lebih muda dari Jungwoo, namun mereka sepakat untuk tidak menggunakan honorifik saat berbincang. Agar lebih akrab, katanya.

"Kali ini dimana?" tanyanya lagi saat mereka sudah sampai di lobby.

"Wong Company, akhirnya," Jungwoo menjawabnya dengan senyum penuh harap. Lebih berbinar dari sebelumnya. "Wow, finally you did it, right? I hope this will be the last time you enroll for that company." Mark ikut senang. Jungwoo mengangguk mantap. "Wish me luck," Jungwoo segera menuju taksi yang sudah menantinya. Meninggalkan Mark yang melambaikan tangan padanya. Hari ini Jungwoo tidak ingin moodnya rusak karena harus berdesakan di bus.

 Hari ini Jungwoo tidak ingin moodnya rusak karena harus berdesakan di bus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Once Upon A Time : NCT EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang