01| Hogwarts Letter

178 23 4
                                    

" Valerie! wake up you sleepy girl!"

"eungg... luce ini masih terlalu pagi"

Lucian Bole, dia berada dikamar adiknya sejak tiga jam yang lalu. Jika saja ayahnya tidak menyuruhnya untuk membangunkan adiknya, ia juga tak mau.

Kamar ini sangat gelap untuk seorang gadis kecil, hampir tidak kau temukan warna merah muda disini. ya walaupun Bole's manor memang terkesan gagah dan suram karena eksteriornya yang hanya berwarna hijau tua dan sedikit hiasan dari emas, 'seharusnya kamar Valerie lebih cerah sedikit' batin Lucian.

"ayolah kau sudah bilang itu daritadi, come on! Wake up!" lucian menarik tangan valerie hingga tubuhnya itu terduduk dikasurnya dengan mata yang masih terkatup.

Walaupun sudah terduduk dikasur, adiknya tidak menunjukkan dirinya akan turun dari kasurnya dan menuju ruang makan.

Dengan kejahilannya, sang kakak menarik rambut adiknya dengan pelan hingga adiknya ikut menunduk cepat. "lucee!" gumam valerie. Lucian hanya terkekeh melihat adiknya yang masih mengantuk itu walaupun valerie tidur lebih awal dari penghuni rumah yang lain.

"cepatlah cuci muka dan cepat ke ruang makan! Father sudah menunggu!" pancakes yang disajikan house-elf pasti sudah dingin hanya karena lucian harus membangunkan adiknya.

Mr. Bole mengajarkan anak - anaknya dari kecil untuk selalu menyempatkan untuk sarapan dan makan malam bersama dengan anggota keluarga. Sesibuk apapun.

"Selamat pagi father."

"Pagi juga sweetheart!" jawab father antusias melihat valerie duduk di seberangnya, sudah 2 pekan ia tidak bertemu anak perempuan satu - satunya itu.

"sudah merelakan kasurmu eh? Sleepy girl?" lucian dengan seringainya membuat valerie mendengus kecil.

Mr. Bole bekerja di kementrian membuat dirinya jarang ada dirumah pagi hari untuk sarapan bersama, ia juga pulang sangat larut hingga harus makan malam sendiri karena putrinya sudah tertidur lelap saat ia datang.

Tahun lalu, lucian sudah masuk ke hogwarts. Saat ia mendapatkan surat dari hogwarts, ia terus memamerkan surat tersebut ke adiknya dan para house-elf serta para tamu yang mengunjungi rumahnya.

Jangan tanya valerie, bagaimana rasanya memiliki ayah dan ibu pekerja keras dan kakak yang sekolah berasrama.. Sepi dirumah. Hanya ditemani house-elf.
Tapi kalau lucian sedang berlibur, ingin rasanya valerie menendangnya kembali ke hogwarts.

"lucian jangan goda adikmu terus, biarkan dia sarapan!" sahut ayah tanpa menoleh ke arah kedua anaknya sambil menyesap kopinya.

"Father, lihat isacs datang!" ditunjuknya seekor burung hantu berbulu hitam milik keluarga bole.

Isacs sebenarnya adalah milik Leon, Kakak tertuaku. dia 2 tahun lebih tua dari Lucian. Kamu selalu bermain Bersama, Kakak yang selalu ada untukku hingga saat terakhir ia kembali ke rumah...

"daisy, grab the envelope!" "yes monsieur"
House-elf itu segera menghampiri burung itu dan menyerahkan surat ke Mr. Bole.

Diteliti surat surat yang dibawa isacs, hanya beberapa surat dari sepupu jauh, surat dari durmstrangs, surat - surat kementrian, surat perluasan tanah manor dan surat perkamen bersegel.

Mr. Bole menatap lucian dan valerie bergantian dengan antusias. yang ditatap bingung mengartikan situasi yang terjadi.

'ayah menang undian kementrian lagi kah?' batin valerie

"Ada apaa father? Kau tampak senang." Lucian sebenarnya bingung tapi lebih memilih fokus pada makanannya

"Well, kau juga akan senang melihat surat ini lucian" Mr. Bole menyerahkan surat itu ke lucian sambil tersenyum

'Surat apa yang membuat father bisa tersenyum, aneh sekali ekspresi father' lucian bergumam sendiri sambil meraih surat diseberangnya.

"VAL, KAU MASUK KE HOGWARTS TAHUN INII!! WAHHHH VAL" lucian bangun menarik dan memeluk adiknyaaa erat - erat sambil memutar - mutar badannya.

"lucee stopp! Akuu pusingg"

"YEAHHH! ADIKKU MASUK HOGWARTS!"
" Father apa aku harus ke hogwarts? Aku tak mau bersama dengan luc--Aduh! Jangan dicubit!" langsung ku tampar tangan lucian yang mencubitku tadi

Lucian tidak dapat menyembunyikan senyumannya, ia merangkul bahuku "Aku akan menjagamu valerie, iya kan father?" ucapnya sambil menatapku dengan matanya yang berbinar - binar

"WAHH VAL, KAU PASTI SENANG MELIHAT KETAMPANANKU SETIAP HARI"

"Tentu lucian, kau harus menjaganya. Ayo anak - anak kita harus belanja perlengkapan sekolah kalian! Lets go! Pip - pip!"
Ayah bergegas mengambil jubahnya dan merangkul kedua anaknya dan berapparate begitu saja.

- - - ✴ - - -
Visualisation :

- - - ✴ - - -Visualisation :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Valerie Édna Bole

----

Welcome to my first story!
sebenernya draft cerita ini udah lama, tapi sambil gabut istirahat kerja ku lanjutin aja.
Kalau ada salah, revisi ajaa bestiee ʕﻌʔ
Dont forget comment and vote, bye - bye

Bloody Annoying! [Lucian Bole]Where stories live. Discover now