He's Coming : [1]

255 34 6
                                    


1,4k words.

ㅡㅡㅡ

Suara sol sepatu beradu dengan lantai menggema cukup nyaring, mengiringi setiap langkah angkuhnya. Dengan penuh kewibawaan, pria itu membuka sepasang pintu kayu mahal yang dihiasi dengan pernak pernik mengkilap.

"Selamat datang, Star!" Sorak salah seorang yang duduk di kursi besar di tengah ruangan.

Ruangan ini elegan dan sedikit depresif dengan warna monokromnya. Tidak hampa dan cukup segar. Fitur ruangannya juga tidak membosankan.

"Suruh bawahanmu keluar." Ucapnya pelan seraya melepas kacamata hitam yang sedari tadi ia kenakan.

Si penyambut memberi isyarat pada bawahannya untuk segera keluar dari ruangan. Setelah semuanya habis dan hanya tersisa dua manusia sejenis ini, si pendatang duduk di sofa dengan leluasa.

"Tidakkah kamu ingin menyapa balik kawan lamamu?" Ucap si penyambut seraya berjalan keluar dari area mejanya menuju area menjamu di mana si pendatang berada.

"Oh, apa perlu? Ku pikir hanya kamu yang merindukan ku, tuh?" Sinis si pendatang.

"Wah, benar kata Zuho, aku akan menyesal mengundangmu kesini."

"Ya sudah, aku pergi saja lagi. Selamat tinggal, kuharap kita tidak bertemu lagi." Sarkas si pendatang. Tangannya kembali menyampirkan kacamata hitam itu ke kedua telinganya.

"Hey, hey, hey! Hanya gurauan, duduklah, duduk!" Si penyambut menarik lengan si pendatang untuk kembali duduk.

"Jadi? Apa tugasku?" Tanya si pendatang seraya bersedekap dada, dilanjuti dengan menyilangkan kedua kaki, kemudian menyandarkan punggungnya.

Sang penyambut menghela napas kesal. Matanya memicing menatap si pendatang dengan sengit, "Kenapa suka sekali to the point, sih? Tidak bisa kah kita bicarakan hal yang ringan terlebih dahulu?"

"Tidak bisa, aku orang sibuk."

"Sibuk mencari muka, iya?"

"Hey!" Sentak si pendatang.

"Seonghwa, kamu selalu berkobar dan bersinar." Ucap si penyambut.

"Aku tahu." Jawab singkat pria bernama Seonghwa itu.

Sang Penyambut menatap tidak minat pada Seonghwa. Rasanya benar benar berhadapan dengan orang yang sangat angkuh, walau memang kenyataannya begitu, sih.

"Jawablah pertanyaanku, Johnny."

"Ohoho, sopan sekali kau rupanya." Sindir si penyambut, Johnny.

"Aku selalu mendapat nilai perilaku lebih tinggi darimu semasa sekolah."

"Huh," Johnny tidak percaya dengan keangkuhan Seonghwa yang membuatnya sedikit emosi. Sulit bicara baik baik dengannya, "Tidak lebih dari 1 tahun, ya! Saat aku kelas 12, kau kan baru masuk kelas 10! Kalau saat awal SMA sih, nilai perilakuku juga jelas bagus!"

"Ya, ya, ya. Sekarang beri tahu tugas utama ku." Ucap Seonghwa seraya melihat-lihat ujung jari-jari lentiknya.

Johnny menghela napas, Ia kemudian beranjak dan mengambil satu map kertas dan sebuah tablet. Setelahnya Ia kembali duduk dan memberikan tablet tersebut dengan layar menampilkan tugas-tugas dari posisi yang akan Ia ambil.

Pay Attention, Mr. Busy! | JoonghwaWhere stories live. Discover now