RUMAH KEDUA (1)

28 10 4
                                    

"Oke, ntar aku nyusul ke sana."
"Iya sayang, aku ngerti kok. Ya udah ya, sampai jumpa di sana, bye... "

Anis menyeritkan alis saat melihat Killa menjawab telpon seseorang di seberang sana. Anis menggelengkan kepala sambil memutar bola matanya. Sebenarnya ini bukan kali pertama ia melihat sahabat nya seperti itu. Karena sudah terlalu sering Anis bahkan merasa bosan dengan nya.

"Kamu sama dia lagi? "
" Iya. " Jawab Killa santai.
"Kil, kenapa sih kamu masih aja bertahan sama orang toxic kaya dia?. Kamu sendiri kan tau kalo..."
"Nis, kalo aku kehilangan dia, aku punya siapa lagi selain dia?. " Potong Killa tegas.
"Kan ada aku. "
" Kamu aja gak pernah percaya sama yang aku omongin. Cuma dia satu satunya yang percaya sama aku. Apa pun itu. Dan aku juga gak tau apa lagi jadi nya dia kalo aku gak sama dia terus. "
" Terserah kamu deh, kan kamu juga yang ngejalanin. " Jawab Anis menyerah.

Killa mengangguk angguk kan kepala nya.

"Oh iya, hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu. Aku mau nyusul Ryan di depan. "
" Iya Killa.... Ya udah gih sana, ntar Ryan kamu tuh ngambek lagi. "

Killa hanya tersenyum sambil berlari keluar gerbang sekolah. Langkah pendek nya menghampiri sosok jangkung yang berdiri di balik pagar. Senyum Killa bermekaran di sana, menyapa pemuda itu ramah. Pemuda itu pun membalas dengan pelukan kecil dan tawa renyah nya. Mungkin untuk mereka yang baru saja melihat pasangan itu, mereka akan menyangka bahwa mereka adalah sepasang sejoli yang sangat serasi. Namun tak begitu di mata Anis. Anis hanya memijat pelipis nya dan segera ke lokasi parkir untuk mengambil kendaraan nya.

" Hari ini kita mau kemana? " Tanya Killa manja.
"Hari ini kita langsung pulang aja ya sayang. Aku lagi banyak tugas hari ini."

Killa tak menjawab, ia hanya memanyunkan bibir mungil nya.

"Maaf ya sayang, besok deh kalo aku gak sibuk, kita pergi ke tempat mana pun yang kamu mau, ya. "

Killa masih tak menjawab.

"Sayang... Jangan ngambek dong. Yah, beneran deh hari ini tugas aku banyak. Yah... "
"Uluh uluh.... Pacar aku yang cantik.... Hari ini kita pulang aja ya. Jangan ngambek terus ya... " Rayu Ryan lembut.

Killa pun tersenyum tipis, pipinya merona saat mendengar ocehan Ryan.

"Nah gitu dong, kan nambah cantik kalo gak jutek. " Ucap Ryan sambil mengacak-acak rambut Killa.

Senyum Killa semakin merekah saat ia di perlakukan sangat baik oleh pacarnya. Mereka pun memutuskan untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Setelah Ryan mengantar Killa ke rumah, ia pun bergegas ke rumah nya sendiri.

Killa menghela nafas panjang, ia membanting kan diri ke tempat tidur. Killa mengambil ponsel di saku seragam sekolah yang masih melekat di tubuh nya. Ada banyak notifikasi di sana. Dan hampir semua isi pesan dari Ryan.

"Sayang... "
"Aku udah nyampe rumah nih. "
"Sayang udah makan? "
"Jangan lupa langsung beberes ya, ganti bajunya."
"Mau aku telpon sambil nemenin kamu nugas gak?. Sekalian aku juga mau nugas nih. "
"Sayang.... "
"Love you.. "

Killa tersenyum saat membaca pesan dari Ryan yang datang bertubi-tubi.

"Iya sayang... "
"Aku beberes dulu ya. Ntar kalo udah siap aku kabarin. Love you too... "

Killa segera berlari ke kamar mandi dan bergegas mengganti seragam nya dengan kaos oblong dan hotpants. Ia pun mencepol rambut panjang nya.

Tangan nya dengan sigap meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Jari lentiknya terus menari di permukaan ponsel. Membalas setiap pesan yang Ryan kirim untuk nya.

Ponsel nya berdering. Ada panggilan masuk dengan nama yang ia hafal tertera jelas di sana. Killa berdehem kecil dan segera menjawab panggil tersebut. Ia terus mengoceh dengan lawan bicara nya. Terkadang gelak tawa nya terdengar begitu renyah. Dan obrolan mereka terus berlanjut dan terus hanyut terbawa waktu.

***

Terima kasih karena sudah membaca cerita saya...
Jangan lupa vote, komen dan follow ya 😄😄😄😄

RUMAH KEDUAWhere stories live. Discover now