Prolog

8 1 1
                                    

Kandasnya kisah percintaan Arsy Léirzhie dengan pria yang ia sukai selama tiga tahun lamanya sukses membuat fokusnya terganggu. Tiga tahun yang ia perjuangkan harus kandas dalam waktu satu bulan setelah menjalin asmara dengan pria yang enggan ia ingat lagi namanya.

Dalam rangka melupakan kisah kelam dan muak untuk ia kenang lagi, Arsy memutuskan untuk mengikuti kegiatan seleksi Paskibraka yang memang sudah ia nanti juga sejak lama. Momentum yang pas dalam rangka perayaan patah hatinya, Arsy bertekad untuk lolos agar tidak lagi membiarkan pria menyebalkan itu masuk ke dalam pikirannya barang sedetik saja.

Pintu kereta terbuka dengan lebar tentunya secara otomatis membuat dua insan dari arah berlawanan saling menatap dengan canggung. Setelah kereta benar-benar diam dengan posisi yang sama selama lima detik, pria jangkung dengan hoodie hitam kesukaannya itu masuk tanpa membuang waktu lagi.

Kereta dengan rute Jakarta-Kota serta kapasitasnya lumayan senggang pagi hari ini, tentu membuat banyak manusia merasa lega, meskipun tidak ada kursi kosong untuk sekadar duduk dan menikmati perjalanan. Setidaknya dengan bersandar di dekat pintu, gadis dengan rambut sebahu dengan permen jeruk yang ada dalam mulutnya itu bisa merasa nyaman karena tidak berdesakkan dengan orang lain.

Setelah pintu tertutup, gadis berambut sebahu dengan tas ransel berukuran besar berwarna merah yang menjadi ciri khasnya itu memutuskan untuk mundur beberapa langkah dan memilih pergi meninggalkan gerbong sebelumnya. Ia yang tadinya merasa nyaman, tiba-tiba canggung, sebab pria yang tadi bertatapan dengannya memilih untuk berdiri di tempat yang bersebrangan dengannya.

Menghabiskan waktu perjalanan selama dua belas menit lamanya, akhirnya kereta berhenti sesuai dengan tujuannya. Tanpa membuang waktu, Aira bergegas keluar dan mencari transportasi umum lainnya guna menyambung perjalanan agar segera tiba di tempat tujuannya sejak pagi tadi.

Jadi, disinilah Arsy sekarang.

Suasana ramai dan padat yang membuatnya sesak meski hanya melihatnya dari jauh, juga kebingungannya saat mencari segerombolan manusia yang menggunakan seragam yang sama dengannya.

“Cepat taruh tas lo, Ar. Disuruh baris.”

Begitulah, Arsy yang menempati baris terdepan, berdiri berdampingan dengan pria yang berpapasan dengannya di kereta pagi itu. Ah, lagi-lagi gadis itu merasakan sesuatu yang tak biasa di dalam hatinya tatkala diminta untuk berpegangan tangan dan lari mengitari sisi kota Jakarta pagi itu. Meski mungkin biasa untuk pria disisinya, tapi ini hal luar biasa baginya.

Sebuah permulaan untuk kembali merasakan manis dan pahitnya jatuh cinta dengan orang yang berbeda, namun tetap ia harapkan bahwa kali ini bisa berakhir dengan bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bittersweet | mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang