Sword of justice

Prolog

VONDELPARK

AMSTERDAM, BELANDA

Kebanyakan orang ingin menikmati rasa bahagianya dengan orang yang ia cintai. Rasanya ada sesuatu yang hilang atau bahkan raib terbawa kondisi yang entah tidak bisa pahami dengan akal sehat. Duduklah seorang pria ditepi jalan dengan berjejeran pohon, melihat foto yang ia pegang dengan penuh rasa hilang dan hati yang begitu kosong. Pohon hijau nan rindang tidak menggiurkan untuk dilihat. Rasanya seakan-akan ia tinggal diruang yang hampa tanpa ruang dan waktu.

Memikirkan orang yang seharunya bersebelahan duduk disamping dan membuat rencana, kemana lagi kita pergi dan mengukir jejak?

Ia masukan foto itu kekantong nya dan menghela napas untuk menyadari realitas yang ada. Sambil bergumam "Ra coba kita ada disini berdua, aku yakin taman ini akan lebih indah, bahkan walaupun hujan akan terasa hangat". Begitulah orang yang termakan rindu dan kehilangan sekaligus.

Terlalu banyak tragedi dan ironi yang sudah terlewati. Kasus, kasus, dan kasus menjadi pembicaraan yang tiada tepi. Tidak ada ujung dan bahkan tidak ada benang merahnya yang terlihat. Terlalu mencekam untuk diceritakan lagi, mengulas ingatan yang sudah tertutup rapat.

Lingkaran cincin bertenggar di jari manisnya.