5. Magic Chocolate

13.9K 2K 30
                                    

Amarine cake shop tengah berjalan selama dua bulan, tak ada hambatan kecuali pesaing-pesaing bisnis yang mulai berusaha menjatuhkannya. Amarine selama ini sudah menangani masalah kecil tersebut dengan damai, ayahnya, Count Bourell diam-diam mengawasi putrinya. Siapa yang berani mengganggu kebahagiaan putrinya pasti tak akan selamat.

Semenjak Amarine sehat dan tengah disibukkan oleh tokonya, gadis itu tak menyadari jika ayahnya telah  menjalin hubungan dengan seorang wanita bangsawan. Wanita itu bernama Sarah, seorang janda dengan title Countess. Countess Sarah memiliki putri berumur lima tahun. Countess Sarah adalah wanita lemah lembut dan penyayang, begitu mengalami perdebatan dalam hati, Count Bourell memutuskan mengajak Countess Sarah dan putri kecilnya ke toko Amarine.

Kedatangan Count dan Countess Sarah tentu menjadi perbincangan, tersiar kabar bahwa mereka akan melangsungkan pernikahan. Amarine tak mempermasalahkannya, ia senang melihat wajah ayahnya yang tersenyum bahagia lagipula ia akan mempunyai seorang adik perempuan yang manis. Pertemuan pertama mereka berjalan begitu baik.

Putri Countess Sarah, Liana tersenyum malu ketika bertemu dengan Amarine. Gadis cilik itu Bersembunyi dibelakang tubuh ibunya seraya memegangi gaun Countess Sarah.

"Liana, apakah kau mau sesuatu?" Gadis cilik itu menoleh, menatap Amarine penasaran. "Aku bisa membuat makanan yang enak. Kau mau?"

Mata gadis cilik itu berbinar. Liana adalah gadis cilik penyuka makanan manis, saat pertama kali ini datang ke toko Amarine, gadis itu merengek pada ibunya untuk dibelikan kue-kue buatannya. Tentu saja Amarine menolak uang itu, ia suka rela memberikannya pada Liana. Lagipula, Liana akan menjadi adiknya.

"Liana, jangan merepotkan kakakmu." Countess Sarah memperingatinya.

Gadis cilik itu memajukan bibirnya tampak manyun. "Tidak, ibu. Liana hanya ingin kakak melakukan sulap."

"Sulap?" Amarine dan Countess Sarah menatap Liana dengan bingung.

"Di buku mengatakan bahwa ada peri yang bisa menunjukkan sulap dan membuat makanan enak." Jelas gadis itu dengan tatapan berbinar.

Amarine terkekeh geli. "Ah, jadi aku ini peri, ya?"

Liana mengangguk antusias. "Benar."

"Ayo, kita ke dapur." Ajak Amarine pada Liana. Sementara Countess Sarah dan ayahnya menunggu mereka di lantai dua.

Sepanjang kegiatan, Liana berceloteh berkata memamerkan dirinya yang akan mempunyai seorang kakak kepada teman-teman sepermainannya. "Benar, aku berkata mempunyai seorang kakak perempuan yang bisa membuat kue-kue cantik."

Tak hanya Amarine, baik Marie ataupun Jack sesaat terpesona dengan keimutan Liana. Liana kemudian berjinjit, tubuhnya tak cukup tinggi untuk melihat apa yang dilakukan Amarine pada meja dapur. Jack dengan sadar mengambilkan sebuah kursi kecil agar Liana bisa berpijak di atasnya.

Amarine mulai mengambil beberapa bahan, ia hendak membuat sebuah coklat. Liana berkata jika ia menyukai makanan yang berbahan dasar coklat. Setengah jam berkutat di dapur, gadis itu menyelesaikan coklat buatan miliknya.

"Nah, selesai!" Ujar Amarine yang membuat mata Liana berbinar.

"Wah, ini coklat!"

Amarine mengangguk. "Ya, ini coklat untuk Liana."

Amarine segera mengemas coklat tersebut dan memasukannya ke dalam kotak kecil. Coklat-coklat yang dihias dengan cantik telah siap untuk disantap.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Patisserie Lady ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang