9. Flower Fest

12K 1.8K 30
                                    

Festival bunga berjalan dengan sangat meriah, ada parade yang disiapkan oleh istana mengelilingi setiap daerah. Anak-anak berlarian memegang bendera kecil ditangannya, mengayunkannya ke kiri dan ke kanan. Mereka nampak bergembira, sesekali berteriak dan bersorak ramai.

Toko Amarine juga tak kalah ramai, dari pagi hingga siang selalu berganti pengunjung, bahkan Jack sempat kesulitan karena pengunjung yang datang melebihi jumlah kuota meja dan kursi yang telah disediakan. Lantai dua di toko Amarine digunakan sebagai gudang penyimpanan. Jadi, ia tak bisa membiarkan mereka untuk naik ke atas.

Puding bunga Telang yang ia buat sudah jadi, Amarine membuatnya dengan jumlah terbatas. Warnanya yang biru terlihat menarik perhatian, rasanya pun tak kalah dari penampilannya.

Amarine sengaja membuat puding bunga Telang sebanyak tiga loyang, karena ia tak yakin bagaimana pendapat orang-orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Amarine sengaja membuat puding bunga Telang sebanyak tiga loyang, karena ia tak yakin bagaimana pendapat orang-orang. Gadis itu segera meletakan loyang-loyang puding ke dalam etalase.

Marie yang berada di meja kasir sempat takjub menatapnya. Puding itu terlihat cantik dan menggiurkan.

Di saat yang bersamaan, Violetta dan Sophia tiba-tiba datang ke toko kue milik Amarine. Tak hanya itu, Sophia kini terlihat bersama dengan Marquis Viston. Karena meja sudah terisi penuh, dengan sangat amat menyesal Jack menempatkan Violetta, Sophia dan Marquis Viston menjadi satu.

Marie mendelik menatapnya, ia melototi Jack begitu pria itu selesai mempersilahkan ketiga tamu penting itu duduk. Masalahnya kehadiran tiga tamu itu sukses mencuri perhatian pengunjung toko, melihat tunangan putra mahkota, kekasih putra mahkota, dan sahabat putra mahkota duduk di satu meja yang sama.

"Kau bodoh, ya?" Marie berbisik pada Jack. "Bagaimana jika kedua lady itu berkelahi di toko kue Lady kita?"

"Aku harus bagaimana, hanya itu satu-satunya meja yang kosong."

Entah bagaimana, suasana toko Amarine mendadak hening, semua pengunjung tiba-tiba makan dan minum dalam diam, menanti-nanti apa yang akan terjadi. Sementara Violetta bersama salah satu pelayannya hanya duduk dengan tenang, berbeda dengan Marquis Viston. Ia merasa terjebak diantara kecanggungan yang menyelimuti.

Amarine yang sedang menyiapkan stok baru di dapur merasa suasana tokonya tiba-tiba hening, ia merasa aneh. Sebelum ia kembali ke dapur, tokonya sangat ramai. Merasa khawatir ia pergi keluar untuk melihat situasi. 

Reaksi Amarine tak berbeda jauh dengan Marie, gadis itu mendelik. Kemudian menatap kedua pegawainya. "Sudah kalian layani?"

Keduanya menggeleng. "Kami tidak berani, Lady. Atmosfernya begitu mencekik." Adu Jack.

Amarine buru-buru menghampiri meja tiga tokoh penting tersebut, yang mengundang perhatian Amarine adalah Violetta, kedua mata gadis itu bengkak seperti baru menangis. Sementara Sophia dan Marquis Viston tersenyum canggung kepadanya.

"Selamat datang, apa ada sesuatu yang ingin kalian pesan?"

Atmosfernya sungguh mencekik, bahkan suaranya saat bertanya nampak menggema disana.

Patisserie Lady ✓Where stories live. Discover now