Chapter.00

1.2K 70 0
                                    

Kim Sunoo, seorang pria Homophobic, yang kini baru berusia 15 tahun. Ia pergi ke kota untuk bertemu kakaknya yang kabur dari rumah saat dia masih berusia tujuh tahun. Dalam pencariannya, ia juga tidak lupa untuk melanjutkan studinya disana. Awalnya ia berpikir mungkin ia dapat mendapatkan petunjuk di sana sambil ia menimba ilmu, tapi ternyata salah. Dia hanyalah anak desa yang tidak pernah tahu tentang luasnya dunia, dia sangat kebingungan di kota besar ini. Dia bukanlah anak bodoh, hanya saja sekarang ia belum tahu apa-apa tentang dunia.

Sejak kecil Sunoo adalah seorang anak yang telah kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya, bukan karena orang tuanya telah meninggal, tapi karena keduanya tidak menginginkannya, dan itu belum diketahui apa alasannya. Bahkan pencarian kakaknya ke kota salah satunya adalah untuk melarikan diri dari ibunya. Uang bekal yang ia dapatpun diberikan oleh teman atau mungkin kekasihnya, dan itupun tidak cukup untuk kebutuhan hidupnya.

Tapi dia tidak putus asa, dia yakin, dia pasti akan mendapatkan uang tambahan, setelah ada seseorang yang mau mempekerjakannya.

Untuk sementara waktu, ia tinggal di asrama yang di sediakan oleh sekolah barunya. Tinggal di sana cukup menghemat jatah uang makan dan ongkos kendaraannya, tapi tetap saja itu belum cukup. Uangnya tidak akan cukup sampai ia lulus disana, paling-paling cukup hingga satu setengah tahun, itupun dengan dipotong uang jatah makan dan ongkos kendaraan.

Menghela nafas gusar, Sunoo berjalan menunduk ke arah asramanya. Kepalanya penuh dengan Keuangannya yang kurang, dan kejadian yang menimpanya waktu di desa, ditambah lagi dengan kakaknya yang entah ada di mana sekarang. Dia berpikir harus memulai dari mana ia memulai? Hidupnya terlalu rumit. Satu-satunya tempat sekarang adalah asramanya. Mungkin ia bisa mendapatkan solusi setelah ia tinggal di asrama, setidaknya ia bisa mengistirahatkan kepalanya sejenak.

Tapi ternyata dia salah, dia tidak bisa berpikir jernih, dan kepalanya semakin pusing. Bagaimana bisa itu semakin pusing? Dia disatukan dalam satu kamar dengan seorang gay.

Awalnya itu bukan masalah besar, dia masih bisa menoleransinya. Tapi setelah satu hari dia tinggal dengannya, tingkahnya semakin membuatnya risih. Dia tidak mencoba untuk narsis, tetapi dia memang menyadarinya. Wajahnya memang cukup cantik, dan bahkan mungkin, jika di sandingkan dengan wanita itu cukup untuk mengecohkan pria.

Dia tidak tahu apa wajahnya adalah sebuah keberuntungan atau kemalangan. Setiap kali dia ingin tidur, dia selalu merasa ada mata yang mengawasinya, rasanya seperti kau akan di makan hari itu juga. Itu benar-benar tidak tertahankan. Apalagi saat kau akan mandi, itu lebih menakutkan.

Kau harus berdiam diri lebih lama lagi di kamar mandi untuk mengeringkan seluruh tubuhmu. Pastikan seluruh tubuhmu kering, dan jangan biarkan lekukan tubuhmu terlihat. Itu benar-benar merepotkan. Sunoo tidak tahan lagi dengan teman sekamarnya, diapun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, dan mencari tempat tinggal lain yang dekat dengan sekolahnya.

Rasanya dia ingin menangis. Karena setelah ia keluar dari asrama dia baru ingat, uangnya kini hanya cukup untuk satu semester.

Dan di tengah perjalanan bukannya dia mendapatkan tempat tinggal baru dia malah dipertemukan dengan seniornya waktu masih SMP.

Ini bukan masalah besar, hanya saja....

Senior ini pernah menjadi mentor-nya waktu MOS dan dia dengannya juga memiliki sedikit masalah.

Dulu dia seenaknya mempersulitnya, sebenernya bukan dia saja tapi seluruh siswa-siswi yang harus mendapatkan tanda tangannya. Kala itu, dia lagi sial, dia mendapatkan 'Dare' dan itu benar-benar tidak masuk akal Menurutnya.

Ya bagaimana bisa? Permainan bodoh macam apa itu?

Dia harus melihat ke gerbang, menunggu siapa yang lewat dari gerbang itu, dan ia harus menciumnya?!!

GILA!!
iyalah! apa-apaan dia harus menciumnya!!

Dia menunggu dan berharap semoga saja seorang bidadari, tapi ternyata yang lewat seorang pria!

What The F***!! Itu adalah pengalaman terburuknya mencium seorang pria.

Dan sekarang dia bertemu lagi dengan senior yang tidak tahu malu telah menciptakan permainan semacam itu.

menyebalkan.

Kenapa harus saat dia sedang dalam keadaan seperti ini ia harus bertemu dengannya?!!

***


Catatan penulis :

Maaf jika banyak kata-kata yang kurang nyambung atau enggak enak di bacanya...
Mohon dukungannya...


Minggu/28-November-2021

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt