Prolog

11.3K 270 2
                                    

Jauh dari pusat kota Bandung, ada sebuah daerah pedesaan yang mayoritas penduduknya adalah seorang petani, kebanyakan dari mereka menggarap lahan milik salah satu orang terkaya di daerah itu bernama Pak Baroto, pria yang berusia hampir 50 tahun itu masih terlihat segar bugar dengan 4 orang istri yang tinggal di bawah 1 atap.

Pak Baroto dikenal sebagai seorang lintah darat yang memberikan pinjaman kepada mereka yang membutuhkan akan tetapi jumlah bunga yang ia minta sungguh melewati batas kemampuan orang yang meminjam uang kepadanya, termasuk Pak Solihin, Pak Solihin merupakan seorang petani yang menggarap salah satu lahan milik Pak Baroto namun kadang kala hasil dari lahan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang terdiri dari istrinya Ibu Lasmini dan putrinya Kaira, akibat dari jumlah hutang yang Pak Solihin miliki kepada Pak Baroto mengharuskan beliu untuk mencicil bunganya menggunakan hasil panen dari lahan yang ia garap.

Seperti hari sebelum, Pak Solihin terlihat berjalan masuk ke dalam pagar rumah Pak Baroto untuk menemui pria itu.

" Tolong beri saya kesempatan lagi pak, saat ini keluarga saya benar-benar mengalami masa sulit " suara Pak Solihin terdengar memohon kepada pria angkuh yang duduk didepannya.

" Oh tidak bisa pak Solihin, anda ini sudah saya kasi kesempatan berkali-kali tapi bukan lunas malah makin nambah hutang bapak " ucap Pak Baroto.

" Saya benar-benar tidak punya uang pak "

" Hmmm bagaimana ini " Pak Baroto terlihat mengusap dagu sambil berpikir.

" Kamu punya putri kan? " Sambungnya.

" iya pak, namanya Kaira "

" Berapa umurnya ? "

" 21 tahun pak, kenapa yah pak? " Ucap pak Solihin dengan hati-hati.

" Kalau kamu mau saya bebaskan dari hutang-hutangmu, biarkan putrimu jadi istri ke-5 saya, bagaimana pak Solihin ? " Tanya pak Baroto.

Wajah pak Solihin nampak terkejut, bagaimana mungkin putrinya yang masih muda harus menikah dengan pria yang sudah hampir berkepala lima, terlebih lagi dia akan jadi istri ke-5 dari pria ini.

" Tapi pak? Apa tidak ada cara lain? "

" kalau tidak mau, tidak ada cara lain selain segera melunasi hutangmu, karna hutang kamu sudah jatuh tempo " tegas pak Baroto.

" Tapi pak, walaupun saya menjual rumah kami, tetap tidak bisa melunasinya, jadi apa bapak tidak bisa memberikan kesempatan buat saya lagi ? "

" Pulanglah, dan pikirkan ucapan saya "

" Ba baik pak, saya permisi " Ucap pak Solihin kemudian mengangkat kaki dari kediaman pak Baroto.

Sepanjang jalan dia terpikirkan akan perkataan pak Baroto yang meminta untuk menikahi putrinya supaya ia bisa melunasi hutang-hutangnya.

" Bagaimana ini, mana mungkin Kaira mau menikah dengan pria yang beristri " laki-laki itu terlihat mengacak kasar rambutnya sendiri.

MARRIAGE CONTRACT ( TAMAT )Where stories live. Discover now