Prolog

217 13 0
                                    

            Tangan mengepal meninju keras tepat di pipi Sunghoon, membuat wajahnya yang pucat menjadi kemerahan. Sunghoon bergeming, sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Dia menoleh menatap marah ke arah Jongseong dengan mata membelalak.

"Kau memukulku? Beraninya kau memukulku!"

Dia membentak seraya menarik kerah baju Jongseong dengan bringas, Sunghoon terlihat sangat marah dan siap membunuh siapa pun yang menyenggolnya malam itu. Sunwoo dan yang lainnya menghadang, melerai perkelahian mereka sebelum ada salah satu yang meregang nyawa. Masing-masing memegang erat Jongseong dan Sunghoon.

"Benar aku memukulmu! Kenapa? Merasa terhina?" Sahut Jongseong menantang, setelah berhasil dipisahkan. Sekuat tenaga Heeseung menahan tubuh Jongseong agar tidak berontak dan memukul Sunghoon lagi.

"Kamu pikir tidak ada yang bisa memukulmu? Kamu atlet sebelum datang ke sini, di sini kamu hanya anak bodoh yang kesepian!" Ucapan Jongseong terus memprovokasi. Wajah Sunghoon semakin memerah, matanya bergetar penuh amarah. Dia berteriak sambil berontak,
"Kurang ajar!" Jeritnya. Sunghoon pun lepas kendali, Jungwon dan Riki yang memeganginya di dorong, sampai tersungkur ke lantai, sementara Sunghoon mengejar Jongseong, untuk menbalas ucapannya dengan tinju.

Kepalan tangannya melayang lurus ke arah Jongseong. Tanpa menyadari Jaeyun berlari menghadang, membiarkan tinju Sunghoon mengenai wajahnya.

Bugh!

"Jaeyun!" Riki berteriak begitu Jaeyun terjerembab, pun menghampirinya. Sunghoon bergeming, dia tidak menduga Jaeyun akan menghalanginya. Sunghoon menatap satu per satu kawannya, mereka menatap Sunghoon penuh kekecewaan.

"Aku tidak apa-apa, jangan berkelahi, kalian membuatku sedih." Ucap Jaeyun lirih sambil menahan sakit, masih di posisi terkapar.
Sunghoon menjadi linglung, dia melangkah mundur sedikit demi sedikit, dan berlari ke luar dengan rasa bersalah.

Sunghoon kalut berpikir mungkin bukan keputusan yang tepat untuk memimpin teman-temannya di sini. Mungkin dia berkhayal terlalu tinggi tentang berteman, takdirnya tersirat untuk selalu sendiri dan kesepian, dengan sikapnya yang arogan.

Child Of The Moon [Enhypen]Where stories live. Discover now