Part 1

76 4 0
                                    

"Dengar Raka, ini bukan masalah besar. Kamu akan berhasil di pertandingan berikutnya. Percaya sama ayah, ayah selalu ada untukmu"

Daven menarik putranya, Raka, mendekat dan memeluknya erat-erat. Davendra Hirawan adalah seorang ayah single parent yang bercerai 3 tahun lalu setelah pertengkarannya dengan istrinya, dikarenakan dia tertangkap basah bahwa dia ternyata adalah seorang gay. Sebenarnya Daven sudah menjadi seorang gay semenjak dia berada di jenjang SMA, namun karena tututan keluarganya untuk menikah secepatnya sementara orang tuanya tidak mengetahui mengenai orientasi yang dia miliki, dia pada akhirnya di nikahkan oleh seorang wanita dari teman orang tuanya. Raka bukanlah anak kandungnya, melainkan anak yang dia dan mantan istrinya terima dari panti asuhan sejak Raka masih berumur 3 tahun dan memiliki darah Amerika dalam dirinya, jadi secara sistematis Raka murni seorang bule. Itu juga salah satu ambisi mantan istrinya dulu untuk memiliki anak dengan darah orang luar negeri. Hak asuh Raka kini diambil oleh Daven karena mantan istrinya tidak ingin tahu menahu mengenai hubungan mereka lagi. Menjadi single parent sangat melelahkan bagi seorang ayah 27 tahun Minang itu, karena semua hal akan dia lakukan sendiri. Dia masih memiliki darah Polandia dari ayahnya sehingga penampilannya tidak seperti orang lokal. Namun tubuh pendek yang dia miliki, dia wariskan dari ibunnya yang berdarah Minang. Tingginya hanya 170 cm. Daven adalah anak tunggal dan kedua orang tuanya sudah meninggal dalam insiden kecelakaan 2 tahun lalu. Sanak saudaranya pun terpaut jauh dan kurang saling mengenal, jadi saat ini dia hanya memiliki Raka seorang. 3 tahun penuh adalah masa berkabung baginya hingga saat ini, ditinggalkan oleh istri dan orang tua dalam kesendirian, lalu dipaksa untuk pindah di tempat asing pula. Hal itulah yang membuat Daven mengalami depresi berkelanjutan dan menyebabkan dirinya mempunyai sifat over protektif terhadap Raka.

 Hal itulah yang membuat Daven mengalami depresi berkelanjutan dan menyebabkan dirinya mempunyai sifat over protektif terhadap Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ke saat ini, seragam sepak bola biru dan putih Raka dilumuri oleh ingusnya dan juga banyak air mata yang jatuh di atasnya. Dia menangis karena diduga mengacau dalam pertandingan sepak bola di salah satu ajang pertandingan antar sekolah. Tentu saja, itu adalah liga anak-anak yang sangat populer di kalangan anak laki-laki dimana kebanyakan orang tua tidak terlalu tertarik. Akan tetapi Daven dan putranya sangat tertarik akan ajang ini dan berusaha melakukannya dengan sangat keras. Berharap Raka dan rekan timnya bisa memperoleh kemenangan. Dia sebenarnya menonjol dalam pertandingan sepak bolannya, namun saat itu beberapa rekan satu timnya menyalahkannya dikarenakan mereka mengatakan dialah biang keladi yang menyebabkan tim itu kalah, padahal itu bukan kesalahannya.

Apakah Daven marah? Tentu saja. Daven menonton pertandingan sama seperti orang tua lainnya. Kecuali orang tua lain terlalu sibuk dengan handphone mereka, sementara Daven selalu menyemangati anaknya. Oh itu benar, mereka semua adalah orang tua yang buruk. Tak satu pun dari mereka yang peduli bagaimana keadaan anak mereka. Bukannya Daven menyalahkan mereka, karena dia juga memaklumi mereka dimana sepulang kerja mereka harus berhadapan langsung untuk menonton pertandingan anak-anak mereka dan itu bisa sangat melelahkan. Meskipun rekan satu tim Raka selalu melakukan kesalahan seperti tersandung dan sering gagal dalam mengoper bola, kebanyakan rekan timnya meneriaki dan menyalahkan anak laki-laki Daven alih-alih bertanggung jawab atas diri terhadap kesalahan mereka sendiri.

Lilin Harapan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang