99 Roses

451 69 14
                                    

Hai, emak kembali dengan oneshoot, kali ini emak bawain JaFirst yak, cerita ini di ikutkan di Event DreamWorld. Karena Event sudah selesai jadi emak up di sini. Tq.

Happy Valentine guys. Lope u all.

________________________________

Pov Ja

Entah apa yang terjadi pada pemuda di depanku ini hingga ia tidak mempunyai rasa malu. Saat ini berdiri lagi di hadapan ku hanya untuk menyatakan perasaannya.  Ini sudah hampir satu bulan, tapi First terlihat tidak pernah menyerah mendekati aku. Bukan aku tidak suka tapi tidak kah ia mengerti ucapan ku yang tak ingin menyambut perasaan nya?

Apakah dia tak mengerti kata tidak?
Aku bahkan sering membuang makanan yang ia berikan di depannya tapi dia hanya sedih sebentar lalu tersenyum lagi dan kembali lagi esoknya dengan menu yang baru dan lagi-lagi dengan senyum yang sama. Tidakkah dia lelah?

"Ja~"

"Ck, kau lagi." dengus ku kasar.

"Iya ini aku, ini untukmu." ucapnya sambil menyerahkan satu tangkai mawar merah, ini sungguh konyol.

"Kau pikir aku seorang gadis?"

"Kenapa? Bukankah bunga itu universal, dan mewakili suatu perasaan, ini untukmu dari hatiku, ayo terimalah."

"Tentu saja tidak, minggir aku mau ke kelas." sarkas ku berusaha melewatinya.

"Tapi bunganya-"

"Aku tak butuh."

"Ja~ ayo na sekali-sekali terimalah." mohonnya sambil mengikutiku ke kelas. Padahal kelasnya dan aku berbeda. Karena memang fakultas kami juga berbeda.

"Kau tidak suka mawar? Kalau begitu beritahu aku kau suka bunga apa."

"Ck, aku tidak suka kau." ucapku tegas. Ya Tuhan seharusnya dia sakit hati dan pergi tapi kenapa dia malah tersenyum.

"Aku tahu, karena itu aku berusaha agar kau menyukai aku." jawaban darinya yang sama sekali tak kumengerti, kenapa pemuda ini keras kepala sekali.

"Jika kau berubah karena apa yang kuinginkan itu bukan cinta."

"Iya kau benar, karena itu aku mendekatimu dengan caraku, karena inilah aku." lihat dia selalu punya kalimat untuk menjawabku, bikin aku kesal.

"Tapi apa kau tidak bisa mengerti bahwa perasaan tidak bisa di paksa First."

"Iya aku tahu Ja, aku hanya berusaha pelan-pelan agar kau menyukai aku. Aku tidak memaksamu, aku akan melakukannya hingga aku tak sanggup lagi."

Aku tertegun mendengarnya. Sebuah jawaban yang membuatku bisu. Sejujurnya jika aku di posisi nya mungkin aku sudah menyerah sejak dulu, untuk apa aku bersusah payah melakukan seperti apa yang ia lakukan selama ini. Jika aku menyukai seseorang dan ia tidak, maka aku akan pergi mencari cinta baru.

"Besok aku bawakan bunga lain. Aku pergi dulu Ja, jangan merindukanku. Bye~" pamit First mengedipkan sebelah matanya membuatku merasa malu. Cih apa aku baru saja di goda? Yak! Awaas kau First.

Kelas sudah mulai ramai, Manajemen Bisnis selalu ontime, tapi untung saja kejadian tadi tidak ada yang melihat, aku bahkan bingung kenapa First pagi-pagi sudah berada di depan kelasku. Padahal aku sudah berusaha berangkat pagi agar tidak bertemu dia tapi justru dia malah berada di depan kelasku.

oOo

"Ini Ja."

"Apa lagi ini?" tanyaku dengan alis yang bertaut.

"Bunga, kan kemarin aku sudah bilang, aku akan memberikan mu bunga lain, sampai kau bilang suka." ucap First khas dengan senyum yang sama. Manis. Eh?

"First, bisakah kau tidak melakukan hal yang tidak berguna semacam ini?" Jawabku sambil mengeluarkan beberapa buku yang ingin ku pakai mencatat dari beberapa bacaan di perpustakaan ini.

23. 99 Roses (1shoot END)Where stories live. Discover now