The Night We Met

582 45 19
                                    

.

.

THE NIGHT WE MET

.

[This story contain malexmale relationship! You have been warning!]

.

.


Off Jumpol tidak menyukai pesta.

Alasannya sangat jelas, dia tidak suka dengan keramaian. Banyak orang berlalu-lalang menggunakan pakaian yang serba mewah, layaknya badut bodoh, belum lagi aroma parfum yang berbeda-beda terus saja menguar ke sekeliling ruangan membuat Off sulit bernafas.

Selain itu, pesta sangatlah berisik.

Suara nyanyian dari wanita berpakaian minim di atas panggung sana membuat telinga Off berdengung, belum lagi orang-orang disekelilingnya membicarakan banyak hal membuat Off semakin tidak fokus. Kepalanya mulai pening alisnya terus-terusan bertaut.

Sungguh. Jika bukan karena sahabatnya, Off tidak sudi datang ke pesta seperti ini.

Bukan merendahkan acara pestanya. Tapi, dia lebih menyalahkan orang-orang yang menghadiri club malam ini. Bagaimana tidak kesal, hampir seluruh lounge club disewa oleh sahabatnya, dan hampir seluruh ruangan dipenuhi oleh teman-teman Tay Tawan. Pria yang sedang berbahagia karena dirinya sebentar lagi akan melepas masa lajangnya.

Berbeda dengan Off yang berkutat dengan pekerjaannya. Ternyata Tay Tawan diam-diam sudah mulai menata masa depan bersama dengan New Thitipoom. Rival semasa kuliahnya kini berakhir menjadi pasangan hidup.

Dan kalau saja sahabatnya itu tidak mengemis-ngemis kepada Off untuk mendatangi Bachelor party miliknya, mungkin Off tidak perlu repot-repot hadir disini sekarang, ia hanya menghargai Tay dan New sebagai sahabatnya.

"Serius, Peng! Kau harusnya pergi berkencan...!" Racau pria dengan senyum secerah mentari itu. Padahal pestanya baru berlangsung sekitar dua jam yang lalu. Dan Tay sudah mabuk berat karena kebanyakan minum.

"......." Off hanya diam, dia bahkan tidak mendengarkan.

"..... Jangan hanya memikirkan pekerjaan mu... Kau juga harus bersenang-senang...!" Tay terus-menerus mengoceh tidak jelas.

Mike Chinnarat, pria yang mendampingi Tay ini sudah cukup kewalahan karena harus membopong tubuh Tay yang setengah sadar. Belum lagi sifat Tay sangatlah menjengkelkan kalau sudah mabuk.

".... Kalau tidak, kau pasti akan jadi perjaka tua! Ahahahahahaha....."

Nah kan, baru juga dijelaskan omongan Tay sudah kelewatan. Dan, sialnya perkataannya itu tertangkap oleh pendengaran Off.

"Mampus kau P'Tay....!" Mike berbisik kesal, lututnya gemetaran entah karena pegal membopong tubuh Tay atau malah takut dengan tatapan tajam mematikan dari Off.

Yah, Pandangan pria itu menggelap setelah mendengar hinaan dari sahabatnya barusan.

Merasa ada yang tidak beres dengan ekspresi Off yang mulai menyeringai mengerikan. Mike panik seketika, dan berucap gugup sekali.

"W-AH, P'Off.... Maafkan mulut ngaco P'Tay, oke? Dia mabuk!"

Tapi sepertinya Off tidak merespon sama sekali, dia malah sibuk memperhatikan Tay dengan tatapan tajamnya.

"Diam kau Mike...! Mengganggu ku saja....!" Tay melepaskan diri dari Mike, dan dengan tubuh yang sempoyongan dia menghampiri Off.

Dan....

The Night We Met [ OFFGUN ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang