Prolog

16.1K 732 16
                                    

"Aku nggak mau pa, kenapa papa nggak bicarain dulu sebelumnya soal ini ?!" teriak seorang anak laki laki.

"Jaga bicara kamu Park Jeongwoo!" balas seorang pria paruh baya, dia Park Woojin.

Ya, Park Jeongwoo adalah seorang anak dari pasangan Park Woojin dan Rose Park yang baru menginjak usia 18 tahun dan duduk dibangku kelas 2 SMA. Dia juga memiliki seorang adik laki laki yang hanya berjarak 2 tahun darinya yaitu, Park Junghwan.

Park Jeongwoo adalah anak yang dikenal nakal dan badboy disekolahnya. Dia bahkan suka membolos dan mengikuti balap liar tak jarang banyak anak lain yang iri padanya dan berniat buruk untuk menjatuhkannya. Dia juga tak pernah sungguh sungguh soal menjalin hubungan pacaran, banyak wanita wanita disekolahnya yang sudah pernah jalan dengannya namun hanya dalam hitungan hari saja dan Jeongwoo tidak lagi mengurusi mereka.

Pagi ini Jeongwoo sudah dikejutkan oleh perkataan ayahnya yang akan menjodohkannya dengan anak rekan bisnis ayahnya yang katanya adalah teman baik ayahnya semasa sekolah dulu. Bagaimana Jeongwoo tidak marah jika keluarganya saja bahkan tidak memberitaukan apa apa sebelumnya padanya.

"Jeongwoo dengarkan dulu papa sampai selesai bicara jangan menyela" bujuk wanita paruh baya yang masih terlihat cantik disamping Jeongwoo, iya dia Rose ibu Jeongwoo.

"Tapi ma ini keterlaluan aku tidak mau" balas Jeongwoo dengan suara yang memelan, walau dikenal nakal namun Jeongwoo masih menghormati dan menyayangi mamanya.

"Mau tidak mau perjodohannya akan tetap berlangsung, papa sudah lelah dengan semua tingkah nakalmu itu Jeongwoo kau tidak hanya membuat nama keluarga malu tapi juga nama perusahan papa" helaan nafas panjang terdengar menandakan bahwa ia benar benar lelah, lelah membujuk anaknya yang keras kepala.

"Tapi pa Jeongwoo bahkan masih kelas 2 SMA dan belum lulus aku tidak mau bahkan aku tidak mengenal siapa yang akan papa jodohkan padaku, bagaimana jika dia lebih buruk dariku? bagaimana jika dia hanya ingin harta papa saja?" balas Jeongwoo masih tak terima.

"Berhenti mengelak Jeongwoo dia yang akan papa jodohkan padamu adalah anak baik baik dia anak teman papa dan tak mungkin dia akan mengambil harta papa bahkan dia lebih kaya dan berada dari pada keluarga kita" jelas Woojin.

"Sekaya apa dia dan dari keluarga mana, aku tetap tidak peduli dan tak mau ?!" teriak Jeongwoo.

"Berhenti Jeongwoo!! dia anak teman papa dari perusahaan WH Crop perusahaan terbesar di Jepang" habislah sudah kesabaran seorang Tuan Park Woojin menghadapi anak pertamanya yang keras kepala.

"Dan aku benar benar tidak peduli aku muak dengan semua pembicaraan tidak berguna ini" balas Jeongwoo.

"Berani sekali kau berbicara seperti itu pada papa Jeongwoo, papa akan beri pilihan terima perjodohannya atau papa akan cabut seluruh fasilitas yang papa kasih ke kamu dan papa harap kamu bisa merubah sikapmu yang berandal itu!!" teriak Woojin pada anaknya yang langsung ditenangkan oleh Rose yang memegang pergelangan tangannya dan mengelusnya perlahan.

"Jeongwoo dengarkan mama sayang kali ini saja mama mohon untuk mendengarkan papa ini juga demi kebaikanmu mama juga ingin melihat Jeongwoo menjadi anak baik seperti dulu" bujuk Rose pada anaknya.

"Ya Ya terserah lakukan saja sesuai kemauan papa aku pergi" balas Jeongwoo lalu meninggalkan kedua orang tuanya yang terdiam diruang makan.

Dengan perasaan marah dan tak terimanya Jeongwoo pergi meninggalkan rumahnya untuk berangkat ke sekolah dengan menunggangi motor kesayangannya yang berwarna hitam dengan kecepatan diatas rata rata. Sudah biasa bagi Jeongwoo mengendari motor di jalan dengan mengebut bahkan dia tak menghiraukan orang orang yang marah atau meneriakinya karna menerobos lampu merah dan hampir menabrak penyebrang jalan.

Jeongwoo bersekolah di SMA Treasure yang terkenal di korea bahkan ayahnya saja juga pemegang saham terbesar disekolahnya ini dan itu sebabnya kenapa Jeongwoo tidak dikeluarkan dari sekolah atas perbuatan nakalnya.

Tidak sampai 20 menit Jeongwoo mengendarai sepeda motornya dan dia sudah sampai di area parkir sekolah. Dengan stelan sragam yang tidak tertata rapi dia melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan teman temannya.
.
.
.
.
.
.

Sementara itu dikediaman kelurga Watanabe tidak kalah ribut dari kedaan rumah keluarga Park. Suara yang saling sahut menyahut satu sama lain tak bisa dihindari lagi.

"Tapi pah ruto tidak mau terima permintaan papa yang nggak masuk akal itu, pah ruto bahkan belum lulus SMA kenapa tidak kakak saja yang sudah kuliah" tunjuk Haruto pada kakaknya yang dari tadi hanya diam duduk disamping papanya.

"Enak aja gue juga belum mau nikah lagian ogah banget gue dijodoh jodohin kek gitu, dah terima aja itu udah takdir lu kali to" jawab kakak laki laki haruto, dia bernama Watanabe Asahi.

Watanabe Haruto dan sang kakak Watanabe Asahi adalah anak dari pasangan Watanabe Hanbin dan Lalisa Manoban atau sekarang dikenal dengan Watanabe Lalisa. Haruto dan Asahi umurnya hanya berbeda 2 tahun saja, Haruto yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA dan Asahi yang berada di semester ke 5 kuliahnya.

Sifat kedua kakak beradik ini tak berbeda jauh mereka terkenal sebagai seorang yang pendiam dan cuek namun akan berubah menjadi barbar dan random jika bersama keluarga atau orang terdekat mereka. Haruto bahkan memiliki geng sendiri di SMA nya bersama keempat temannya yang lain, disekolahnya bahkan banyak yang ingin mendekatinya mulai dari wanita bahkan laki laki sekalipun tapi Haruto sama sekali tak menghiraukan keberadaan mereka.

Tak jarang juga saat dia menerima bingkisan dari para fansnya dia justru akan memberikannya pada teman temannya, bukannya tidak mau tapi untuk apa semua barang itu jika hanya akan memenuhi kamarnya saja bahkan tidak akan berguna juga nanti pikirnya.

"Haruto dengarkan papa nak, papa melakukan ini juga demi kebaikan kamu papa liat liat kamu juga nggak punya pacarkan dan lagi nggak deket sama siapa siapa lagian juga jika papa jodohkan dengan kakakmu dia sudah terlalu tua untuknya nanti kasihan kalo dia ngurus jompo" nasehat Hanbin pada Haruto agar dia mau mengerti.

"Tunggu apa papa bilang Asahi belum jompo ya enak saja papa tu yang sudah jompo" jawab Asahi dengan kesal dan melayangkan tatapan tajam pada sang ayah.

"Sudah sudah kalian ini jika tidak ribut sehari saja bisa tidak sih mama pusing dengerinnya, dan untuk kamu Haruto sudah turuti saja apa kata papamu itu lagian juga yang akan dijodohkan dengan kamu itu anak teman papa sendiri" lerai mama Lisa dengan nada yang jauh lebih lembut untuk meyakinkan anak bungsunya.

"Tapi mah ruto bahkan belum mengenalnya bahkan namannya saja ruto nggak tau, lalu dia juga sekolah dimana ? umurnya berapa ? masih perawan atau tidak kan harus ruto pastiin dulu" cerocos Haruto yang tetap belum menerima takdirnya.

"Haru sayang dia laki laki bukan perempuan, dia bernama Park Jeongwoo dan dia bersekolah disekolah yang sama denganmu tapi berada satu tingkat dibawahmu" jelas mama Lisa dengan sabar menghadapi anaknya yang mulai tidak jelas.

"Tunggu apa aku tidak salah dengar LAKI LAKI ?! mama anakmu ini bahkan juga laki laki lalu bagaimana nanti jika kita ingin membuatkan cucu untuk mama ?" jawab Haruto yang sudah mulai ngelantur, tunggu dia bilang tidak ingin menerima tapi malah sudah membayangkan hal yang iya iya saja astaga.

"Tutup mulutmu Haruto kau hanya membuat mama tambah pusing dengan pertanyaan tidak jelasmu itu sana berangkatlah ke sekolah ini sudah mau jam 8 nanti kau terlambat" Asahi pun langsung mendorong badan Haruto agar segera meninggalkan ruang makan sebelum Haruto dan pikiran kotornya semakin menjadi jadi. Sebenarnya Asahi pun bingung darimana adiknya itu belajar hal hal yang berbau dewasa seperti itu atau mungkin dia sering memergoki mama dan papanya sedang iya iya ohhh astaga itu tidak mungkin.



My Little Bad BoyWhere stories live. Discover now