- Prolog.

12 0 0
                                    

2 tahun semenjak Kirana sadar, kini Kirana melanjutkan pendidikanya dengan berkuliah disalah satu Universitas di Indonesia. Ia mengambil jurusan ekonomi, dan jelas beda dengan jurusan yang diambil Kakaknya kala itu.
Kirana sampai sekarang pun sama, tidak mempunyai teman dan Kirana tidak mempermasalahkan itu.

Kenzo, pria itu sudah menikah dengan Cindy. Iya, mereka menikah 1 tahun yang lalu dan kini mereka dikaruniai seorang anak laki laki bernama Haikal Alvenzhel. Haikal masih berumur 6 bulan, bocah itu sangat tampan dan tidak beda jauh dari Askala.

Hubungan Kirana dan Gentala juga semakin lengket, rencananya minggu depan mereka akan melaksanakan pernikahan mereka. Gentala sudah mempersiapkan ini jauh jauh hari, Ia akan membuat pesta yang semewah mungkin untuk pernikahanya dengan Kirana.

Kirana baru saja keluar dari kelasnya, saat ingin menghubungi Gentala sang kekasih Kirana dikejutkan dengan seseorang yang menabraknya dengan keras dari belakang, handphone nya terpental lumayan jauh. Ia menoleh kebelakang, seorang pria terkejut dengan buku buku nya yang jatuh dan membantu Kirana berdiri dengan buru buru.

"Maaf, gue gak sengaja. Sekali lagi gue minta maaf, gue duluan ya udah telat soalnya. Kalo mau minta tanggung jawab nanti aja, gue lagi terlambat." Tutur pria itu terburu buru.

Setelah pria itu pergi, Kirana membersihkan celananya yang kotor Ia juga mengambil handphone nya yang tadi terpental jauh, setelah mengecek untung nya handphone nya baik baik saja, dan masih nyala sempurna seperti sebelumnya.

Ia mengabaikan kejadian tadi, lagipula mungkin pria itu benar benar tidak sengaja dan lagi buru buru, jadi Kirana memaklumi saja. Kakinya kini melangkah kearah kantin di kampusnya, Ia merasa perutnya perlu diisi. Masalah menghubungi Gentala, mungkin nanti setelah Ia selesai makan.

Kirana memesan sepiring nasi goreng dan jus jeruk, Ia berpikir ini mungkin cukup untuk mengobati rasa laparnya. Ia pusing dengan tugas tugas dari dosenya, apalagi dosen itu sangat menyebalkan. Untung hari ini hanya ada satu kelas, jadi Kirana tidak perlu meredam emosi nya ketika bertemu dosen itu. Sebenarnya Ia sering mengeluh pada Gentala dan kekasihnya itu selalu menawarkan untuk membantu tugas tugas Kirana, tapi Kirana selalu menolak. Karena Kirana ingin menyelesaikan tugasnya itu sendiri, lagipula Ia juga tahu kalau pekerjaan Gentala di kantornya juga banyak, masa iya harus membantu Kirana mengerjakan tugas juga?

Saat sedang asik dengan makananya, Ia melihat handphone nya bergetar, Kirana melihat siapa yang menghubungi nya siang bolong seperti ini?

'Kak Karin'

Alisnya mengerut bingung, tapi Kirana tetap menjawab telpon itu dengan tangan Kirinya, sedangkan tangan kanan nya Ia pakai untuk menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Halo?"

"HALO AUNTY CANTIK!!"

Kirana terkekeh, ternyata Askala yang menghubungi nya. Kirana melepas sendok yang sebelumnya ingin Ia suapkan ke mulutnya itu,

"Halo ganteng, ada apa?"

"Aska kangen sama Aunty cantik, Aunty kapan main kerumah Aska lagi?"

"Hahahah, masa kangen? coba Aunty mau liat wajah ganteng nya Aska mana coba?"

Kirana mengubah sambungan itu menjadi Video call, disana terlihat Karina sang kakak yang menemani Aska disampingnya,

"Lo dimana?" Tanya Karina disebrang sana.

"Dikantin, baru kelar kelas." Jawab Kirana sambil menyuapkan makananya ke dalam mulutnya lagi.

"Aunty kesini dong, Mama masak banyak tauu,"

"Ajak Om Tata sekalian Aunty."

Kirana menatap Kakaknya bingung, Karina? masak?

"Apa? ngeraguin gue lo?"

"Gue otw kesana,"

"Sama Gentala."

Tut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

maltendido 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang