The Pilot Is My Boyfriend!

1.8K 39 15
                                    

Y/N POV

Aku senang, akhirnya aku bisa pergi ke mall bersama Jinki. Rasanya begitu tak terbayangkan. Karena, akhir-akhir ini Jinki selalu sibuk. Dan karena, ya, ia adalah seorang pilot disebuah armada pesawat swasta. Biasanya, ketika aku memintanya menemaniku pergi ke mall atau kemanapun, Jinki pasti berkata ia tidak akan bisa menemaniku. Tapi itu bukanlah suatu perkara yang dijadikan permasalahan bagiku. Aku pasti memakluminya.

TIN TIN TIN

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Ternyata, itu suara mobil Jinki. Ia ternyata sudah sampai di depan halaman rumahku, dan memakirkan mobilnya.

"Hai, Jinki. Akhinya kau sampai juga," sapaku dengan wajah sumringah. Aku sangat senang, karena aku sangat merindukan momen seperti ini.

"Hai, baby. Kau kok sekarang jadi semakin cantik sih? Wah, aku senang sekarang bisa jalan denganmu lagi. Aku benar-benar merindukanmu y/n," ujar Jinki yang tiba-tiba memelukku. Aku kaget. Mungkin dia juga sangat merindukanku. Hmmmm... Jinki, kau tidak pernah berubah rupanya.

"Ayo, kita berangkat sekarang. Dan kau jangan lupa mengunci pintu rumahmu itu. Aku tak mau rumahmu kemalingan, karena aku bukanlah seorang polisi yang bisa menangkap penjahat. Aku hanya seorang pilot yang sangat sibuk," tambahnya dengan nada sedikit ketus. Hihi, ternyata dia masih saja secerewet dulu. Aku suka sikapmu Jinki. Sangat suka... dan aku tidak mau jika kehilangan sikapmu yang seperti ini.

Ketika di mall, aku tidak berbelanja apapun. Karena aku tidak ingin merepotkan pacarku, Jinki. Aku hanya mengajaknya menonton film horror, karena film horror adalah film kesukaanku. Yah, meskipun Jinki awalnya tidak suka film yang ber-genre horror, tapi ia tak ingin aku kecewa karena ia tidak ingin menemaniku menonton film kesukaanku itu. Dan akhirnya, ia pun mulai agak menyukai film horror. Aku jadi sedikit lebih tenang sekarang. Biasanya aku melihat Jinki yang berekspresi ketakutan saat filmnya dimulai. Tapi sekarang ia berbeda. Aku makin sayang padamu Jinki.

Saat kami berjalan mengitari mall, tiba-tiba aku merasa haus. Aku memintanya untuk mengantarku membeli minuman karena aku haus sekali. Aku dan Jinki mampir ke Caffe Cappucino kesukaan kami berdua.

"Ini Cappucinonya... pasti kau sangat haus." Jinki menyodorkan Cappucino milikku.

"Iya, terima kasih Jinki. Oh iya, bagaimana keseharianmu akhir-akhir ini? Pasti kau sangat sibuk, yah? Aku hanya berharap, kau mengantarkan para penumpangmu dengan selamat sampai tujuan," ucapku khawatir pada Jinki.

"Hmmm, tenang saja sayang. Aku akan melaksanakan ucapanmu itu setiap penerbanganku. Aku berjanji, akan selalu pulang dengan selamat dan akan menemuimu jika ku pulang nanti. Janji seorang pilot pasti akan selalu terpenuhi," jawab Jinki sembari mengacak-acak rambutku dan tersenyum lebar dengan tangan kanan yang diangkat kepelipisnya itu.

"Oke, aku akan setia menunggumu dan selalu mendoakanmu. Aku tahu, jika kau sudah berjanji, pasti kau tidak akan pernah mingingkarinya bukan? Aku selalu percaya itu," timpalku sambil tersenyum bimbang. Meski aku percaya itu, tapi selalu ada rasa was-was pada hati kecilku. Karena ia pilot utama, yang mengatur jalannya penerbangan. Yang memegang kemudi pesawat. Ia harus selalu fokus, maka dari itu aku tidak ingin mengacaukan pikirannya.

=================

Jinki POV

Aku sebenarnya merasa sangat senang, karena hari itu menjadi waktu bersama dengan y/n, kekasihku. Seharian aku telah menghabiskan waktu dengan gadis yang aku cintai selama ini. Tapi, kenapa dengan tiba-tiba pikiranku teralihkan oleh sesuatu hal yang ku temui di Caffe tadi. Aku merasa ada yang aneh pada y/n. Mungkin dia benar-benar merasa khawatir terhadapku. Kau tenang saja ya y/n, aku akan tepati janjiku. Karena janjiku adalah janji seorang pilot yang tak akan pernah aku ingkari sampai kapanpun. Sama halnya ketika aku pertama menyatakan perasaanku padamu dulu, ketika kita pertama kalinya berpacaran. Aku berjanji padamu, akan selalu setia sampai kapanpun, sampai menikah nanti bahkan sampai ku embuskan napas terakhirku ini. Dan nyatanya, sampai sekarang aku tidak pernah mengingkarinya. Aku tidak akan pernah berani menyakiti hati gadis yang begitu aku sayangi itu, dengan berpaling darinya. Aku mungkin akan merasa sangat bersalah, jika itu benar-benar terjadi. Seolah aku gagal menjadi lelaki dan kehidupanku terasa percuma. Mungkin aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri untuk selamanya.

The Pilot Is My Boyfriend! [LJK x You] ✔Where stories live. Discover now