Angin berhembus menerpa wajah damai seseorang yang tengah tertidur disamping jendela kelas.
Temen nya menyenggol tangan teman satunya lagi supaya melihat kearah orang yang sedang tertidur dengan pulas tersebut.
Satu
Dua
Tig—
"KEBAKARAN JEN KEBARAKAN AAA TOLONG!"
"ANJING KEBAKARAN? HUH MANA, MANA YANG KEBAKARAN??" dengan muka linglungnya jeno memandang sekitar dengan panik.
Membuat kedua temannya itu tertawa terbahak melihat muka komuk sahabatnya tersebut.
Jeno yang nyadar dibohongin pun menatap tajam kedua temannya tersebut, "bangsat kalian berdua." Keduanya masih cekikikan gajelas.
"Ya lagian siapa suruh tidur pules banget kek gada tanda - tanda kehidupan." Celetuk hyunjin sambil ngakak.
Yeonjun menggelengkan kepalanya udah biasa diamah melihat kerandoman para teman - temannya.
"WOY KALO JALAN ITU LIAT - LIAT DONG AH, MINUMAN GUE TUMPAH JADINYA."
jeno, yeonjun dan hyunjin melihat kearah luar jendela saat mendengar teriakan dan juga keribuat diluar kelas.
"Ma-maaf kak aku nggak sengaja." Ucap adek kelas tersebut menunduk.
"Udah chan jangan diperpanjang." Ucap renjun menenangkan, renjun masih dalam mode tenangnya jadi kalian tenang aja.
"Tapi minuman gue njunn baru beli." Rengek haechan tidak terima.
"Gampang tinggal beli lagi." Renjun segera menarik tangan haechan menjauhi adik kelas tersebut.
"Gila bar - bar banget tuh orang." Kata hyunjin bergidik ngeri.
"Pacar temen lo." Ucap yeonjun membuat hyunjin menoleh kearah pemuda berkaca mata tersebut.
"Lah anjir iya lupa gue kalo haechan pacar jeno."
Jeno menggidik bahunya acuh lalu berdiri dari kursinya membuat kursi hyunjin tergeser karena lelaki jangkung itu mendorongnya.
"Mau kemana lo?"
"Nyamperin cabe - cabean gue napa mau ikut lo?" Ucap jeno menaikan satu alisnya.
"Lah katanya mau main basket." Jeno mengangguk.
"Kalian berdua duluan aja, nanti gue nyusul." Ucap jeno lalu setelah itu keluar dari kelas.
Hyunjin menatap kearah yeonjun yang juga menatapnya, "kenapa lo liatin gue, Naksir? Sorry aja gue homo juga pilih - pilih." Ucap yeonjun yang membuat hyunjin menganga.
"Yeuu sialan! Siapa juga yang naksir lo bego." Yeonjun menggidikan bahunya lalu berjalan keluar dengan tangan yang dimasukan kesaku celananya, meninggalkan hyunjin yang berteriak memanggil namanya.
↭
"Eh eh minuman gue anjir!"
Haechan mendengus saat tahu siapa yang meminum minumannya barusan, "ngapain lo disini, ganggu ketenangan orang cantik aja lo." Ketus haechan.
"Gue gampar juga muka lo." Ucap jeno.
"Bodo amat."
Renjun memijit pelipisnya pusing, dia heran aja orang se toksik jeno sama haechan kok bisa pacaran gitu.
"Kelapangan basket sekarang."
"Ngapain? Males ah."
"Gue main basket." Ucap jeno singkat.
"Terus? Lagian juga udah banyak yang nyemangatin lo, pacar lo kan banyak bukan gue aja." Jeno menatap tajam kearah haechan.
"Pacar gue itu cuman lo, nggak ada yang lain."
"Terserah."
"Jangan ribut disini aelah tai lo lo pada." Kesel renjun yang udah pusing melihat perdebatan temannya itu.
"Marahin jeno aja tuh njun." Ucap haechan menunjuk kearah jeno.
"Lo juga sama ya bangsat! Pergi gak lo berdua hus hus." Renjun memeragakan tangannya seolah mengusir.
Jeno segera menarik tangan haechan membawa lelaki itu pergi, "Aaaa renjun tolongin gue! Gue diculik om om mesum!" Renjun memandang sekilas lalu kembali membaca buku novelnya.
"Bangsat lo renjun awas aja lo!!" Teriak haechan dari kejauhan.
"Bodo amat anjing kagak peduli gue!" Bales renjun berteriak.
Haechan mendumel sedari tadi saat jeno menyuruhnya duduk disalah satu bangku disana, dibawah pohon.
"Muka lo biasa aja chan, bukan nya serem malah lucu tau gak."
Haechan menoleh kearah samping, "diem lo mork gak usah ngomong sama gue!" Ketus haechan memalingkan mukanya dengan tangan yang bersedekap.
"Dih ga jelas lo untung calon adik ipar." Ucap mark tabah mengelus dadanya sendiri.
"Gampang gue suruh lucas mutusin lo, jadi lo bukan kakak ipar gue."
Mark menghela nafasnya capek dia sumpah ngomong sama haechan, bisa bikin darah tinggi tiap hari.
Dia aneh aja kok jeno betah banget sama manuisa bar - bar satu ini.
Tebece.