7. Pertemuan.

193 50 12
                                    

"Bos, lo dimana? kita semua udah nunggu lo nih, lo doang yang belum dateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bos, lo dimana? kita semua udah nunggu lo nih, lo doang yang belum dateng." Ujar Axel yang cerewet pada sambungan.

Raka membentak axel "Gak bisa dateng gue! lo bubarin aja tuh acara kalo perlu. Gue lagi mumet."

"Weits santai bos, lagi ngapa lu? bokap lo dirumah?"

"Iya, duit yang 250 juta kemarin lagi dipermasalahin, Gue juga bingung. bokap gue ribet banget sekarang."Balas Raka uring-uringan.

"Tumben banget bokap lo pengen tau. Terus lu jelasin lu buat mantap-mantap sama Fania?"

"Ya enggak lah Anjing."

"Hahaha terus? masalahnya apa?"

"Masalahnya gara-gara mulut gue sendiri, Asal bikin alasan buat Bantu temen yang Ibu nya sakit. Akhirnya bokap gue pengen jenguk buat buktiin."

"sedetail itu ya. berarti Fania lagi sama lo?"

"Hm."

"Mau ketemu calon mertua tuh dia. Pertemuan kedua keluarga, Asik."

"Bacot, Untung tuh bocah bego. Bisa gue bego-begoin. Jadi gue gak perlu takut dia Macem-macem di depan bokap gue."

Fania terdiam di Ambang pintu. Matanya memerah mendengar ucapan terakhir Raka. Raka refleks menoleh dan mematikan Sambungan Telponnya. Ia menghampiri Fania yang terdiam di depan Pintu. Gadis itu terdiam seperti baru saja mendengar seluruh ucapannya.

Raka menarik Fania Kasar, Membuat Air mata gadis itu luruh untuk yang kesekian kali. Hari ini Adalah dimana Ia akan dibawa Raka tepat dihadapan Papahnya, Andai saja ia bisa meminta takdir yang baik. Ia ingin sekali meminta Agar takdir pertemuan Dengan Ayah Raka merubah sedikit Takdirnya.

Ancamanan yang Raka berikan tidak main-main. Raka mengancam Fania Untuk tidak berbicara tentang kehamilannya. Kalaupun bisa, Apa mungkin Fania akan mendapatkan pertanggung jawaban. Mendapatkan apa yang semestiasanya Gadis itu dapatkan.

"Kak Raka gak usah Narik-narik aku."

"Aku tau Apa yang akan kak Raka omongin, Kak Raka mau bilang kan, bahwa aku gak boleh ngomong tentang Anak ini?"

Mata Fania berkaca-kaca, Raka dibuat terdiam menatapnya.

"Aku tau kak, Gak usah kak Raka bahas itu terus menerus. Itu udah cukup banyak melukai Aku."

"Bagus kalo lo paham."Jawab Raka enteng.

"Aku ikutin Apa yang kak Raka mau, Tapi setelah ini. Bebasin kehidupan Aku, Dan jangan ngelakuin itu lagi sama aku."Fania terisak Pedih. Airmatanya mewakili seluruh rasa sakitnya. Raka terdiam Melihat Gadis itu sangat takut sekali di sentuh. Sangat berbanding jauh sekali dengan Gadis-gadis yang biasa Raka Jadikan pacar.

•••

"Pah."Panggil Raka. Arezka menoleh Ia baru saja kembali Dari kantornya. Anak Laki-laki itu bersama dengan seorang Gadis yang tengah terduduk Di sofa besar dengan Posisi membelakangi.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang