16. Gangguan Tengah Malem.

192 49 29
                                    


Cewek ngidam-ngidam itu emang nyusahain asal kamu tau!

Cewek ngidam-ngidam itu emang nyusahain asal kamu tau!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. Gangguan tengah malem.

Fania mengecilkan Suhu AC dikamarnya. Rasanya begitu dingin tubuhnya sampai menggigil, Tidak biasanya Fania kedinginan hebat seperti ini. Perutnya terasa mual, Fania langsung berlari menuju kamar Mandi.

Gadis itu memuntahkan isi perutnya.

Disaat seperti ini Fania begitu merindukan Keluarganya, Ibu, Dan Kak  Tara. Fania sangat membutuhkan Mereka, Bayangan Ibunya Mengusap Bahu Fania masih Terasa begitu hangat. Biasanya Ibu yang memperhatikan Fania, "Bu, Fania kangen Ibu, hiks"

Lagi, Fania mengeluarkan Cairan dari mulutnya.

Rasanya sangat tidak enak, menyiksa.

Fania mengusap Airmatanya yang lolos. Gadis itu menatap pantulan wajahnya pada cermin. Terlihat Pucat dan berantakan, Wajahnya keringat Dingin Menahan Mual-mual.

uhek

"Hiks kak Tara."

uhek

uhek

"Ibu hiks, Pusing. hiks Kak Tara Aku kangen."

uhek

Fania tak henti-henti menangis, Tubuhnya semakin terasa lemas. Andai masih Ada ibu disisinya, Masih ada Kak Tara yang menjaga Fania, Mengapa disaat Fania membutuhkan Kakaknya Tara tidak ada.

"Kak Tara jangan deket-deket."

"Kak Tara wangi banget."

"Kak Tara pakai Parfum setan? Wanginya Tajem banget!"

"Apa-apansi."Tara memilih memundurkan langkahnya, terlihat wajahnya mendadak kesal. Dan sampai mengendus ulang wangi jaketnya.

"Gak bau!"Marah Tara.

"Hiks Kak Tara Maafin aku, Kak Tara emang gak Bau." Fania menangis sesegukkan mengusap Matanya.

"Kak Tara Wangi, Kak Tara selalu wangi. Aku pengen meluk Kak Tara Hiks."

Mendengar itu Raka menaikkan satu Alisnya, Raka berdiri di depan walk in closet menatap Fania yang menangis tak henti-henti, Gadis itu terus meracau sambil mengucek Matanya seperti Anak kecil.

Raka berdecak, "Tara lagi Tara lagi! Cengeng!"

Fania tersentak saat sebuah tangan terselip pada ketiaknya. Raka Mengangkat tubuh Fania dengan gampang, Layaknya anak kecil yang tengah laki-laki itu bopong. Fania memukul pelan bahu Raka "Kak, Turunin!"

"Diem, lo nangis mulu."

Mata Raka terasa berat, Laki-laki itu sudah mengantuk sekali. Suara tangisan serta Muntahan Fania terdengar sampai kamarnya. Membuat Raka mengeram Kesal menyusul gadis itu.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang