18. Sebuah Dm Masuk.

176 47 17
                                    

Raka berjalan berdampingan Bersama Fania Memasuki loby rumah sakit. Banyak pasang mata yang menatap kagum kearah Mereka. Raka berjalan seraya memainkan ponsel, kali ini Raka betul-betul sangat tampan dengan balutan jaket hitam kaus putih serta topi hitam bordir. Fania menyadari tatapan orang-orang terhadapnya, Sekilas Fania mendengar suara bisik-bisik yang terang-terangan memuji Raka.

"tuh liat, serasi banget ya pacarannya."

"cowoknya ganteng banget."

"perhatian banget lagi nemenin berobat."

Fania rasanya ingin tersenyum hambar. Memang tidak sedikit yang mengakui ketampanan Raka, Laki-laki itu memang nyaris sempurna. Namun, memasuki kehidupannya tidaklah sebahagia yang oranglain kira. Raka Sayudha, lebih mirip devil berwajah malaikat.

"Gimana? gue tunggu diluar aja kan?"Raka membuyarkan Lamunan Fania, Raka yang sedari tadi memainkan ponsel mendongak menatap wajahnya.

Fania gelagapan, Bahunya langsung merosot lesu mendengar ucapan Raka. "Aku gak tau harus ngapain nanti di dalem, kak Raka ternyata gak mau nemenin aku masuk."

"I–iya kak."Fania memasang tampang pasrah, Raka menaikkan satu Alisnya.

"Kenapa muka lo? Lo minta gue temenin masuk?"Tebak Raka, namun Fania hanya menggeleng. Gadis itu meraih tali Tasnya menutupi gerogi,

Para pasien yang mengantri itu menatap interaksi keduanya, Terlebih Saat Fania terlihat seperti orang yang tengah ngambek. Mereka menatap ekspresi itu dengan menahan tawanya.

Raka masih berdiri menatapnya heran.

"Kita pulang aja deh kak."Terdengar Fania tidak bersemangat. Gadis itu menyembunyikan wajahnya Dari Raka.

Raka membuang napas gusar, Kini posisi Fania membelakanginya. seorang cewek memang terkadang sulit ditebak apa mau nya. "Gue tanya kenapa gak dijawab, Sekarang ngajakin pulang."

"Tinggal bilang aja 'Kak Anterin aku masuk." Raka terlihat jengkel, Membuat Fania makin menunduk. Mengapa kak Raka menirukan gaya bicaranya?

Hingga Akhirnya Raka gemas dan menarik tangan nya masuk. Fania tersentak, tangannya berada dalam genggaman Raka. Raka menuntun tangannya duduk di hadapan dokter. Dokter Konsultan itu tersenyum menyambut pasangan muda di depannya, Fania terduduk meremas ujung roknya. Terlihat sekali dirinya tengah tegang. Melihat Fania yang masih diam tidak membuka mulut, Raka yang membuka suaranya.

"Saya Raka dok, Papah saya udah buat janji kan sama dokter."Ucap Raka, Dokter itu mengangguk.

"Baik langsung saya periksa dulu ya kehamilan kamu,"

Dokter itu menggandeng Fania. Langkah Fania dibawa untuk berbaring pada brankar, Raka hanya menunggu dikursi. Fokusnya yang sempat terganggung kembali pada ponselnya. Gadis itu terbaring, Dokter menyelingkap setengah kaosnya menampilkan bagian perut Fania yang sudah membuncit. Dalam hati Fania masih tidak bisa membayangkan nasibnya ke depan. Nasib nya harus melahirkan, Namun saat melihat gambaran Calon bayi dalam layar di hadapannya, Hati Fania mendadak seperti orang yang tengah Bahagia.
rekaman setiap geraknya, tampak seperti nyata.

Fania sangat excited melihatnya. baru pertama kali ia bisa melihat jelas bentuk ciptaan tuhan di dalam Rahimnya sendiri, Benar-benar tumbuh berukuran mini dalam rahimnya. Fania memanggil Raka dengan semangat.

"Kak Raka! coba kak kamu liat itu kak! Wah dia gerak-gerak!!! Kak kamu harus liat Anak kita kak!"Fania berjingkrak tanpa sadar membuat Raka Mendongak.

Fania langsung menutup mulutnya menyadari ekspresi Raka. Gadis itu mendadak diam, Tangannya bergerak mengelus perutnya dengan raut sendu.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang