Prolog

2.3K 155 32
                                    

Di malam hari yang sunyi. Seorang gadis tengah berlari.

"hah ... Hah .. hah .."

Seroang gadis dengan paras cantik berlarian dengan nafas berat dan keringat yang bercucuran, wajahnya sangat pucat dengan banyak luka gores. Mungkin luka luka itu di dapatkannya akibat tergores rerantingan ataupun dahan yang dia terobos.

Bisa terlihat gaun itu robek di bagian kakinya, mungkin dia sengaja merobek gaun itu agar dapat berlari tanpa halangan.

Jauh di belakangnya, sekelompok pasukan dengan perlengkapan bertarung lengkap. Membawa api obor mengejarnya.

"Kejar dia meskipun memasuki kawasan terlarang!!! Atau kalian akan mati!!"

Gadis itu berlari dengan penuh rasa takut tanpa melihat kebelakang, dia hanya terus berlari dan berlari saat kakinya masih bisa melangkah.

Nafasnya tercekat ketika dia mengetahui kalau dirinya tanpa sadar terpeleset dan akan jatuh ke dalam jurang.

Sekilas ia melihat ribuan prajurit yang masih mengejarnya ketika dia mulai di lahap oleh kegelapan, karena dalamnya jurang tersebut.

"Bagaimana kapten? Apakah kita akan memasuki jurang itu?"

Seorang prajurit menghampiri sang pemimpin ketika dia berada di atas kudanya, menatap ke arah jurang tempat gadis itu jatuh.

Jurang itu sangat dalam karena tidak bisa melihat kedalamannya dengan mata kepala sendiri.

"Meskipun dia mati, kita harus tetap membawa tubuhnya kepada sang raja."

Dengan itu kapten membawa pasukannya untuk menemukan jalan agar dapat pergi ke dasar jurang tersebut.

Sementara itu di dasar jurang, gadis itu tergeletak tak berdaya. Kepalanya bercucuran darah dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Tak selang lama pingsan, perlahan matanya terbuka memperlihatkan Iris biru sapphire nya yang sangat terlihat cantik.

"Aku ... Masih hidup ..."

Dengan lemas, gadis itu perlahan memaksanan tubuhnya yang lemas untuk bangun. Dengan susah payah dan bantuan dari bebatuan besar yang di sampingnya, ia berhasil berdiri kembali.

"Uhhh .."

Tubuhnya tidak lagi tegap seperti biasa, itu condong karena lelah dan rasa sakit yang di deritanya.

Di sisi lain, ia bisa mendengar riuh ricuh dari para pasukan yang sudah tiba di dasar jurang. Mencari keberadaanya.

"Tidak ada waktu untuk mengeluh ..., Aku harus segera melarikan diri."

Tangan kanannya memegang tangan yang lain karena kesakitan, ia berjalan pincang karena kakinya terkilir. Ia berjalan di tepi dinding gua, karena tidak kuat berjalan seorang diri. Hingga akhirnya dirinya terjatuh kembali ketika ia memasuki gua yang tidak di ketahui nya. Gua itu tidak dapat terlihat karena banyak lumut dan tumbuhan yang menutupinya.

"Apakah di sini ... Baik baik saja ..."

Merasa dirinya sangat beruntung ketika gua itu sedikit tersamarkan dari luar, ia menyeret tubuhnya perlahan memasuki gua tersebut dengan susah payah.

Di depannya, ia melihat sebuah kolam yang sangat besar bersinar terang.

"Air ..."

Dengan tergesa-gesa, gadis itu menyeret tubuhnya. Ingin cepat melepas dahaga nya.

Setelah sampai di tepi kolam, ia melihat pantulan dirinya sendiri dari air tersebut.

Wajah yang berantakan dengan darah kering yang berhenti mengalir dari kepalanya.

Ia mengatupkan kedua tangannya dan membawa air itu masuk ke dalam mulutnya.

Tanpa si sadari, tepi kolam itu sedikit licin dan membuatnya terjatuh ke dalam kolam. Memandang ke arah atas kolam, arus deras membawa dirinya ke tempat entah berantah.

"Guahhh!!"

Setelah berhasil bertahan dari pusaran itu, ia akhirnya dapat mengambil nafas kembali. Atau dia akan mati karena kekurangan oksigen.

Beranjak ke tepi kolam, pemandangan yang ia lihat sangat berbeda dari pada gua yang sebelumnya dia temui.

"Tempat apa ini ..."

Ia keluar dari kolam dan berjalan di sekitar melihat lantai yang sepertinya tidak cocok dengan gua sebelumnya, itu memiliki ukiran baru ibaratkan sebuah jalan yang telah di buat. Namun dengan banyak lumut yang menutupinya.

"Eh? Aku bisa berjalan? ..."

Dia menengok kembali ke Arah kolam tersebut dengan terkejut karena air itu dapat menyembuhkan luka.

Namun yang membuat dia penasaran adalah ada pintu besar yang di tutupi banyak lumut, berada jauh di sebarang kolam itu. Gadis tersebut memutari kolam dan berjalan menuju pintu yang menurutnya aneh karena dirinya kini tengah berada di sebuah gua.

"Apakah ada seorang yang pernah datang ke sini?"

Ia bergumam seraya berjalan ke arah pintu tersebut. Pintu itu berukuran 3 meter tinggi ketika dia tepat berada di depannya.

Dengan wajah penasaran sekaligus waspada, tangannya sedikit membersihkan permukaan pintu itu. Menghapus kan lumut yang menempel di sana, terlihat lah beberapa ukiran indah dengan monster jenis slime yang sangat aneh baginya.

"Slime ?"

Tiba tiba, pintu itu terbuka membuat suara decitan yang sangat berisik. Membuat gadis itu melompat kaget karena kejadian yang tak di pikirkan nya.

Tidak terlalu gelap maupun terang, dia masih bisa samar samar melihat tempat itu.

Karena rasa penasaran, gadis itu memasuki sebuah gua atau ruangan dia sendiri tidak tau. Namun jelasnya ada pilar besar dengan ukuran yang sama di permukaannya.

Berjalan terus ke depan, ia melihat ada sebuah tempat tidur di atas sana. Anehnya, tempat itu sangat bersih di bandingkan dengan semua yang sudah kotor dan berlumut.

Dengan menaiki tangga, tempat tidur itu sangat megah. Bahkan lebih megah dari pada tempat tidur yang selama ini dia diami.

Dengan perasaan penasaran sekaligus waspada, dia melihat paras yang seperti Dewi tengah berbaring tak bergerak seinci pun. Rambut perak dengan fitur wajah yang feminim. Tingginya hampir sama dengannya. Sosok yang berbaring itu benar-benar sangat cantik, berhasil membuatnya tersipu meskipun dia sesama jenis.

"Tidak, apa yang kupikirkan. Seharunya pertanyaan yang muncul di kepala ku adalah kenapa gadis ini tertidur di sini."

Krakk ..

Mendengar suara yang tiba tiba muncul, gadis itu berbalik dengan panik. Melihat bahwa itu hanya bebatuan yang jatuh, ia pun merasa lega dan kembali berbalik untuk melihat gadis berambut biru keperakan yang sedang berbaring.

Namun, matanya melebar seketika ketika dia tidak menemukan gadis berada di atas tempat tidur lagi.

"Siapa kau?!"

Ia mendengar sebuah suara di belakangnya. Suaranya sangat dingin dan mencekam, membuat gadis itu berkeringat dingin dengan wajah yang pucat. Tak bisa berbicara apapun. Keberadaan yang di keluarkan gadis berambut biru perak itu benar-benar sangat menakutkan. Bagaikan seorang predator yang dapat memangsa dirinya kapan pun.

Dan cerita pun di mulai ...

Bersambung.

Kota Yang Hilang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang