[1]

954 40 0
                                    

"Sarada sayang...ayo makan malam nak, dari tadi siang kamu belum makan lo nak."

"Aku tidak lapar ma."


Sakura yang mendengar jawaban Sarada menghela napas pasrah. Sudah beberapa kali Sakura memanggil dan membujuk Sarada untuk makan, tapi dia tetap menolak untuk makan.

Ya, semenjak kejadian itu Sarada selalu mengurung diri di kamar, tentu saja itu membuat Sakura serta yang lainnya merasa khawatir dan cemas.

Sasuke yang melihat istrinya menghela napas pun akhirnya ikut membantu Sakura membujuk Sarada.

"Sarada, ayo makan malam. Yang lain sudah menunggu." Ujar Sasuke dengan lembut berusaha membujuk Sarada.

Tapi Sarada tetap menolak untuk makan, karena berulang kali menolak akhirnya mereka berdua pun turun kebawah dengan sia-sia.

"Bagaimana? Apakah cucuku mau makan malam bersama kita?" Tanya seorang wanita yang terlihat lebih tua dari Sakura, Ibu dari suaminya, Mikoto.

Sasuke yang mendengar pertanyaan dari sang Ibu itupun menghela napas, dia menggeleng pelan.

"Hah, aku tidak menyangka bahwa akibatnya akan seperti ini." Ucap Fugaku, suami dari Mikoto dengan helaan napas.

"Kau benar ayah, aku tidak menduga akibat dari kejadian itu membuat Sarada menjadi seperti ini." Ucap Itachi yang mendengar gumam sang ayahnya.

Itachi sebagai seorang paman merasa sedih akan keponakannya yang sering mengurung diri dikamar, tidak mau makan dan selalu menangis hingga matanya menjadi bengkak membuatnya benar-benar merasa khawatir.

Mikoto yg mendengar itupun merasa sangat sedih terhadap cucu kesayangannya. Izumi istri dari Itachi, mencoba menenangkan mertuanya yang kebetulan disamping dirinya.

"Apa yg harus kita lakukan Izumi? Aku tidak mau cucuku kenapa-napa karena hal ini, aku tidak ingin dia menjadi merasa bersalah pada hal yang bukan dirinya lakukan." Ujar Mikoto membuat Izumi memeluk mertuanya erat, Sakura juga ikut memeluk sehingga mereka bertiga berpelukan bersama.

Izumi menghela napas, "Ibu, tenanglah...aku yakin Sarada akan baik-baik saja. Dia hanya perlu merasa terbiasa akan kejadian itu." Ucap Izumi lembut.

Mikoto melepas pelukannya dan menatap kedua menantunya bergantian, "Sampai kapan? Aku hanya takut dia melalukan sesuatu yang akan membuat kita bersedih lagi. Aku tidak ingin merasa kehilangan lagi."

Sakura menggeleng ribut karena tidak setuju akan ucapan sang mertua, "Jangan berkata seperti itu, bu. Benar kata Kak Izumi, Sarada hanya perlu merasa terbiasa dan menerima keadaan saja. Dia pasti baik-baik saja."

Para lelaki yang melihat kejadian itu juga merasa sedih, mereka hanya bisa memendam perasaan mereka sendiri agar tidak terlihat lemah didepan para wanitanya.
*co cweet:v

Izumi beranjak dan mengambil beberapa nasi serta lauk pauk meletakkannya di piring lalu menaruhnya di nampan, "Apa yang kau lakukan, Izumi?" Tanya Mikoto heran.

"Aku akan mengantarkan makanan ini kepada Sarada."

"Biar Ibu saja yang mengantarkan makanannya."

"Tidak usah Ibu, aku yg akan mengantarkan makanannya."

"Tapi..."

"Tidak apa, lagipula ada hal yang harus aku katakan pada keponakanku."

Setelah mengatakan itu, Izumi segera berjalan menuju tangga menuju kamar Sarada sang keponakan.
.
.
.
.
.

[REVISI] GO BACK IN TIME TO MEET YOU || BoruSaraOnde histórias criam vida. Descubra agora