23. Just tell me, if you wan't. 19+

205 42 41
                                    

Buat yg udah kasih Apresiasinya ke cerita ini, Terimakasih banyak❤
kadang sampe seneng sendiri kalau lagi bacain komentar, sukses terus buat kalian!

Dibaca pelan-pelan aja, santai.


23. Just tell me If you wan't 19+


"Kak,"Panggil Fania, Gadis itu memaksa masuk kamar Raka. Cowok itu sama sekali tak mau menoleh menatap matanya. Fania dibuat terdiam rasa bersalah itu hanyut di dalam dirinya.

Melihat Raka yang seperti ini, Mengapa sangat membuat hatinya terluka. Laki-laki itu sangat kecewa terhadap Fania, Apakah Harus Raka kembali membencinya seperti sepertu awal. Fania begitu di hadapkan pilihan yang berat, Dia sama sekali tak ingin Raka membencinya lagi.

"Buat apa lo temuin gue?"Kata Raka begitu dingin.

Sentak Fania merasa tertusuk melihat tatapan Raka, Laki-laki itu terlihat menyiratkan kemarahan yang tak biasa. Rasanya sangat sakit, Begitu sakit saat harus melihat Raka kembali berubah, Dimana Raka yang kemarin membuat jantungnya berdebar. Yang satu hari itu bersikap sangat tidak biasa kepadanya. Harus kembali ke sikap Aslinya ketika laki-laki itu tengah kecewa.

"Aku kelepasan bicara kak, Aku gak maksud mengungkit kesalahan kak Raka. Aku tau kak Raka udah berubah, Kak Raka udah gak sejahat Kak Raka yang dulu."Fania bergerak menyentuh Tangan Raka.

Wajah Raka terlihat gusar, Kedua bola mata itu mengunci netra miliknya,

"Buktiin kalau emang lo sayang sama gue."Nada Raka terdengar serius, Bola matanya menyiratkan keprustasian. Mata tajam itu menatap Fania dengan lamat.

Fania terdiam, Bertanya kepada hati kecilnya. Tatapan Raka tak mengijinkannya berpaling. Seakan menuntut Fania menjawab tanpa mau melepaskan.

Entah apa yang saat ini Fania rasakan. Ia hanya ingin Raka tahu, Fania sudah tidak lagi membencinya, Fania bahkan Sangat takut kehilangan Raka, Fania tak mampu berkata-kata, Gadis itu menunduk tak tahu harus dengan apa menjelaskan isi hatinya.

Raka menyunggingkan senyum. Ternyata Fania tidak mau menjawab apa maksudnya, Gadis itu sudah berhasil menciptakan luka yang Raka tak tahu mengapa semua bisa terjadi.

Raka marah kepada takdirnya, Prustasi, bingung, Kecewa, Mengapa gadis di depannya ini Adalah adiknya sendiri?
Mengapa disaat hatinya mulai mencintai Fania, Papahnya dengan keras melarang perasaannya.

Mengapa sebuah perasaan itu terlarang.

Raka menarik napas dalam, Menarik tubuh Fania lebih dekat kepadanya. Fania menahan Napas, saat Raka benar-benar mengunci pergerakannya. tubuh Fania terdorong mengenai tembok belakangnya, Raka mengurung Fania dengan kedua tangannya. Kembali menatap lekat Fania, "Fan, Sekarang lo jawab gue,"Raka berbisik nyaris membuat Fania meremang. "Sekarang, Lo nganggep gue sebates kakak, Atau Ayah dari anak kita?"

Fania terjerembab, Debaran jantungnya jatuh sering Raka yang mengunci matanya. Fania terbata sulit sekali menjelaskan "Kenapa kak Raka nanya kaya gitu?"Jelas Fania dibuat gugup.

"Jawab,"

"Kak,"Fania menolak keras, berusaha memberontak benteng pertahanannya. Fania tak bisa melihat Raka yang sangat prustasi itu, Dia meneteskan airmata di depan Raka. Hanya itu yang bisa mewakili hatinya sekarang.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang