25. Dinyatakan Sulit.

190 44 106
                                    

Dilorong rumah sakit dipenuhi jeritan suara Fania yang benar-benar merintih kesakitan. Orang-orang yang berada di lorong itu langsung menepi saat brankar yang membawa Fania di dorong beberapa dokter yang langsung bersiap menanganinya.

Genggaman tangan Raka sama sekali tak ijinkan terlepas dari tangannya. Jangan tanyakan bagaimana yang Raka rasakan, Laki-laki sampai keringat dingin saat Fania meremas jari-jarinya sangat kuat "Ssss Kak-Sa-kit-"Fania tak terkontrol, ia baru pertama kalinya merasakan kesakitan yang begitu hebat.

Rasanya tak bisa jelaskan seberapa sakitnya, bahkan jauh lebih sakit dari nyeri haid biasanya. Fania sampai tidak mengerti mengapa rasa itu tak mau hilang, Semakin menjalar seiring perutnya yang mengalami kontraksi.

debaran jantung Raka tak kalah hebat, dengan tangan gemetar meyakinkan Fania, Suaranya terdengar sangat pilu saat Fania akhirnya dimasukan ke dalam ruangan "Fan jangan takut, Raka janji buat jagain Fania, Nanti kamu jambak aja semua rambut Raka, asal Kamu gak ketakutan ya."

Arezka menatap itu, menatap seberapa Raka mencemaskan Fania rasanya benar-benar tak kuasa melihat anaknya yang sangat kesakitan. hati kecilnya tidak yakin Fania mampu berjuang, Arezka khawatir akan persalinan putrinya.

Di dalam ruangan, Fania sudah bersiap di tangani beberapa dokter. Namun dari hasil pemeriksaan, Dokter itu tidak yakin. Dia keluar sebentar menemui Arezka yang menunggu di luar ruangan. Sedangkan Raka terus berdiri disebelah Fania seraya terus menenangkan, padahal hati Raka tak kalah diselimuti rasa kalut yang tidak pernah ia rasakan seumur hidupnya. Dia bingung harus bagaimana, Melihat Fania kesakitan hebat dan terus memegangi perutnya.

Raka mengeram marah menarik satu dokter, "Jangan diem! Fania udah kesakitan, kenapa semua dokter belum ambil tindakan?!"

"Maaf, Tapi kita gak bisa sembarang ambil tindakan."Dokter itu dengan tegas melepaskan cengkraman Raka.

"Tapi Fania udah kesakitan, Kenapa lo semua masih diem hah?!! Ayo gerak, Goblok."Dengan gusar Raka menatap nyalang ahli medis di ruangan itu.

Ruangan itu dipenuhi amukan Raka yang sangat kalut, Laki-laki itu tersulut emosi dan perasaan sangat ketakutan, Dia tak bisa hanya diam melihat Fania hanya bisa meraung kesakitan. "Maaf, Tapi Pasien ini masih tengah mengalami yang namanya kontraksi."

Raka menjambak rambutnya sendiri, Menatap Fania dengan tatapan menyedihkan, "Fan, ayo bertahan."

Dokter itu memilih keluar untuk menyampaikan kepada Arezka yang sudah berdiri cemas di depan ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter itu memilih keluar untuk menyampaikan kepada Arezka yang sudah berdiri cemas di depan ruangan.
"Ini kabar buruk, di usia Putri bapak yang masih belasan tahun, Rahimnya terlalu rawan untuk menjalani persalinan normal pak. fisiknya terlalu lemah. Maaf kalau saya harus bertanya, Berapa usianya sekarang?"

"Dia baru menginjak 17 tahun dokter."Jawab Arezka dengan menunduk.

Dokter itu menatap cemas wajah Arezka "Gini pak, Ada kemungkinan Proses persalinan bisa terbantu lancar. Yang utama adalah fisik dari pasien, mengingat rahim Dari Fania lemah, Ditambah lagi usianya sangat dini untuk menahan semua konsekuensi melahirkan."Keterangan dari dokter itu harus disampaikan dengan berat hati.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang