Memories With You. (1)

207 28 4
                                    

Christopher Bahng atau yang kerap kali dikenal dengan nama Christ maupun Chan; adalah sesosok laki-laki bertubuh atletis dengan kecerdasan luar biasa.

Bagaimana tidak, pria itu berhasil menciptakan dan menjalankan sesuatu yang mana berefek baik pada perusahaan dimana ia bernaung. Saking cerdasnya, Christ saat ini tengah menjabat sebagai seorang Vice President (VP) berkat kepintaran dan keahliannya dalam mengelola perusahaan.

Aku mengenal Christ dari temanku, Sam. Sam tanpa sengaja membuatku berkenalan dengan Kakak sepupunya itu. Dari perkenalan itu aku bisa mengakrabkan diri pada lelaki berbeda delapan tahun dariku.

Entahlah, aku merasakan kenyamanan jika terus berada disisi Christ. Maka dari itu, kami terus menjaga hubungan dan saling menghubungi. Entah memberi kabar ataupun menanyakan beberapa hal mengenai hari yang telah kami lalui.

Salah satu contohnya, siang ini aku mendapat kabar kalau Christ telah selesai dengan urusan pekerjaannya, dan juga memberi kabar kalau pesawat yang ia naiki telah landing dengan selamat. Christ memintaku untuk datang menjemputnya, dan tentu saja aku tak bisa menolak permintaannya, sebab aku juga merindukan dirinya.

Dua minggu tak bertemu ditambah kesibukan masing-masing membuat kami tak bisa menyempatkan waktu untuk melakukan videocall, hanya bisa texting disaat senggang.

Selesai dengan mata kuliah siang ini, aku bergegas menuju parkiran mobil, hendak membawa mobilku menuju bandara demi menjemput Christ yang berkata jika ia tidak membawa atau menitipkan mobilnya disana.

Aku yang menyarankan dia untuk tidak menitipkan mobilnya selama dua minggu di kawasan bandara. Alasanku meminta ia melakukan itu ya karena aku ingin menjemputnya dan menjadi orang pertama yang menyambut kedatangannya setelah selesai dinas luar kota.

Sesampainya di bandara, mobilku segera kuparkirkan tak jauh dari lokasi kedatangan, dan setelah meraih tas jinjingku, aku menghampiri Christ yang ternyata tengah berjalan melewati pintu keluar.

Senyum lebarku terpancar, diikuti dengan langkah ringanku sengaja kubuat melangkah manja mendekati dirinya. Kedua tanganku kurentangkan lebar, mengisyaratkan jika aku ingin memeluk tubuh lelahnya.

Christ tak menolak, justru lelaki itu ikut menampakkan senyum serta merentangkan kedua tangannya.

Aku masuk ke dalam dekapannya yang kuridukan. Berulang kali puncak kepalaku diberi kecupan olehnya, lalu setelah puas melakukan itu semua, Christ meraih telapak tanganku untuk ia genggam. Satu tangan memegang tanganku dan satunya lagi sibuk menarik koper yang ia bawa.

"i miss you.."

Christ menoleh, melayangkan satu kecupan pada pelipisku, dan setelah itu tangannya tergerak mengurai rambutku yang hari ini dengan sengaja kugerai bebas, hanya menjepitkan jepitan kecil di sisi kanan supaya rambutku tidak menghalau pandanganku.

"mau pulang atau makan?"

Mataku langsung tertuju padanya disaat kami telah terduduk rapih di atas kursi masing-masing.

"makan yuk. perutku keroncongan banget.."

Kedua kalinya Christ mengusak kepalaku. Setelah memberi cubitan pelan pada pipi kananku, tangannya langsung tergerak menuju persneling mobil dan melajukan kendaraan ini menuju tempat yang ia tawarkan.

"baby.."

"hm?"

"menginap di rumahku, ya?"

Bibirku mengerucut bingung. "hari ini Mama ada di rumah, Kak.."

"aku bingung mau kaya gimana kalau ada Mama.."

Christ menghela nafasnya, lalu mengusap kepalaku pelan lagi.

"ya sudah, kalau gitu setelah makan, ikut aku pulang ke rumah sebentar, mau? nanti agak malaman baru aku antar pulang ke rumah kamu, gimana?"

"mau ngapain di rumah?"

"mau kangen-kangenan. udah lama kamu nggak temenin aku tidur."

"aku butuh charge energiku." lanjutnya dengan nada mendayu, supaya aku luluh menuruti permintaannya.

Disaat yang sama, aku terkikik geli mendengarnya berucap sembari memajukan bibir. Christ terlihat gemas di umur yang tidak lagi bisa disebut umur muda.

"setelah ini nggak ada kelas lagi, 'kan?" tanyanya yang kubalas anggukan.

"he'em, udah nggak ada. beruntung banget kamu, Christ!"

Christ tertawa lagi, tangannya yang menganggur langsung meraih tangan kananku di atas paha. Tangannya mengangkat genggaman kami, lalu mendekatkan bibirnya pada punggung tanganku.

"justru aku yang beruntung, sayang."



















































▪▪▪

Rules number one :
Aku tidak boleh menolak disaat Christ berkata ingin mengisi tenaganya.

▪▪▪

TBC
July 07th, 2022



























▪▪▪

hehe..

hallo~

aku lagi coba buat shortstory lagi nih.. castnya bangchan yaa

mau coba buat memb lain, sapa tau bisa munculin ide lagi buat lanjut book hyunjin yg lama dan udah ngestuck itu 🤧

𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮Where stories live. Discover now