33. Penantian berharga I'm not Papah!

310 22 90
                                    

HI! HAPPY NEXT CHAPTER!

GIMANA SETELAH KEMARIN RASANYA DI GANTUNG?

UDAH SIAP DIBIKIN BAPER?

TENANG AJA AKU GAK NINGGALIN🤍


33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

33. PENANTIAN BERHARGA I'M NOT PAPAH!

"Lo salah peluk orang."Suara berat terdengar tidak suka itu berhasil keluar dari mulut Raka. Ketidaksukaan itu berhasil mengurai adegan pelukan kencang di tepi jalan itu.

Mobil taksi biru itu seperti kereta kencana yang mengantarkan sang pangeran kepada putrinya. Berhenti tak jauh menurunkan seorang laki-laki dengan setelan jaketnya, hembusan angin menerpa wajah Raka menerbangkan beberapa helai rambut depannya yang mulai panjang.

Fania tersingkap menyadari mengapa suara Raka terdengar tidak suka. Suara itu rupanya bukan dari laki-laki yang tengah di peluknya itu. Dia melepaskan pelukan penuh kerinduan itu, Kedua pasang mata Fania tak berkedip melihat dua pahatan yang sama persis di depan matanya sekarang.

Tatapan yang sama itu, Berhasil membuat Fania mencerna untuk yang kesekian kali. Raka tengah memasang wajah bete dengan tatapan matanya yang selalu tajam. Dan Fania tahu sekarang, Laki-laki itu Rupanya Raka Asli yang sangat mudah Fania kenali wataknya. Fania meringis kepada laki-laki yang wajahnya persis seperti Raka itu. "Ma–af ka aku salah orang."

Reka hanya diam tanpa ekspresi, Membiarkan Fania bergerak meninggalkannya. Tangan Reka malah terulur mengangangkat tubuh kecil shira yang sedari tadi diam. Laki-laki itu tampaknya sudah sangat siap menjadi om muda, dalam hitungan detik Reka terlihat sangat memanjakan shira di dekapannya.

Reka merapalkan kata sambutan untuk yang pertama kalinya dengan semangat.

"Hai."senyum Reka nyaris tipis tak berbentuk.

Raka menatap itu, Menatap kembarannya yang pelit ekspresi kepada anaknya. Rasanya seperti marah tapi percuma, Reka memang seperti itu adanya. Kini Fania berada tepat di hadapannya, gadis yang lebih pendek dari Raka itu menatap dirinya dengan sorot mata yang pastinya mudah terbaca oleh Raka. Dia tampak penuh haru, matanya berkaca-kaca dengan bola mata yang mengerling kepada Raka. Raka itu tersenyum dalam keheningan yang masih tercipta dari keduanya, Ia sengaja tak buru-buru memeluk Fania membiarkan seberapa kuat gadis itu untuk tak memeluknya.

Dan, grep! "Kak—ja-ngan pergi lagi."

Fania langsung menghambur pelukannya. Gadis itu menenggelamkan wajahnya tepat pada dada Raka, Menghantarkan sengatan kuat yang langsung menjalar pada seluruh saraf buntu laki-laki itu.

Tanpa sadar tetesan airmata Raka keluar begitu saja mewakili perasaannya selama tiga tahun ini. Ketika tangan besar itu berbalik membekap tubuh Fania dengan kuatnya, Raka menempelkan dagunya tepat atas dikepala Fania ia memejamkan mata menikmati sakitnya sebuah rindu. Dada Fania merasakan sesak yang tak biasa. Perasaan bahagia langsung membuncah, Dia memeluk Raka lebih kuat seperti tak mengijinkan Raka untuk pergi lagi.

Sirah kasih Raka [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang