All of this silence

6.8K 632 92
                                    

‪"Bersikap seolah kau single, hum?"

Suara pelan milik wanita itu menyambutku ketika memasuki kamar.

Aku mengacuhkannya, memilih bersikap seolah aku tidak mendengarkan dan berjalan begitu saja melewatinya menuju kamar mandi dengan simpulan dasi yang sedang berusaha ku buka.

"Aku bebas, tidak ada orang yang menungguku di rumah—Kau tidak pernah mendengarnya?" Suara wanita itu kembali terdengar, mencemoohku dengan sengit.

Aku melirik padanya dari balik kaca kamar mandi dengan bosan.

"Apa maumu?" desisku.

Mata dalamnya menatapku fokus, sudut bibirnya mengeras dengan wajah yang berubah begitu marah.

"Helios Zarav!"

Aku menghela kesal. "Jangan besikap seolah kau keberatan dengan sikapku. Kau pernah tetap setuju untuk menikah denganku meski tahu aku sudah milik orang lain."

Aku membencinya, wanita itu sudah merenggut kebebasanku dengan menyetujui penikahan yang di'sarankan' oleh ayahnya karena ayahku memiliki hutang budi pada ayahnya.

Dia menghancurkan hubunganku dengan Aria, ikut campur dalam pekerjaanku, mengurungku dalam lingkungan sosial kelas atasnya, dan memaksaku hidup dengan cemoohan semua orang bahwa aku menikahinya hanya agar aku bisa naik ke posisi paling tinggi di perusahaan bernilai puluhan triliun rupiah, milik keluarganya.

Dia menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas berantakannya hidupku.

Aku membencinya.

Sirenna Arvino adalah wanita gila paling kejam yang akan selamanya ku benci.

Aku berjanji disepanjang kehidupanku, bahwa aku tidak akan pernah mau menerimanya... tidak akan mau mengakuinya, dan tidak akan mau repot-repot berdamai dengan pernikahan ini.

Aku akan hidup dengan terus membencinya.

"Haaa... sialan!" Aku keluar dari kamar mandi, membatalkan niatku untuk membersihkan diri.

Dia mengikutiku, membuatku menjadi berkali-kali tidak suka padanya saat kelakuan pemaksa mendesakku seperti ini.

Hampir menuju pintu, sebelum aku berhasil keluar dari kamar, dia menahan tanganku dan mencegatku.

"Oke, aku tidak akan membahasnya. Tapi Helios aku ingin membahas tentang perceraian kita, aku sudah menemukan pengacara kompeten yang akan mengurusnya. Kau hanya—"

"Perceraian?" Aku menatapnya benci, menarik tanganku dan mendorong bahunya ke dinding sebelah pintu dengan cepat.

Mengurung tubuhnya yang selalu menjadi pusat perhatian banyak pria itu, kesal.

"Aku tidak suka jika harus mengulang-ngulang kalimat yang sama untuk menyadarkanmu." Desisku, mendekatkan wajahku yang mengeras padanya, memberikannya peringatan.

"Aku membencimu, Sirenna. Sangat. Dan demi Tuhan karena alasan itu juga, aku tidak akan pernah menyeraikanmu." Kecamku tidak bisa diganggu gugat.

"Kau sudah terjebak denganku sejak kau menyetujui pernikahan bodoh ini. Kau akan tetap bersamaku selamanya, meski kau memohon untuk dibebaskan!"

Wajah wanita itu memerah tersinggung, sebelah tangannya menghentikan dorongan tubuhku yang memojokannya.

"Brengsek!"

Mata dalamnya menelisik penuh kebencian yang sama, napasnya memburuh di bawah wajahku... dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, menahan semua umpatan yang selalu ditahannya setiap kali aku mengingatkan betapa bencinya aku dengan pernikahan kami.

Meski begitu, pemandangan itu selalu membuatku terangsang, wajahnya yang seolah terjebak dalam kuasaku, dan tidak punya pilihan selain mendengarkan kehendakku adalah pemandangan yang paling aku sukai dari pernikahan kami.

Dia adalah milikku.

Dan aku akan terus membuatnya menderita karena sudah memaksakan diri menjadi milikku.

"Kau harusnya mendengarkanku, saat aku memohon padamu untuk menolak pernikahan ini, Na..."

Salah satu jariku berlarian menuju dagunya, mengangkat wajahnya untuk memastikan dia melihatku yang sedang tersenyum culas dengan pandangan seolah-olah dia adalah mainan yang tidak akan pernah bisa lepas dariku.

"Kau harusnya membujuk Ayahmu untuk membatalkan pernikahan ini."

Dia tidak menjawab. Ekspresinya yang keras kepala itu terlihat tanpa penyesalan, seakan jika diberi kesempatan kembali, dia akan melakukan hal yang sama.

Dia akan tetap menerima permintaan ayahnya untuk menikah denganku, dan menghancurkan hubunganku bersama wanita yang aku cintai.

Senyum luntur dari wajahku.

"Ngomong-ngomong, apa kau tidak penasaran kenapa kau tidak pernah hamil meski aku selalu mengeluarkan benihku di dalam rahimmu?"

Aku menekan pinggangnya ke arahku, menekan pusat gairah kami berdua, dan menghabiskan jarak yang sudah tidak ada di antara kami, lalu menumpuhkan dahiku di sisi wajahnya.

"Aku mengganti vitamin pagimu dengan pil Plan B." Bisikku picik, bisa merasakan napasnya tersendat, dengan tubuh yang berubah kaku.

"Aku tahu tradisi konyol keluargamu yang menginginkan pewaris baru di umur 27 tahun. Dan aku ingin keluargamu menyalahkanmu karena setelah 2 tahun pernikahan kita, kau belum juga mengandung."

Dia menoleh padaku tidak percaya, matanya berkaca-kaca dengan ekspresi yang berubah terluka.

Emosi yang dia tahan-tahan mulai membeludak.

"A-apa maksudmu..."

Aku tertawa pelan, melepaskan tubuhnya dari kungkunganku dan memberikan jarak yang lebar di antara kami.

Ingin membuatnya merasa ditinggalkan.

"Kau juga harus menderita Na." Ujarku dengan senyuman lebar, seakan bahagia melihat penderitaan di wajahnya. "Tidak adil jika hanya aku yang menderita dalam pernikahan ini."

Tubuhnya bergetar. Air matanya yang paling aku sukai itu berjatuhan hebat melewati pipinya. Dia kembali tidak menjawab, mungkin terlalu syok, hingga dia lebih memilih cepat-cepat berbalik dan meninggalkan kamar.

Sementara jantungku berubah kebas.

Aku benci ini.

Aku juga benci saat dia terlihat begitu kesakitan karena sikap kasarku.

Tapi ketidak berdayaan atas pernikahan ini membuatku frustasi, meski aku tahu bahwa Sirenna tidak sepenuhnya bersalah, tapi aku ingin dia selalu mengingat bahwa aku selamanya tidak akan memafkannya.

Aku tidak akan memafkannya karena sudah menjebakku dalam pernikahan ini.

Aku tidak akan memafkannya karena sudah jatuh cinta padaku, dan memilih pernikahan ini untuk mengikatku.

***
With love,
nambyull

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let's see how it EndWhere stories live. Discover now