EUNEIROPHRENIA

66 9 14
                                    

"HOS! OPER KE GUE, HOS!"

Riuh memenuhi lapangan bola di stadion utama kampus sore itu di hari Rabu. Dekan baru saja menyampaikan pesan rektor bahwa akan diadakan gelaran pekan olahraga antarkampus satu provinsi dari berbagai cabang untuk memperebutkan piala dari Menteri Olahraga. Rektor menginginkan klub sepak bola―yang telah Jungkook ikuti sedari tingkat pertama sampai kini ia menuju tahun ketiga―ikut serta untuk mewakili kampus.

Dipanggil khusus oleh empunya universitas untuk mengikuti turnamen tersebut, membuat satu klub antusias menambah jadwal latihan yang tadinya hanya seminggu sekali menjadi satu minggu tiga kali. Penetapan tim inti juga sudah dilakukan dengan cara yang paling demokratis―gunting, batu, kertas. Jungkook menjadi salah satunya.

Walaupun klub ini bersifat terbuka untuk seluruh mahasiswa, namun anggota aktif yang tersisa paling banyak berasal dari Fakultas Seni dan Fakultas Teknik. Sisanya mayoritas perpaduan dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Bahasa, juga MIPA.

Bagi Jungkook, selain dari mendapat keuntungan atas tubuhnya yang lebih banyak bergerak dan menjadi lebih fit dalam mengimbangi aktivitasnya yang lebih banyak berdiam di studio untuk melukis, memahat, atau membuat patung, keuntungan lainnya adalah ini.

"HOS! SINI, HOS!"

Berlatih kardio hanya dengan mendengar seseorang memanggil nama kakak tingkat yang sudah hampir dua tahun ini ditaksirnya.

Jung Hoseok.

Adalah mahasiswa satu tingkat di atasnya dari Jurusan Elektro. Kompleks gedung teknik memang cukup dekat dengan gedung seni, namun tetap saja kemungkinan mereka rutin bertemu seperti mahasiswa satu fakultas lainnya tidak besar. Maka jadwal berlatih bersama seperti inilah yang membuat Jungkook bersemangat.

Intensitas latihan yang ditambah menjadi satu minggu tiga sampai empat kali―untuk yang bisa datang di akhir pekan―ini benar-benar membuat Jungkook seperti remaja baru puber penuh antusias pergi ke sekolah hanya untuk memandang kakak kelas populer bermain basket.

Tanpa sadar, ia ingin segera menuntaskan kelasnya di studio di hari latihan. Teman sekelasnya, Taehyung, menggodanya karena terlalu gelisah menatap jam dinding sedang berada di kelas gambar anatomi. Jungkook tidak pernah memberinya jawaban sampai Taehyung―anak ini betul-betul pengamat yang baik―menyimpulkan Jungkook memiliki seseorang yang ditaksir di klub sepak bola yang sama dengannya.

Jungkook selalu bungkam jika ditanya siapa, tentu saja. Namun ternyata perilakunya sendiri yang mengkhianatinya. Mungkin pandangannya yang tak putus dari sang striker andalan klub itu di lapangan hijau, mungkin bagaimana ia sering melirik ke arah lain saat diajak bicara, atau kebiasaannya yang menoleh ke sumber suara saat ada yang memanggil, "Hos!" di seberang sana. Entah yang mana, yang pasti drama naksir-menaksirnya ini sudah ketahuan Taehyung dan jika Taehyung tahu, tentu saja Jimin―sahabat Taehyung sedari kecil yang kini mengambil Jurusan Sipil―tahu juga.

Kedua anak itu akan berakting seperti setan kecil dan Jungkook harus mati-matian tidak terpengaruh akan godaan mereka walau wajahnya merah merona. Misalnya saja saat Hoseok menenggak isotoniknya dengan tubuh penuh peluh dan jakun yang naik turun. Atau saat Hoseok memimpin rapat menggantikan Namjoon―teman seangkatannya yang juga berperan sebagai kapten―saat ia tidak bisa hadir. Atau saat Hoseok secara kasual menanyakan kabarnya, atau memeriksa lukanya saat ia terjerembab, atau memapahnya ke dalam taksi saat ia cedera saat latihan.

Kendatipun godaan dari Jimin dan Taehyung dilakukan saat Hoseok atau kakak tingkatnya yang lain tidak memperhatikan, tetap saja Jungkook kesal pada duo iblis kecil itu karena ia jadi semakin rikuh saat harus berhadapan dengan lelaki favoritnya kini. Jungkook jadi terlalu sadar dengan apa yang ia lakukan sehingga ia kini menjadi cenderung menjaga jarak dari sang Kakak Idola dibanding harus menanggung malu dengan kemungkinan tingkahnya yang tak terkendali.

EUNEIROPHRENIAWhere stories live. Discover now