#1.Awal Mula Kebencian

18 1 0
                                    


Selamat membaca:)


Seorang gadis kecil berusia 10 tahun tengah menangis dalam diam sambil menekuk kedua lututnya ditemani cahaya rembulan yang menembus celah gorden yang ada di dalam kamarnya. Gadis kecil itu tidak berani keluar karena mendengar pertengkaran hebat yang terjadi diluar kamarnya. Dia memang terbiasa mendengar pertengkaran seperti ini tapi gadis itu lebih memilih diam tanpa berani mencampuri urusan mereka dengan menangis di dalam kamarnya sampai pertengkaran itu mereda.

Gadis kecil bernama Leanore Alexander itu mematung kala mendengar bentakan dari ayahnya dan teriakan kesakitan dari bundanya. Ya, yang sedang bertengkar hebat itu adalah orang tua nya. Leanore beranjak dari duduknya, mengusap kasar air matanya, berjalan mendekati pintu kamarnya menjulurkan tangannya ragu untuk memegang knop pintu, tangan mungilnya gemetar saat sudah memegang knop pintu. Ia memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya, setelah pintu itu terbuka lebar, matanya melebar shok dengan apa yg dilihatnya, bundanya tergeletak tak berdaya dengan pisau yang tertancap di dada kirinya, gadis itu menutup mulutnya menatap sang ayah tak percaya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak menyangka ayahnya tega membunuh bundanya yang menyandang status sebagai istri dari ayahnya sendiri?. Leanore melihat ayahnya menatap kosong mayat bundanya.

Terlihat penyesalan serta amarah mendominasi Mike Alexander saat ini. Ya, itu adalah nama ayah Leonore, sedangkan bunda nya bernama Lilyana Giandra Alexander.

Mike hendak menyentuh mayat istrinya dengan tangannya yang bergetar, tapi terhenti saat mendengar lirihan dari arah sampingnya, ia menengok, ia mematung melihat putrinya yang tengah menatapnya tak percaya dengan mata berkaca-kaca, terlihat ada kekecewaan besar dimata putrinya.

"A-ayah,"lirihnya pelan dengan suara serak menahan tangis.

Ia meluruh saat membayangkan, putrinya akan membenci nya, putrinya tidak akan memaafkanya, ia tak tahu harus bagaimana menghadapi putrinya saat ini. Ia segera tersadar dari lamunannya saat ini yang terpenting adalah pergi dari sini, ia segera menyeret paksa lengan putrinya dan membawa nya keluar mansion, tak memperdulikan berontakan dan teriakan putrinya yang tidak ingin meninggalkan bunda nya.

Di dalam mobil terlihat seorang gadis berusia 10 tahun itu masih menangis tersedu-sedu, ia masih tidak bisa menerima kematian bundanya, ia tak ingin ikut bersama ayahnya, ia tak ingin meninggalkan bundanya, hingga tiba-tiba terbesit pikiran untuk kabur dari ayahnya. Lea menghapus kasar air matanya, tangan mungilnya mencoba untuk membuka pintu mobil yang sedang melaju. Lea mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka pintu mobil.

Mike tersentak kala melihat putrinya itu mencoba membuka pintu mobil.

"LEAA! APA YANG KAU LAKUKAN?! ITU BERBAHAYAA!"bentaknya kepada putrinya itu, tapi Lea tak mengindahkan bentakan ayahnya, ia terus mencoba untuk membuka pintu dengan tangan mungilnya itu hingga pintunya berhasil terbuka.

Mike menambah kecepatan laju mobilnya, ia berharap putrinya takut dan menghentikan tindakan gilanya itu, entah apa yang dipikirkan putrinya itu hingga nekat seperti ini.

Lea yang merasa ayahnya menambah kecepatan mobilnya, sedikit ragu untuk melompat keluar apalagi setelah ia melihat keluar, terlihat ada jurang dan hutan lebat, tapi ia segera mengenyahkan keraguannya itu. Lea berfikir jika ia tak selamat, setidaknya ia tak akan ikut dengan ayahnya yang kejam itu dan ia bisa bertemu dengan bundanya. Sebelum melompat Lea berbalik mengahadap ayahnya dan mengucapkan.

"Aku membencimu ayah, selamat tinggal."ucapnya kemudian berbalik dan melompat keluar dari mobil.

Mike menegang dengan pemandangan yang baru saja dilihatnya.

"TIDAKKK! LEAAA!"Mike berteriak memanggil putrinya dengan menjulurkan tangannya berharap ia dapat menangkap tubuh putrinya namun nihil ia kehilangan putrinya.

Mike memelankan laju mobilnya menepi untuk menghentikan mobilnya, tangannya bergetar, ia turun dengan tergesa-gesa, nafasnya tak beraturan, ia menghampiri tempat dimana putrinya terjatuh tadi, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi polisi tapi ia urungkan, ia berfikir jika ia memanggil polisi pasti akan diselidiki sampai ke akar permasalahannya. Mike melihat kebawah jurang, ia meluruh saat melihat betapa dalamnya jurang itu, ia terus menggumamkan kata maaf untuk putrinya, air matanya tak berhenti mengalir bak air sungai. Terlihat rasa bersalah dan penyesalan yang teramat besar dimatanya.

"Maafkan ayah sayang, ayah mencintaimu, ayah menyayangimu, maaf, maaf, maafkan ayah putriku"gumamnya dengan tangan yang masih bergetar. Kemudian beranjak dari duduknya menuju mobil, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, matanya menatap kosong kedepan. 'Ini semua salahku, setelah wanita yang kucintai merenggut nyawa karena aku, sekarang putriku pergi meninggalkanku menyusul ibunya dengan membawa kebencian terhadapku, oh God, kenapa jadi seperti ini' batinnya dengan wajah prustasi.

Did You Obsessed?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang